Diana pulang lebih sore hari ini karena tadi ia keluar dengan Jesika. perasaannya sedikit tenang karena makanan, semoga saja tidak ada yang merusak harinya saat ini.
Saat kakinya menapak di ruang tamu, terlihat Bulan, santoso dan juga Suryanti tengah duduk dengan wajah semua menampakkan keseriusan.
Diana awalnya tidak ingin berurusan dengan keluarga nya itu. Tapi pangggilan santoso membuat Diana berhenti melangkah.
"Di, Ibu dan ayah mau bicara sebentar. " ucap Santoso.
Diana menarik nafas pelan lalu berbalik, dengan terpaksa Diana ikut bergabung dan duduk di sebelah Bulan.
"kenapa Yah? Diana capek. "tanya Diana sambil mengeluh. tapi Diana memang sangat lelah.
santoso menarik nafas lalu membuangnya pelan." Ayah sudah dapat kabar dari Pak Kusno. Prabu sudah pulang, dan mereka akan segera kesini melamar kamu. " jelas Santoso menatap putrinya, menunggu reaksi apa yang akan ditunjukkan.
di luar dugaan Santoso, Diana malah berkata. "Tidak usah pakai lamaran Pak, langsung saja menikah. Diana tidak akan menolak. " ucap Diana pada akhirnya.
Bulan menatap Diana dengan dahi berkerut. "kamu tidak salah Diana? kamu temui dulu prianya, kenali dia dulu Di. kamu perlu mengenalnya. " ucap Bulan. ia khawatir dengan Diana dan itu tulus.
Diana menarik nafas dalam, menatap Bulan dengan sendu. "Untuk apa kak, toh juga pada akhirnya aku akan menikah juga. tidak penting bagaimana dia. yang terpenting keinginan Ayah dan Paman bisa terwujud. "
ucapan Diana bak pukulan bagi Santoso, pria tua itu menutup mata dengan tarikan nafas dalam.
Suryanti menggenggam tangan putri bungsunya. "maafkan Ibu Diana, maafkan Ibu. " ucap Suryanti dengan suara pilu. Sakit perasaannya mendengar ucapan Diana, ia lebih suka Diana yang membangkang.
"jangan menyalahkan diri Ibu, Mungkin sudah takdir Diana. "ucap Dia.
" Di, jika kamu tidak ingin, pergi saja. Kakak yang akan menggantikan mu. "ucap Bulan akhirnya.
Diana menatap Bulan, tersenyum sedih. " Tidak usah mengorbankan diri kakak untukku. aku lelah kak, sebesar apapun penolakanku pada akhirnya akan tetap berakhir di tampat yang sama."
Diana berdiri lalu pergi ke kamarnya, semua orang menatap sedih Diana. tapi apa boleh buat, permintaan Kusno tidak bisa alihkan. Entah apa maksud di balik semua ini.
"Yah, sebaiknya kita turuti kemauan Diana. tidak usah lamaran. segera nikahkan saja, semakin mengulur waktu, Diana akan semakin merasakan tersakiti. " ucap Bulan.
"Ya, ayah akan bicara dengan Kusno nanti."
*
Setalah Hari ini Santoso menghubungi Kusno, mengatakan apa yang sudah terjadi. beruntung Kusno mengerti dan mewujudkan keinginannya. Hari pernikahan diputuskan Dua minggu setelah hari ini. Diana masih tetap bekerja, hanya saja sekarang ini Diana lebih sering pulang terlambat, tidak pernah ikut sarapan dan juga sering mengunci diri di kamar.
Buan beberapa kali mencoba membujuk, tapi Diana hanya menjawab" Untuk terakhir kalinya kak, biarkan aku melakukan apa yang aku inginkan. "
Bulan semakin khawatir, tapi ia tidak bisa berbuat apapun. hanya membiarkan Adiknya melakukan apapun yang ia mau.
Hari yang di tunggu akhirnya tiba. Pernikahan Diana akan dilaksanakan di sebuah Gereja. Tidak banyak takut undangan, hanya beberapa krabat saja yang datang. semua itu permintaan Prabu.
Diana sudah siap dengan Gaun berwarna putih dipenuhi permata, wajahnya di make-up tipis tapi tetap memancarkan kecantikan. karena pada dasarnya Diana memang sudah cantik. memiliki mata berwarna coklat dengan bulu mata lentik membuat Diana cantik Natural.
"kau gugup? " tanya Bulan.
"Tidak, aku hanya lelah. " jawab Diana.
Bulan menghela nafas panjang. Melihat bagaimana wajah murung Diana membuat Bulan khawatir.
"Ayo Di, kita harus segera keluar. Mempelai pria sudah menunggu. " ucap Bulan yang di balas anggukan kecil Diana .
Bulan Dan Santoso mengapit Diana menuju pelaminan. Diana sejak tadi hanya menunduk tanpa mau melihat apa yang ada di depannya. Sampai di depan mempelai pria Diana masih menunduk.
"Nak, angkat kepalamu, tatap calon suamimu. " ucap Pendeta.
Diana menarik nafas panjang, lalu mengeluarkan nya perlahan. Pelan Diana mengangkat kepalanya sampai tatapan keduanya bertemu . Mata Diana membulat sempurna melihat pria yang kini berdiri di hadapannya.
Bukan karena terpesona akan ketampanan pria yang akan segera menjadi Suaminya. Tapi Diana terkejut karena pernah melihat Pria ini. Diana tidak salah, pria ini yang pernah berbelanja di minimarket tempatnya bekerja.
Jantung Diana berdetak kencang, kepalanya terasa sangat pening. Keringat Dingin mulai membasahi telapak tangan Diana. Diana menggeleng tidak percaya.
"Prabu Ananda Wijaya, silahkan anda mengucap JANJI PERNIKAHAN. "
pendeta akhirnya memulai ritual, dengan susah payah Diana menelan ludahnya sendiri. Prabu mengucap janji suci pernikahan dengan lancar dan lantang. saat giliran Diana, gadis itu gemetar. Beruntung ia bisa melakukannya tanpa kendala.
pada akhirnya mereka berdua sudah sah menjadi suami istri. sorak sorai para undangan bergemuruh di dalam ruangan menyuruh merekan untuk Berciuman tanda mereka sah menjadi suami istri. Diana semakin gugup, sementara Wajah Prabu tetap datar saja. Tanpa diaba Prabu lansung mencium bibir Dian dan mel*matnya sedikit. Mata Diana membola saat Prabu melakukan itu.
Akhir ciuman mereka menjadi tanda berakhirnya acara pernikahan ini. Kini Diana sudah sah menjadi istri dari Prabu Ananda Wijaya. Itu artinya Diana sudah sah menjadi Nyonya Wijaya.
Setelah acara pernikahan tidak ada resepsi yang diadakan, semua itu adalah permintaan Prabu. Jika di langgar maka Prabu tidak akan mau menikah dengan Diana.
"Terimakasih telah memberikan putrimu padaku Santoso." Kusno memeluk Santoso di luar Gerakan saat semua keluarga sudah pulang.
"Jaga putriku Kusno, jangan sakiti Dia. jadikan Dia putrimu juga. Bagaimana pun juga dia hadiah terkahir yang di berikan Adela untukku. " ucap Santoso dengan air mata sudah mengalir di pipi.
Kusno mengangguk. "Dia akan aku lindungi seperti putriku sendiri. " Janji Kusno.
Kini Santoso beralih pada Diana setelah pelukannya dan Kusno terlepas. "Maafkan Ayah Diana, Ayah belum bisa menjadi ayah yang baik untukmu. Semoga kau bahagia, Pulanglah jika kau tidak bisa bertahan. " pesan Santoso, memeluk Diana untuk pertama Kalinya dengan air mata tak bisa Santoso bandung.
Diana memejamkan matanya, merasakan pelukan hangat yang sejak lama sudah menghilang dari dirinya. Diana tidak menjawab ucapan ayahnya, setelah pelukannya berakhir Kini Diana berpamitan dengan Suryanti dan Bulan. Tidak ada yang tau isi hati Diana, tapi wajah Diana memancarkan kekhawatiran.
*
Sepasang pengantin baru masuk ke dalam mobil yang sudah di sediakan. Seluruh keluarga juga sudah siap untuk kembali ke rumah masing-masing.
Mobil melaju menuju kediaman Wijaya, di dalam mobil Diana dan Prabu tidak saling bicara. Diana menatap keluar jendela, sibuk dengan fikiran nya dan Prabu sibuk dengan ponselnya.
Wajah pria itu begitu senang saat berhadapan dengan benda pipih itu.Satu jam kemudian Mobil memasuki halaman rumah Wijaya. seorang pelayan sudah siap membuka pintu mobil.
Diana keluar dengan anggun begitupun dengan yang lainnya.Mata Diana menelusuri bangunan megah di depannya.
"Apa aku akan menjadi burung dalam sangkar. " Batin Diana.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments