Zafir, Zafira dan Zafran masih sibuk berlatih menyerang musuh menggunakan tangan dari Kak Usi. Juniornya Aqeela di K-Padepokan.
Aqeela hanya menatap ketiga anaknya dan santri-santri lain yang juga belajar karate di halaman masjid.
Yaa, sejak masjid sudah selesai pembangunan. semua aktifitas dipindahkan ke masjid. Sebagai pusat belajar.
Dan semenjak kejadian tragis yang melukai punggung dan bahunya, Aqeela belum diizinkan melatih karate kembali. Dan jadilah kini dirinya sebagai mandor saja. hii hii hii...
Bahkan untuk menggendong ketiga buah hatinya waktu bayi saja tidak bole terlalu lama. Karena akan berdampak pada lukanya minimal ada nyeri yang ditimbulkan.
Kebetulan santri yang ada di hadapannya ini rata-rata berusia 4-7 tahun. Dan si triple tergolong paling muda. Bisa dianggap pupuk bawang ( kata orang jawa hee hee hee.. ).
Tapi semakin ke sini kemampuan mereka terlihat paling menonjol. Tapi tetap saja mereka anak kecil. Terkadang masih harus terus mengingatkan kalo hilang konsentrasi.
Tau sendrilah berapa lama waktu yang dimiliki anak usia tiga tahun untuk fokus satu titik. Anak usia tiga tahun cenderung memiliki tingkat kebosanan yang lebih banyak. Tapi untungnya ketiganya menyukai karate, jadi tidak susah mengingatkan kepada ketiganya untuk fokus.
Suara Kak Usi menggelegar di sisi depan masjid. Sementara Kak Ryu ada di sisi kanan masjid dengan santri yang lebih dewasa. Julian termasuk salah satu santru yang ikut kelas karate Kak Ryu.
Aqeela beranjak dari posisi berdirinya. Ia berjalan ke sisi kanan masjid. Ia ingin melihat Ryu melatih santrinya.
Baru juga lima menit Aqeela berbincang dengan Ryu mengenai peningkatan hasil latihan para santri.
Seorang anak kecil berlari menghampirinya dengan terburu-buru.
"Ustadzah itu Zafir sama Zafran..." Anak itu tidak melanjutkan kalimatnya karena napasnya tersenggal-senggal.
"Ya udah, Ustadzah ke sana sekarang." Aqeela langsung berjalan cepat menuju depan masjid. Diikuti santri putra tadi di belakangnya.
Dari jarak 3 meter Aqeela sudah melihat anak-anaknya sedang berkelahi dengan dua bocah yang lebih besar. Kak Usi sibuk memisahkan perkelahian itu, tapi tetap saja Zafir dan Zafran tidak terima.
"Zafir.... Zafran.. Ada apa ini?" Seru Aqeela sambil memisahkan keempatnya.
Keempatnya dibawa ke serambi masjid. Dan Kak Usi tetap dipersilahkan melatih kembali.
"Ada apa ini? Zafir, Zafran, Wahyu, Dion?" Aqeela mengabsen santrinya satu per satu.
"Siapa yang mau menjelaskan?" Tanya Aqeela.
Zafir dan Zafran nampaknya masih menyimpan kemarahannya. Mata keduanya menatap tajam ke arah Wahyu dan Dion.
"Ayoo siapa yang akan cerita?" Tanya Aqeela lagi , ia masih sabar menunggu keemoat bocah itu bersuara.
" Ustadzah masih menunggu."
"Atau kalian mau di hukum membersihkan masjid ini selama liburan dua hari besok." Ancam Aqeela dengan suara lembut.
Zafir menarik napas panjang, ia nampaknya berpikir. "Kalau aku dihukum besok gak bisa liburan di rumah Oma dong." Gumamnya dalam hati.
"Dion, Ust. Dia nyolek-nyolek Zafira. Aku dan Zafran tidak suka." Ucap Zafir jelas.
Aqeela menatap Zafir dan Zafran kemudia beralih menatap Wahyu dan Dion.
"Wahyu, Dion benar apa yang dikatakan Zafir?" Tanya Aqeela tenang tanpa ada penekanan dari suaranya.
Kedua anak lelaki itu hanya menunduk, mereka terlalu takut untuk mengangkat wajahnya. Keduanya tahu bahwa yang di hadapan mereka adalah ibu dari Zafir dan zafran. Yang tadi memukulnya.
Tapi itu juga karena kesalahannya sendiri. Menggoda saudari kembar Zafir dan Zafran.
Keduanya sengaja menggoda Zafira, karena kelakuan lucu gadis cilik itu. Keduanya menoel dan mencolek pipi Zafira dengan Kasar.
Dan Zafir yang mengetahui langsung melayangkan bogemnya ke lengan Dion. Wahyu sempat membantu Dion.
Dan melihat Zafir kewalahan, Zafranpun turun tangan ia langsung menarik tangan Wahyu dan menghajarnya dengan tanpa ampun.
Teman-teman bahkan Zafira sudah melerai sejak awal tapi tetap saja mereka tidak peduli.
Kak Usi pun kuwalahan mengahadapi keempatnya. Sampai Aqeela datang.
"Wahyu, Dion coba jawab Ustadzah. Apa yang dikatakan Zafir tadi benar?" Aqeela masih saja dengan nada rendah mengulang pertanyaannya kepada dua santrinya itu.
Wahyu dan Dion mengangguk bersamaan.
Mereka mengiyakan perbuatan merekan.
"Sekarang katakan, kenapa Dion menggoda Zafira? Apa Zafira juga menganggu kalian?" Tanyq Aqeela ingin tahu motif kedua santrinya itu sampai nekat mentoel pipi anaknya.
"Kita gemes Ustadzah sama Zafira. Dia juga cantik pintar lagi. Kita cuma pengen deket saja sama Zafira." Kata Dion lirih. Takut Aqeela marah.
"Oohhh..."
"Kok cuma Ooh siih Ummaa... "
"Hussstt.. tunggu.." Aqeela memberi isyarata kepada duo kembarnya agar berhenti protes.
"Wahyu, Dion.. Ustadzah sih seneng aja kalian ingin berteman dengan Zafira. Tapi cara kalian salah. Karena menoel atau mencolek pipi Zafira malah akan menyakiti Zafira. Untung Zafira tadi tidak nangis. Kalo Zafira kesakitan terus nangis, gimana?" Aqeela mencoba mengajak kedua santrinya yang masih duduk di bangku TK B itu berpikir.
Apalagi kondisi kedua kembar lelakinya ini tidak terima jika saudarinya digoda siapapun. Mereka bertiga akan saling membantu satu dengan lainnya. Tak peduli siapa yang mereka hadapi.
Wahyu dan Dion semakin menunduk.
"Maafkan kami Ust... Kami janji gak akan godain Zafira lagi."
"Panggil Zafira ke sini ya Sayang." Pinta Aqeela kepada Zafir.
Zafir mengangguk sambil berlalu menemui Zafira yang sudah selesai latihan karate.
Zafir kembali sambil menggandeng Zafira. Keduanya duduk di samping Zafran.
Zafira nampak enggan menatap dua orang anak laki-laki di depannya itu.
"Sekarang katakan kepada Zafira, kalau kalian menyesal." Ucap Aqeela dengan lembut.
Dion dan Wahyu saling berpandang. Wajah keduanya nampak kemerahan menahan malunya kepada Zafira.
Namun keduanya anak laki-laki memberanikan diri menatap gadis imut yang diapit saudara kembarnya.
Dion mengulurkan tangannya, " Zafira, maafin aku yaa. Aku janji gak akan godain kamu lagi. Tapi, kita bole berteman yaa..."
Aqeela menatap putrinya itu dengan cemas. Ia ingin memastikan reaksi gadis ciliknya itu.
Zafira mengangkat kepalanga yang masih menunduk.
"Minta maafnya gak udah pake pegangan. Bukan muhrim. Dan aku mau kasi kamu hadiah, karena udah berani nyolek aku.."
Plaak...
Gadis cilik itu menampar Dion dengan kerasnya.
Dion mendadak kaget, auto memegang pipinya yang merah. Sakit. Ingin menangis tapi di tahan malu sama gadis di depannya itu.
Zafir dan Zafran yang melihat adegan itu menahan tawanya. Mereka bangga dengan saudarinya yang dengan entengnya membalas perbuatan Dion.
Dan Aqeela, menutup mulutnya yang melongo dengan telapak tangannya. Kaget bercampur surprise. Mengingatkan dirinya pada seseorang. ( Haa haa ha.. siapa lagi kalo bukan dirinya sendiri di masa lalu )
Kini Zafira beralih menatap Wahyu. Cowok imut itu sudah memegang pipi mulusnya bersiap jika nanti ditampar gadis imut itu.
"Fir, maaf yaa..." Kali ini Wahyu menatap Zafira dengan memelas.
"Udah di maafin, tapi dengan syarat minta maaf sama sodara-sodaraku. Dan..."
Buugggh..
Satu tinju pas mengenai hidung Wahyu.
💗💗💗💗💗💗💗💗
Sadis nee anak-anak....
Aqeela dilabrak gak tuuh sama mama papanya Dion dan Wahyu..
Author sampe pusing liat anak-anak ajaib si Babang Desta....
Sampe penasaran gedenya kayak apa yaa?
😅😅😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Ruby Talabiu
seru,aqu suka thor safira jadi watina berani juga hahahha
2021-02-21
1
(*) 😑 Oppa gabut😁😐😤
ngoah ha ha ha 😂😂😂
2021-01-13
1
Wulandari
duh. nih bener zafira berani kaya emaknya...
apalagi si tripple Z super jahil semuanya...
buah jatoh ga jauh dari pohonnya
2020-12-15
6