"Kalian membuat semua orang menunggu cukup lama." Wanita berambut pink itu berkata dengan dengan suara yang anggun, setiap langkahnya seolah dibuat untuk menggoda semua laki-laki.
Baik laki-laki dari kelompok Yukihana maupun kelompok Wanita itu, semuanya terpana dan tidak bisa melepaskan pandangan mereka, hanya setelah Lena terbatuk dengan sengaja, barulah mereka memalingkan pandangan mereka.
Wanita itu mendekati Lena dan mulai mengobrol.
Lena dan Wanita berambut pink akan mengobrol dengan bisik-bisik di sini.
"Pelankan suaramu! mari bicara sedikit lebih jauh dari sini." Lena menarik Wanita berambut pink itu dan berjalan beberapa langkah.
Wanita berambut pink itu mengikuti apa yang Lena katakan.
"Kenapa kalian lama sekali? janjinya adalah tiga hari tapi kalian membutuhkan waktu 16 hari." Wanita berambut pink itu bertanya dengan sedikit bingung dan penasaran.
"Lihat anak berambut putih itu?" Lena melihat ke arah Ley dan tersenyum sambil melambaikan tangannya.
Wanita berambut pink itu mengikuti pandangan Lena dan melihat Ley dengan bingung. "Kenapa dengan anak itu? dia imut dan tampan."
"Yah, itu memang benar... tunggu dulu, ini bukan tentang itu." Lena memijat dahinya.
"Anak itu tinggal di kedalaman hutan kematian sendirian." Lena bergerak semakin dekat dengan Wanita berambut pink itu, keduanya kini berdiri saling menempel.
Terkejut. Wanita berambut pink itu mengerutkan dahinya. "Apakah kamu benar-benar mengatakan kalau anak sekecil itu tinggal di hutan yang hanya terdapat makhluk kuat?"
Lena mengangguk dan menghela nafas. "Memang, awalnya aku mengira dia adalah seorang putra dari Klan besar yang sedang menjalani pelatihan, tapi kemudian aku sadar akan satu hal."
Melirik ke arah Ley sebelum melanjutkan perkataannya. "Bahkan seseorang dari Klan besar pun tidak akan dikirim kehutan kematian untuk pelatihan, bahkan yang disebut seorang jenius pun tidak akan memiliki keberanian untuk menginjakan kaki mereka disekitar hutan ini."
Ada sedikit rasa jijik di dalam suara Lena saat dia terus bicara. "Lupakan masuk ke bagian terdalam hutan, bahkan dibagian terluar hutan saja mereka akan gemetar, mereka hanya bocah yang diberikan gelar jenius, bukan monster yang memiliki kemampuan untuk bertarung dalam pertarungan hidup dan mati."
Wanita berambut pink itu tersenyum kecil dan terkekeh sambil menutup mulutnya dengan punggung tangannya. "Kamu tahu kalau itu bukan rahasia lagi, apa yang disebut jenius itu benar-benar hanya anak-anak manja. Tapi soal pertarungan hidup dan mati, apakah kamu mengatakan kalau anak itu mengalami pertarungan hidup dan mati?"
Lena mengangguk dan membusungkan dadanya yang sudah besar dengan bangga, dadanya bergoyang, benar-benar elastis. "Tentu saja, saat pertama kali kami menemukannya, dia tidur diatas mayat Beruang Merah, dia bisa mengalahkan Beruang Merah dalam pertarungan satu lawan satu."
Wanita berambut pink itu menutup mulutnya dengan kaget. "Ini... bukankah ini terlalu berlebihan? meskipun aku tahu kamu tidak akan berbohong, tapi melawan Beruang Merah sendirian itu... terdengar mustahil, dan ada apa dengan kebanggaan itu? dialah yang mengalahkan Beruang itu, bukan kamu."
Lena mendengus. "Aku tahu itu, ayo pergi dan temui dia."
Keduanya kemudian berjalan mendekat, Kadang-kadang wanita berambut pink itu akan menatap ke arah Ley dengan tatapan bingung, kaget, kasihan dan banyak lagi.
'Apa yang salah dariku?' Ley berpikir dengan bingung.
Kemudian Yuri menariknya dan menatapnya dengan tatapan serius. "Kamu harus menjauh dari wanita itu! dia jahat, dia akan memakanmu."
Yuri mengatakan itu, itu sepertinya terdengar seperti perintah daripada peringatan bagi Ley, tapi Ley adalah adik yang baik (Sejak dia secara paksa dijadikan bagian dari keluarga Yukihana), Jadi dia mengangguk.
Wanita berambut pink itu menyerobot dan memangku Ley ke pelukannya.
"Ah, hal manis ini benar-benar mengalami hari yang berat, tidak apa-apa sekarang."
Dia mulai menciumi pipi dan dahi Ley dengan semangat. Wajah Ley sedikit tertekan dan kebingungan.
'Apakah dia akan benar-benar memakanku?' Saat kekhawatirannya memuncak, Yuri menarik Ley dan mendekapnya, dia memberikan wanita itu tatapan sengit.
"Ara~ apakah ada yang jatuh cinta?" Wanita itu memandang Yuri dengan seringai menggoda.
"Hmph, menjauhlah dari Ley-chan ku, rubah jahat!" Yuri menggeram seperti kucing yang ekornya diinjak.
"Itu tidak baik, gadis muda harus menahan amarahnya agar tidak cepat tua." Wanita berambut pink itu tertawa kecil dan menutup mulutnya dengan punggung tangannya.
"Ok Yae, berhenti menggoda Yuri." Lena memukul kepala wanita berambut pink itu dengan pelan.
"Namanya adalah Kyou Yae, dia adalah Gadis Kuil dari Kuil Agung Ekor Sembilan."
Wanita berambut pink yang namanya Kyou Yae menundukkan tubuhnya sedikit.
"Dan ini." Lena mengambil Ley ke pelukannya. "Sebut saja dia sekarang putraku, Yukihana Ley." Lena memperkenalkan Ley kepada Yae Yae, tetap saja Ley sedikit merasa aneh tentang semua ini.
Setelah itu, mereka masuk ke pesawat, bagian dalamnya sangat luas, pesawat ini menggunakan Mana Core sebagai energinya, tidak perlu landasan pacu untuk terbang karena pesawat ini langsung melayang, pesawat juga dilengkapi dengan Rune gravitasi, Rune pertahanan, Rune deteksi dan Rune penyerangan.
Ley mau tidak mau terus melihat keluar jendela saat pesawat terbang, ternyata hutan kematian itu berada jauh dari peradaban manusia, ini ditengah-tengah laut, ukurannya juga sangat besar, anggap saja dua kali luasnya gurun Sahara.
Ley benar-benar terlihat seperti anak kecil sejati saat ini, meskipun mungkin di kehidupan sebelumnya dia melihat banyak hal (lewat layar), tapi dia lupa sebagian besar ingatannya, hanya yang menurutnya penting yang dia ingat.
Lena yang melihat Ley seperti ini menghela nafas sedih, Yuri bahkan memiliki matanya merah hampir menangis, Ley tidak memperhatikannya dan terus melihat keluar jendela. Ternyata di sekeliling hutan itu terdapat Barrier raksasa agar monster didalamnya atau monster yang ada di lautnya tidak keluar.
Penjaga dari Klan Yukihana dan penjaga Yae saling berbisik-bisik, mereka berbisik seperti, "Apakah anak itu belum pernah melihat dunia?" Atau, "Anak itu terlihat menyedihkan." Ada juga yang, "Bukankah anak itu sedikit... terlihat malang?"
Yae bergerak mendekati Lena dan berbisik. "Apakah dia memang lahir dan hidup selama 5 tahun dihutan itu?"
Lena mengangguk ringan dan membalas. "Benar, saat aku menemukannya, dia baru saja membunuh Beruang Merah, dia tidur di mayat Beruang Merah itu." Melihat Ley yang saat ini sedang fokus melihat dunia luar lewat jendela pesawat, Lena hanya bisa menghela nafas sedih.
"Dimana kedua orang tuanya? tidak mungkin dia muncul begitu saja kan?" Yae Yae bertanya tapi Lena hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Dia bahkan tidak tahu apa itu orang tua, dia mengatakan kalau nama Ley adalah pemberian dirinya sendiri. Sepertinya Ley kehilangan ingatannya, tapi memang tidak ada tanda-tanda manusia lain di seluruh hutan kecuali dia."
Yae mengambil sebuah kesimpulan mendengar apa yang Lena katakan. "Dengan kata lain, dia dibuang?" Lena mengangguk dengan sedih.
"Ley-chan, duduk di sini!" Yuri menepuk tempat kosong disampingnya untuk Ley duduk, Ley mengangguk dan duduk di samping Yuri, Yuri memegang tangan Ley dengan erat.
"Ngomong-ngomong, kamu itu 5 tahun kan?" Ley mengangguk.
"Apakah kamu ingat bulan berapa kamu dilahirkan." Ley berpikir dalam-dalam, mencoba mengingat kehidupan sebelumnya.
"Kalau tidak salah, tanggal 15 bulan kedua." Yuri kemudian mengangguk, Lena mengacungkan jempolnya kepada putrinya.
Ley memiringkan kepalanya dengan bingung sebelum ekspresinya menegang karena Yae mengangkat dan memindahkan Ley ke pangkuannya.
"Kamu sangat imut, bisakah aku yang merawatnya?"
"TIDAK!!!" Lena dan Yuri menjawab serentak. "Ley-chan adalah putraku sekarang." "Ley-chan adalah adikku." keduanya berkata pada saat yang bersamaan, ada tatapan sengit saat mereka berdua menatap Yae.
"Cari milikmu sendiri!" Bahkan Lena mendesis seperti kucing yang ekornya terinjak.
"Kalau begitu, Ley akan menjadi putra... tidak, adik lebih baik, maka Ley-chan akan menjadi adikku juga."
Pernyataan Yae membuat Lena dan Yuri sedikit kesal, tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan, begitu saja semua orang sampai ke Tokyo, lebih tepatnya tempat dimana Klan Yukihana berada, pesawat mendarat di lapangan terbuka yang tidak terlalu jauh dari Klan Yukihana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Fendi Kurnia Anggara
up up
2024-06-25
0