"Bagaimana Ma?" Tanya Zenita penuh dengan harapannya. Ia masih tidak ingin jika Devin membatalkan pernikahannya.
Namun sepertinya memang tidak ada harapan lagi sekarang.
"Sekarang sudah jam 1 lebih Zenita. Sudah pasti mereka tidak akan datang."
Deg!
Sudah pasti terasa sangat sakit hati ini. Zenita bahkan ingin menangis dan jadi langsung menangis sekarang.
"Lalu bagaimana Ma? Sekarang aku harus gimana?hiks..hiks." terisak kecil oleh tangisannya.
"Hapus air matamu Zen. Tak pantas kamu menangisi orang sepertinya.Kamu akan tetap menikah. Tenang saja sayang. Jangan menangis. Mama sudah memilih calon yang tepat untukmu."
Sama halnya dengan perasaan Mama Lisa sekarang. Ia merasa sangat sedih dan terpukul, namun ia harus tetap tegar didepan anaknya. Supaya Zenita pun juga ikut kuat dan tegar sekarang. Walaupun ia sangat tau Putrinya tidak mungkin mau menikah dengan supirnya sendiri nanti.
"Hah? Siapa Ma? Mama jangan ngaco. Aku gak mau nikah sama orang lain Ma. Aku maunya nikah sama Devin."
"Devin? Mana Devin? Dia bahkan tidak mau datang ke pernikahan ini. Sudahlah sayang. Kau harus tetap menikah hari ini. Hidupmu juga pasti akan baik-baik saja. Mama pastikan itu"
"Iya tapi sama siapa Ma? Zenita gak mau?"
"Dengan orang yang tepat. Dia juga sangat tampan tentunya. Tenang saja Zen." Mama Lisa sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Sepertinya ini memang jalan yang terbaik. Ia tidak punya pilihan lain. Yang penting Franz cukup baik baginya. Ia juga sudah sangat stress sekarang. Sementara mempersiapkan pernikahan ini mereka sudah menghabiskan ratusan juta.
Waktu sudah hampir setengah 2 siang. Mereka semua langsung bersiap-siap untuk melaksanakan akad pernikahan dan menuju ke gedung pernikahan itu.
"Alana. Bagaimana dengan pernikahanku?Kenapa jadi begini?" Zenita mulai berkaca-kaca lagi. Ia menunjukkan rasa sedihnya kepada Alana. Karena menurutnya ia adalah teman yang paling baik dan pengertian.
"Hari ini pasti akan menjadi hari terindahmu Zen. Kau pasti akan bahagia dengan seseorang yang akan kau nikahi nanti." Alana langsung memeluk Zenita dengan hangat. Apapun itu ia akan tetap mendukungnya.
Mempelai tidak datang. Ia yang harus ribet dan kesusahan menggunakan kursi roda juga di hari pernikahan. Namun berujung ditinggalkan. Hari ini benar-benar hari yang paling buruk baginya.
*
*
Franz juga sudah siap dan rapi. Ia begitu terlihat seperti mempelai pria impian sekarang.
Apa ada cara untuk kabur? Tapi tidak. Jasa mereka terlalu besar untuk aku sakiti. Aku juga tidak tega untuk melakukan hal ini.
"Astaga aku juga sangat malu dengan Nona. Bagaimana mungkin aku bisa menikahinya" Franz tampak mondar-mandir sejak tadi karena gelisah. Ia tidak tahu bagaimana caranya menghindari pernikahan ini.
Ini semua gara-gara wanita itu! Aku yakin sekali dia yang menyebabkan Nona kecelakaan. Jika ia tidak macam-macam dengan Nona ini pasti tidak akan terjadi. Liat saja! Aku pasti akan membalasmu.
"Franz. Pernikahan akan segera dimulai. Ayo kita turun kebawah." Tiba-tiba saja Tuan Indra menjemputnya ke kamar. Sepertinya ia juga setuju jika Franz yang akan menikahi putrinya hari ini.
"Tuan. Tapi saya.."
"Kita tidak punya waktu lagi Franz. Ayo cepatlah"
Astaga! Apa tidak ada waktu untukku berbicara sebentar saja.
Mau tidak mau Franz mengikuti langkah Tuan Indra yang segera menuju ke lift.
"Tuan. Tapi pernikahan bukanlah sebuah permainan. Tidak mungkin juga Nona mau menikah denganku kan?." Sudah berusaha sekeras mungkin Franz untuk menghindari pernikahan ini.
Namun sepertinya ia gagal lagi.
"Pernikahan memang bukanlah sebuah permainan Franz. Bermain-main atau tidak,itu semua ada ditanganmu." Puk.. Puk. Bahkan Indra sampai menepuk pundak Franz tadi. Terkesan semua ini adalah tanggung jawab yang ada dipundaknya. Dan pastinya ia yang akan memikul semua ini juga ke depannya.
Mereka sudah sampai di lantai gedung pernikahan itu. Pintu lift pun dengan cepat terbuka.Tentunya Ia harus segera menikah dan masuk ke gedung itu sekarang. Karena tamu undangan dan mempelai wanita pun sudah siap menunggunya disana.
Franz memang saat ini terlihat sangat tampan. Tidak seperti Franz yang sebelumnya. Badannya yang gagah dan tinggi berbidang membuatnya tampak berwibawa di pernikahan ini. Setelan jaz dan kemeja yang ia kenakan benar-benar pas dan cocok ditubuhnya.
Sudahlah ini bukan waktunya memuji Franz. Ia pun segera memasuki gedung pernikahan itu. Tentunya semua pandangan tertuju kepadanya. Karena ia terlihat begitu berbeda dan begitu tampan. Bahkan para tamu tak pernah menyangka bahwa ia adalah supir sekaligus penjaga sang Nona.
"Lihatlah. Calon suamimu saat ini juga sangat tampan Zen." Alana berbisik ke telinga mempelai wanita. Ia juga terkagum dengan ketampanan mempelai pria itu. Nemu pria itu di mana Tante Lisa? Pikirnya begitu.
"Franz???" Zenita tampak terkejut. Karena ternyata lelaki itu adalah Franz supir pribadinya.
"Apa kau gila?? Dia adalah supir ku!"
"Wah. Benarkah??" Terkejut juga Alana. "Pantas saja aku merasa tidak asing Zen. Tapi dia juga terlihat sangat tampan."
"Sudahlah. Yang penting kau juga harus merahasiakan semua ini Lan, kalau lelaki itu adalah supir ku. Aku tidak ingin semua orang tahu"
"Iya Zen. Tenang saja. Aku akan selalu bersamamu dan mendukungmu sepenuhnya"
Kedua pandangan sang mempelai pun kini bertemu. Bagi Zenita Franz memang terlihat berbeda sekali hari ini. Ia seperti pangeran yang akan menikahinya. Namun tentu saja perasaan senangnya itu telah sirna karena luka dihatinya yang begitu dalam hari ini. Zenita sendiri juga tahu Franz melakukan semua ini pasti karena sebuah keterpaksaan.
Akhirnya merekapun sudah sah menikah.
Berbagai macam pertanyaan sebenarnya dipertanyakan oleh saudara-saudara keluarga Zenita tentang pernikahan ini. Namun mereka tetap menjalankan pesta dan merayakan pesta pernikahan ini semeriah mungkin.
Liora memang datang ke pernikahan ini. Namun ia memilih untuk datang belakangan dan memilih pergi kembali setelah memastikan bahwa mempelai pria itu bukanlah Devin.
Akhirnya rencanaku berhasil. Aku yakin sekali keluarga Devin adalah keluarga yang terlalu sempurna. Tidak mungkin Tante Nova membiarkan putranya untuk menikah dengan Zenita yang sudah cacat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Sagita Chn
Terimakasih kakak telah mampir, tapi kondisi Zeline yang lumpuh sementara mengakibatkan restu mama Devin hilang. Tentu saja pernikahan yang tinggal 2 hari lagi harus terus dilangsungkan karena kemauan Devin,tapi sang ibu dan takdir berkehendak lain untuk tetap memiskinkan mereka./Cry/
Semoga terhibur, makasih telah mampir kakak/Rose//Kiss/
2025-03-04
0
martina melati
permisi thor... sepertiny kondisi br mengalami kecelakaan lalin tdk mungkin diadakan acara pernikahan. mengapa tdk memilih menundany bbrp hr ato minggu.
2025-03-04
1
Deasy Dahlan
Tunggu aja... Zenita akan sembuh total dan Zenita akan membalas semua perlakuan keluarga Devin...
2024-10-29
0