\=\=\=\=\=\=\=\= • next story • \=\=\=\=\=\=\=\=
Barra sudah dari setengah jam sebelum bel pulang sekolah berbunyi ia sudah berada di rooftop menunggu gadis incarannya.
"Woi bos ngapain disini, just Info boss Excel minta balapan nanti malam gimana bos" ucap Gabriel
"Menurut Lo gimana!"
"Gue sih terserah bos aja terima atau abaikan" sahut Gabriel
"Terima aja pantang pulang sebelum perang"
"Ya udah bos gue dan yang lain mau ke markas dulu"
"Hmmm"
Barra yang sudah bosan menunggu ketika ia berjalan menuruni tangga dari rooftop ia melihat sosok laki-laki yang memakai pakaian serba hitam dari gerak geriknya mencurigakan.
Barra mengikuti laki-laki itu betapa terkejutnya dia saat laki-laki memukul seseorang dengan balok kayu karena Barra ingin mengetahui siapa yang menjadi korban ia melempar batu ke sembarang arah benar saja laki-laki itu kabur hanya dengan pergerakan lempar batu.
Barra mendekati korban matanya langsung terbelalak kaget dan amarahnya memuncak.
"Sial, siapa yang berani nyentuh gadis gue harus mati" ucap Barra.
Setelahnya ia menelpon seseorang melalui ponselnya sebelum mengendong Arlleta meninggal perpustakaan.
\=\=\=\=\=\=\=\= • Keesokan harinya • \=\=\=\=\=\=\=\=
Di ruangan serba putih dan aroma obat-obatan yang menyengat membangunkan tidur seorang gadis berparas cantik.
"Eeettsss... Sakit sekali" gumamnya ketika baru sadarkan diri.
Ya gadis itu adalah Arlleta yang baru bangun dari pingsannya. Arlleta menajamkan matanya melihat sekeliling ternyata ia berada di salah satu ruang rawat inap di rumah sakit.
Arlleta mencoba mengingat sesuatu yang terjadi padanya sebelum tidak sadarkan diri.
Tak berapa lama seorang perawat masuk ke dalam ruangan rawat Arlleta.
"Nona Arlleta sudah sadar" ucap Perawat itu.
"Iya sus, sus saya mau tanya siapa yang membawa saya kesini sus"
"Temannya nona, dia baik dan terlihat sangat khawatir dengan keadaan nona"
"Siapa sus, apakah sus tahu siapa orangnya"
"Orangnya ganteng non, saya pikir dia kekasihnya nona dia sangat khawatir saat melihat nona tidak sadarkan diri"
"Terimakasih sus" ucap Arlleta.
Saat perawat pergi meninggalkan Arlleta seorang diri di ruang rawatnya Arlleta sempat memikirkan siapa kiranya yang telah menyelamatkan dirinya. Tapi itu tidak berlangsung lama saat pintu ruang inapnya terbuka nan menampilkan sosok sahabatnya yaitu Rosa dan Rania.
"Arlleta syukurlah kamu sudah sadar" ucap Rosa
"Kalian, terimakasih kalian sudah datang menjenguknya ku"
"Ya kami merasa khawatir atas berita yang kami dapatkan" ucap Rosa kembali
"Kalian tahu aku berada di sini dari siapa" ucap Arlleta
"Seseorang menelpon ku dan mengatakan jika kamu di rawat di rumah sakit ini" ucap Rosa kembali
"Misterius sekali orang yang menyelamatkan ku" ucap Arlleta
"Ya sudah jangan di pikirkan lebih baik sekarang kamu cepat pulih" ucap Rania.
Sementara di tempat lain lebih tepatnya di ruangan bawah tanah yang lembab dan kotor penuh dengan aroma yang tidak sedap.
Di salah satu ruangan itu ada seseorang yang di gantung dengan rantai yang mengikat di kedua kaki dan tangannya.
"Lepaskan aku" teriak pria itu.
"Hmmm melepaskan mu, tentu akan aku lepaskan setelah aku selesai bermain denganmu hahaha" ucap Barra
"Siapa kau aku tidak ada masalah denganmu"
"Oh ya, kau sudah menyentuh gadisku jadi kau masih tidak mengingatnya"
"Gadismu... Aku tidak mengenal gadismu"
"Sayang sekali.... Tapi kau telah membuatnya terluka kau memukulnya dengan balok ini bukan" Ucap Barra memegang balok kayu besar di tangannya.
"Maksud mu gadis di perpustakaan itu"
"Ya.. Kau sudah tahu apa akibatnya jika kau mengusik ku" Barra menyeringai
"Aku hanya di suruh bukan aku yang salah lepaskan aku"
"Sudah ku bilang akan ku lepaskan jika aku sudah puas bermain dengan mu"
"Tidak... Tidak lepaskan aku" Teriak pria itu ketika Barra mengayunkan balok kayu itu tepat di wajah pria itu.
"Ini baru permulaan, tenanglah ini sangat menyenangkan" senyum Barra.
Barra mengambil satu palu besar seperti palu milik Thor. Tanpa basa basi Barra mengayunkan palu itu tepat ke tempurung kaki kanan pria itu hingga suara teriakan keras pria itu mengaduh kesakitan.
"Hai tenanglah itu belum sepadan dengan apa yang kau lakukan pada gadisku" seringai Barra sungguh menakutkan.
Sekali lagi tanpa rasa ampun Barra mengayunkan palu besarnya pada kaki kiri pria itu tidak hanya itu Barra adalah manusia tanpa hati ia akan terus menyiksa korbannya tanpa ampun. Ia kembali melihat di atas meja ada beberapa barang kesayangan yang siap berlumuran darah.
Ya Barra mengambil samurai miliknya lalu membuka sarung dari samurai itu tanpa rasa gugup ia mengayunkan samurai itu kepada Pria itu. Samurai itu menyayat bagian depan pria itu dengan sekali tebasan.
Darah mengucur deras dari hasil sayatan samurai yang di ayunkan Barra pada pria itu. Lalu setelahnya Bara menebas tangan kanan dan tangan kiri pria itu hingga tidak ada tangan yang menggantung di rantai. Pria itu tersungkur menahan sakit dengan kaki sebagai tumpangannya walaupun sakit.
"Berani nyentuh milikku maka berani mati juga apakah kau paham" ucap Barra tegas
"Tapi aku hanya di suruh dan di kasih uang sebagai jasa ku"
"Aku tidak peduli akan kisah sedih mu itu saat ini kau harus mati di tangga ku karena telah mengusik kehidupan ku"
"Ampuni aku tuan,, ampuni aku"
Tentu saja Barra tidak perduli akan tangisan dan rengekan itu tanpa basa basi Barra membuang samurainya ke lantai dan kembali ke meja yang tepat berada di hadapannya. Barra mengambil katana miliknya lalu mengayunkan katana itu di bagian perut pria itu tanpa ampun hingga ia mengeluarkan batuk darah di mulutnya.
"Kalian masuklah berikan mayatnya pada Kenzie" ucap Barra.
"Baik tuan muda " ucap anak buah Barra.
Barra mengambil handuk untuk mengelap darah yang menempel pada bagian wajahnya. lalu ia membuang kemeja yang tadi ia kenakan ke tong sampah.
"Siapkan pakaian bersih ku aku akan berenang terlebih dahulu" ucap Barra pada interkom di ruang bawah tanah itu.
Barra pergi meninggalkan ruang bawah tanah itu ia keluar dan pergi ke atas mengunakan lift dan menuju kolam berenang tempat ia biasa berenang di rumah mewahnya itu.
Byurrrr...
Barra melompat ke kolam berenang dan berenang merilekskan tubuh dan ototnya setelah selesai melakukan hal yang paling menyenangkan untuk dirinya.
Sementara para sahabatnya kini hanya merendam kaki mereka di pinggiran kolam sambil melihat ke dalam kolam.
"Gila si bos ternyata sesayang itu dengan gadis bernama Arlleta itu" ucap Bastian
"Lo akan tahu bagaimana gilanya psikopat jika sudah jatuh cinta" ucap Gabriel.
"Lalu gimana dengan balapan nanti malam" tanya Leonardo
"Lo tahu sendiri bos nggak akan kalah apalagi jadi pengecut untuk melawan Excel" ucap Gabriel.
...****************...
...****************...
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
⧗⃟ᷢʷ🍾⃝ sᴀͩᴋᷞᴜͧʀᷡᴀͣ 🇮🇩🇵🇸
psikopat kl jatuh cinta nyamuk aja di bantai kl ada yg sakitin ceweknya 🤣😂
2025-02-05
0
Qaisaa Nazarudin
Harusnya tanya dulu siapa yg nyuruhnya,Walaupun aku tau itu pasti Kerjaannya Sandra..
2024-11-24
0
Qaisaa Nazarudin
Pasti nih cowok yg udah mukulin Leta tadi kan..mampos.loe..
2024-11-24
0