Penghuni Rumah Baruku

//////////

Malam itu di kota asalku. Aku tiba di kota masa kecilku, masa remajaku, dan masa aku dimana bersenang-senang dengan temanku.

Waktu sudah pukul 7 malam.

Rumah yang cukup mewah dihapanku. Berlantai dua dengan halaman yang cukup luas. Lampu taman memancarkan cahaya redup. Terdengar suara gemerjik air dari kolam ikan.

"Berlin, ini rumah kamu sayang." Ucap Paman Henry

Paman menyuruh orang untuk mengambil komperku, di rumah itu nantinya aku tidak sendirian. Karena ada bapak tua berusia sekitar 55 tahun yang tadi sedang mengambil koper dan seorang bibi gemuk berusia sekitar 50 tahun membuka pintu.

"Paman, sepertinya disini nyaman. Ada juga yang menemani Berlin selain tante Ayolla." Ucap Berlin dengan senang

Begitu aku masuk, aku masih memandangi ruang tamu yang cukup luas, dengan sofa berwarna abu-abu dan interior rumah ini cukup modern. Dibanding rumah dulu dengan nuansa klasik.

"Iya, itu tadi Pak Tom, lalu bibi Sum, mereka suami istri, berkerja dengan paman sudah lama. jadi kamu tidak perlu khawatir." Kata Henry

"Iya paman, terus kamar Berlin dimana paman??" Tanya Berlin sambil melihat ke arah lantai dua

Aku masih duduk di ruang tamu dan hanya memandangi yang ada di ruangan itu.

"Kamar kamu diatas dilantai 2, yang dibawah itu ada kamar Ayolla, kamar Pak Tom dan Bibi Sum lalu satu kamar tamu. Dan diatas 2 kamar, kamar kamu yang sebelah kanan tangga masuk, dan satunya kamar Key."

"Key,,??" Tanya Berlin

"Ayo kita ke ruang makan dulu." Ajak Henry

Paman Henry mengajak aku ke ruang makan dan dimeja makan itu ada yang duduk dengan sudut yang menawan, rambut yang keren, tangan yang terampil memotong daging panggang.

"Key, kita sudah datang." Ucap Henry

"Silahkan Paman." Suara Key datar

Laki-laki berusia sekitar 26 tahun, dengan tinggi badan kurang lebih 178 meter, dengan mata tajam memancarkan aura teduh dan dia hanya duduk tak beranjak dari tempat duduknya.

Sebenarnya ini rumahku atau rumah dia. Seolah menunjukkan, bahwa dia yang berkuasa dirumah ini.

"Berlin, duduk sayang. Mari kita makan dulu." Ajak Henry

"Iya, Paman" Ucap Berlin yang masih menatap ke arah Key

Tangannya begitu terampil, cara dia memakan daging itu sangat berkelas. Apakah dia pemilik rumah sebenarnya. Ntahlah aku masih bingung.

"Berlin, kita sudah selesai makan. Di ruangan ini om akan memperkenalkan kamu satu persatu." Ucap Henry

"Tante Ayolla dia akan membantu keseharianmu, lalu ini Pak Tom dan Bibi Sum yang menjaga rumah dan merawat rumah ini. Kalau kamu butuh sesuatu bisa panggil Ayolla atau Bibi Sum. Kemudian dia Key, orang yang akan menjaga keamanan dan melindungi kamu." Henry berkata dengan bijaksana

"Key Kenandeff,

senang bertemu dengan anda,

Nona Berlin Arora" Ucap Key kepada Berlin

"Iya, salam kenal." Jawab Berlin

.

.

.

Seketika ada rasa yang aneh. Key juga misterius, benar-benar aneh. Tapi kenapa hatiku, seolah kita dekat. Dan merasa pernah bertemu sebelumnya.

"Belin, aku antar kamu ke kamar. Sepertinya kamu sudah lelah" Ajak Key

"Baik," Ucap Berlin

Aku mengikuti dia berjalan, tapi dia sangat dingin dari awal aku datang tidak tampak senyuman dari wajahnya. Berbeda dengan Pak Tom dan Bibi Sum ketika menyambut kedatanganku. Tapi dia hanya duduk dimeja makan dan tidak beranjak dari kursinya.

"Ini kamar kamu, itu ruang ganti kamu sudah aku isi beberapa kebutuhan kamu, kalau tidak cocok besok kita beli lagi, dan ini kamar mandi kamu." Ucap Key

"Iya aku tahu" Berlin sambil melihat sekeliling

"Ingat!! Jangan lupa untuk tidak mengunci kamar. Aku tidak ingin mendobrak pintu kamar kamu nantinya." Tegas Key dengan menatap tajam

"Ini kamarku, kenapa kamu yang mengatur??" ucap Berlin dengan bingung

"Karena aku menjagamu 1x24 jam dan ingat kamu harus ganti baju di ruang ganti. Itu kamu bisa liat sendiri. Ada mata yang melihat kamu." Tegas Key

"Kamu!!! Bagaimana aku tidur, aku tidak suka kalau diawasin." Ucap Berlin dengan penuh kesal

"Aku hanya memperingatkan kamu, mata itu saat ini mati. Tapi kalau kamu macem-macem aku aktifkan. Ingat tidak boleh dikunci pintunya. Aku takut terjadi sesuatu. Itu jendela jangan dibuka walaupun pagi siang, tidak baik untuk kamu. Ini semua dilakukan untuk kamu."

Tegas Key

"Memang aku kenapa??" Berlin bingung

"Sudah istirahat dulu,, aku mau keluar." Ucap Key

.

.

.

Key meninggalkan kamarku. Tapi kenapa aku jadi penurut. Apakah aku akan seperti waktu di Inggris. Yang terkurung di dalam rumah.

🌻🌻🌻

Terima kasih sudah membaca cerita ini 🙏

Terpopuler

Comments

Radin Zakiyah Musbich

Radin Zakiyah Musbich

suka kak ❤️❤️❤️

jgn lupa mampir jg ke novelku dg judul:
"AMBIVALENSI LOVE"

kisah cinta beda agama,

ku tunggu like and coment nya ya 🐳🐳🐳

2020-10-06

0

wina dionji

wina dionji

kak mampir nalik ke chat story ku ya

2020-09-03

1

Nay⚘

Nay⚘

2 like kal

2020-08-23

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!