Dua hari berlalu, Bulan sudah menceritakan apa alasan pak Kusno memilih Diana. awalnya Suryanti begitu khawatir, akan tetapi Santoso percaya jika Diana bisa menaklukkan Prabu. jika benar Prabu memiliki sifat seperti itu maka Diana jawaban yang tepat.
"kapan keluarga mereka datang melamar Diana Yah? " tanya Suryanti.
Santoso menggeleng. "Ayah belum tahu Bu, Kusno belum memberi kabar. " jawab Santoso.
Suryati menarik nafas panjang, rasa khawatir dalam hatinya membuat wanita berumur 50 Tahun itu menjadi gelisah. Santoso bisa melihat dari gerak-gerik istrinya itu.
"jangan terlalu khawatir, Diana anak yang kuat. dia bahkan bisa membuat ku selalu kehabisan kata saat berbicara dengannya. " Bulan mengangguk setuju, ia juga sangat yakin itu.
"Ibu tidak tahu Yah, hanya perasaan Ibu tidak enak. walaupun Ibu tidak mengandung Diana, tapi Diana tetap buah hati Ibu yang Ibu rawat dengan cinta, sama seperti Bulan. " ucap Suryanti
Santoso sangat terharu mendengarnya, memang benar Suryanti tidak pernah membeda-bedakan Diana dan Bulan, bagi Suryanti keduanya sama. Dan itu membuat Santoso merasa bersyukur dan tidak menyesal menikah dengan Suryanti meskipun terkadang putrinya itu selalu berulah dan selalu membuatnya kesal. tapi sebenarnya Santoso sangat menyayangi Diana.
"Yah, Bu. Bulan ke kamar dulu ya, capek. " pamit Bulan yang langsung diangguki Santoso dan Suryanti.
Di tempat Lain Dian berkutat dengan pekerjaannya, hari Ini Diana mendapatkan sif pagi. tidak sesuai jadwal karena salah satu teman mereka sedang sakit.
"Di tolong di kasir ya, ada yang belanja tuh. " ucap Jesika
Kepala Diana menoleh kearah kasir, dan benar saja sedang berdiri sepasang suami-istri dengan seorang anak di gendongan si pria. Diana menghentikan kegiatannya lalu melayani pelanggan itu.
"hanya ini saja Mbak? " tanya Dina sopan.
Si wanita mengangguk dengan senyuman menawan.
"pasangan yang sempurna. " batin Diana.
Bagaimana tidak, si pria sangat tampan, memiliki perawakan tinggi dengan rahang tegas, hanya saja tatapannya sedikit dingin membuat Diana tidak suka .Berbeda dengan Si wanita begitu cantik parasnya dan sepertinya wanita yang lembut, terlihat dari caranya bertutur kata. belum lagi anak mereka, seorang laki-laki , sangat tampan persis ayahnya. bulu mata yang lentik, mata yang bulat dan warna mata hazel, ahhh Diana sangat gemas melihat nya.
"totalnya dua ratus tiga puluh dua ribu mbak. " ucap Diana setelah menghitung barang belanjaan ai pelanggan.
si wanita mengangguk lalu menyerahkan uang seratus ribu. Diana menerima lalu memberi kembalian dengan cepat. Setelah selesai Diana tidak lupa berterimakasih dan seperti biasa dengan yel-yel toko yang harus ia ucapkan.
"terimakasih mbak, jangan lupa datang kembali. " ucap Diana dengan senyum Termanisnya.
si wanita mengangguk lalu menyusul suaminya keluar. Diana terus saja memandangi pasang itu hingga sampai menghilang di baling pintu kaca transparan itu.
"Liatin apa sih, segitunya banget? tanya Jesika dengan alis berkerut. ia mengikuti arah pandang Diana sambil mencondongkan kepalanya sedikit meliuk-liuk.
" Gak ada, itu tadi pasang suami istri so sweet banget tau. gue jadi iri sama mereka. anda gue punya suami kek gitu, pasti bahagia banget dah gue. " ucap Diana dengan tengilnya.
"Duhhh, ngayal aja terooos." Jesika memutar bola matanya malas." dari pada lo ngayal kek gitu, mending kita makan seblak habis pulang kerja, kan kita gajian hari ini. "lanjut Jesika antusias. gadis satu ini memang sangat suka makan seblak, Diana bahkan sampai bosan karena hampir setiap minggu diajak makan itu.
" Yang laen kek Jes, gue bosen tau. " ucap Diana dengan wajah Masam.
"Gak usah di Tekuk gitu tu muka. Jelek bangat! Lo gak usah khawatir, kemarin gue lewat di ujung jalan sana, nah disana ada cafe baru buka, banyak varian menunya lo, termasuk seblak juga ada. " ucap Jesika sambil menunjuk kearah luar.
Senyum Diana bersinar secerah matahari yang selalu membakar kulit di siang hari.
"Kali gitu Hayok, gue gak nolak kalau bukan seblak. " ucap Diana senang. Jesika yang melihat itu langsung mendengus kesal, padahal seblak kan enak.
pukul 3 sore akhirnya pergantian Sif tiba. Diana dan Jesika sesudah bersiap untuk pulang. teman-teman yang menggantikan mereka pun sudah datang, Setelah mengganti baju keduanya pun bergegas meng absen diri mereka masing-masing. dengan perasaan senang keduanya keluar dari minimarket.
"Jes, lo duluan ya. Gue gak tahu jalanan. " ucap Diana saat mereka mengambil motor mereka di parkiran.
Jesika mengangguk, mereka pun berangkat dengan Jesika memandu di depan. Tidak butuh waktu lama, mereka akhirnya sampai di tempat yang di tuju. mereka berdua memarkirkan motor mereka di tempat yang sudah di sediakan pemilik cafe.
"Tempatnya lumayan asyik. " ucap Diana memberi penilaian untk cafe itu. keduanya memilih duduk di dekat jendela sebelah pintu masuk, menurut mereka tempat terbaik meraka hanya disana.
Jesika melihat sekeliling, mengangguk setuju atas penilaian yang di berikan Diana."Kita pesan sekarang? " tanya Jesika
Diana mengangguk. "hmmm, Boleh. " jawab Diana antusias.
"mbak kami mau pesan. " ucap Jesika sedikit berteriak.
Seorang pelayanan menghampiri Diana dan Jesika dengan buku menu di tangannya."Silakan di pilih menunya. "ucap Si pelayan ramah sambil menyerahkan buku menu.
Jesika mengangguk nia mengambil buku menu lalu memesan makanan yang dia suka. begitupun dengan Diana, ia memesan makanan kesukaannya yang ternyata di sediakan di cafe itu.
" ini saja ya mbak, kalau begitu mohon ditunggu sebentar. "ucap Si pelayan lalu diangguki langsung oleh Diana dan Jesika.
sambil menunggu pesanan mereka datang, keduanya mengobrol santai. hal yang tidak penting menjadi penting untuk di bahas untuk mengisi kekosongan sambil menunggu pesanan datang.
" Ehh, Di. itu bukannya pelanggan yang belajar di toko tadi kan? " tanya Jesika sambil mengarahkan pandangannya ke pada pasangan yang sedang duduk berdua sambil tertawa riang.
Diana mengikuti arah pandang keduanya lalu tersenyum. "Benar itu mereka, Pasang yang serasi ya. " Jesika mengangguk setuju.
"ehhh tapi anak mereka kok gak ada? " tanya jesika.
"mungkin diasuh babysitter nya. " ucap Diana.
Jesika mengangguk setuju. Obrolan mereka terhenti saat makanan pesanan mereka datang. Jesika sangat senang karena makanan favoritnya sudah datang, begitupun dengan Diana. Perutnya sudah meronta karena lapar sejak tadi. Tanpa mau menunggu lebih lama, keduanya langsung menyantap hidangan masing-masing.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Krisna dwi Effendy
gimana ceritanya thor, hbsnya total belanjaan 232 rb trs ngasih uangnya 100 rb malah msh dpt kembalian..???
2025-02-25
0