SALAM KENAL

...Kemudian motor itu melaju dengan kencang seperti biasa yang di bawa oleh si Daris....

“Ish si Daris ini, ga sopan bener lah. Mana sudah jadi teman sebangku lagi, keterlaluan memang!” ujar Livia dengan kesal.

...Setelah masuk kelas, Livia duduk di bangkunya dengan kesal dan menyadari bahwa si Daris pembalap belum sampai di kelas....

...Kemungkinan ia masih memarkirkan motornya di tempat parkiran....

...Selang beberapa menit sebelum bel, Daris baru masuk dengan gayanya yang santai dan dingin. Lalu menaruh tas dan duduk dengan Livia menunggu bel....

...Livia pun berpikir untuk mencoba berteman dengannya....

...Ia sudah mempersiapkan diri untuk berkenalan dengannya hanya saja Daris terlalu cuek sehingga gadis itu tidak berani untuk berbicara duluan....

...Gadis itu masih terlalu gugup untuk berbicara dengannya sampai bel pun sudah berbunyi....

...Suasana menjadi canggung seperti biasa dan tidak tahu mau berbuat apa....

...Pelajaran dimulai seperti biasa dan keduanya hanya saling berdiam diri....

“Duh mau bagaimana ya ngomongnya? Mau bilang hai Daris? Begitu? Itu sok asyik namanya, aduh!” pikir Livia di benaknya sambil melirik Daris.

“Tidak tahu deh, pasrah saja,” ucapnya dalam hati sambil menggelengkan kepalanya.

...Pelajaran di mulai seperti biasa dan keduanya saling berdiam-diaman....

...Sampai ada satu ketika, Daris salah menulis di bukunya dan menoleh sana-sini untuk mencari penghapus....

“Pinjam penghapus,” ujar Daris dengan ekspresi datarnya.

...Seketika Livia kaget melihat Daris memulai pembicaraan dan dengan senang hati gadis itu meminjamkan penghapusnya....

“Nah, ambil,” ujarnya sembari memberinya penghapus dengan wajah datar juga.

...Anehnya, Livia sangat senang karena Daris meminjam sesuatu darinya, tetapi tampang ekspresi yang dikeluarkan sangat datar dan tidak kalah dengan Daris....

...Malah Livia memiliki tampang wajah yang lebih jutek lagi dan sorot mata yang menyebalkan....

...Beberapa kali Daris meminjam sesuatu dari Livia lalu gadis itu mengangguk dan sebenarnya dalam hatinya sangat senang dan ingin mengajaknya berbicara tetapi wajahnya berkata sebaliknya....

“Nih muka cewek ini kok ngeselin kali sih, jelek banget sorot matanya mana sipit lagi,” ucap Daris dalam hati sambil melihat sinis wajah Livia sembari Livia tidak memerhatikan Daris.

“Nama cewek ni siapa pun ga tau. Kalau bisa, pengen cepet-cepet menjauh dari cewek ini. Mengganggu saja,” ucapnya lagi dalam hati sambil menatapi bukunya.

...Tiba-tiba, Livia yang sudah mengumpulkan keberaniannya akhirnya berani berkenalan....

“Hai Daris, salam kenal,” ungkap gadis itu dengan senyum manisnya sambil menatap Daris dan memiringkan kepalanya.

...Matanya yang kecil dan lucu seperti bentuk buah cherry dan pipinya yang tembem seperti adonan memberikan senyum meluluh hati kepada Daris....

...Daris terpesona sebentar. Baru kali ini ada seorang perempuan memberikannya senyuman tulus kepadanya disertai dengan wajah yang imut dan tembem....

“Manisnya ...” pikir Daris dalam benaknya sambil melihat wajah Livia.

...Tanpa ia sadari, lelaki itu mematung melihat Livia dalam sekejap dan sadar kembali....

...Lalu Daris pun menatap bukunya kembali dengan ekspresi datar dan berkata,...

“Hi."

...Livia merasa senang dan mengambil kesempatan ini untuk mengajaknya berbicara seputar diri mereka di awal kenalan....

“Kamu tinggal dimana? aku sering lihat kamu lewat lho sambil bawa motor,” ujar Livia lagi dengan suara lembutnya dan tidak berhenti untuk menatapnya.

...Daris dengan cueknya dan tidak menatap Livia sedikit pun berkata,...

“Di Kampung IV."

“Oh begitu ya,” ujar gadis itu untuk sekadar basa-basi.

...Ia sudah tahu betul semua datanya dari gosip teman dan juga pernah membaca datanya di kantor guru....

...Tapi semua itu dilakukan untuk bisa berkenalan dan akrab dengannya....

...Livia pun menyadari topiknya sudah habis dan terputus dengan Daris. Tidak ada timbul reaksi dan kesan dari laki-laki cuek itu....

...Tampaknya usaha gadis itu sia-sia dan hanya bisa diam kembali mendengarkan guru menerangkan....

...Ada kalanya Daris meminjam kembali barang Livia tetapi Livia sudah acuh tak acuh....

...Tak lama kemudian, guru mata pelajaran lain meninggalkan kelas mereka sebentar dan suasana kelas ribut kembali seperti habis merdeka tetapi keduanya diam saja....

...Adapun Livia menatapi lelaki cuek itu dan kembali mencoba berinteraksi dengannya dan bertanya dengannya lagi yang bersifat iseng untuk bisa akrab dengannya....

“Daris oh Daris,” ujar Livia.

“Hm,” jawabnya dengan cuek dan tidak ada kontak mata sekalipun.

“Daris tiap hari lewat gang belakang sekolah ada nampak aku ga?” tanya Livia dengan rasa penasaran.

“Ga,” ujar Daris dengan singkat.

“Oh begitu ya ... ahahaha,” ujar gadis itu dengan tertawa canggung karena semua topiknya langsung diputuskan oleh Daris.

...Lalu Livia diam sebentar melihatnya dengan sinis....

“Ini orang amit-amit banget sih cueknya ngeselin banget,” ucap gadis itu dalam hati melihat tingkah lakunya.

“Jadi yang tiap hari lu klakson dari belakang? Lu ga sadar kah itu ku?” tanya Livia lagi dengan kesal.

“Ga,” jawab Daris lagi dengan cueknya yang sudah terkenal di kelas mereka.

“ISH, AMIT-AMIT BENER ORANG KAYAK GINI. NYESEL AKU AJAK BICARA, DASAR GUNUNG ES!” ucap gadis itu dalam hati sambil marah.

...Semenjak itu, Livia tidak lagi menyebut nama lelaki itu lagi jika sedang berpikir tentang dirinya. Ia hanya akan menyebutnya dengan gunung es dan mencaci maki lelaki itu dalam diam....

...Kemudian Livia pun sudah menyerah karena kesal dan tidak mau lagi untuk ajak laki-laki cuek itu untuk berbicara....

...Tetapi Daris bersifat sebaliknya....

“Yes! Untung dia ga ajak aku bicara lagi. Dari tadi ngomel saja kerjaannya” ucap Daris dalam hati dengan gembira karena ia merasa damai sekarang.

...Ternyata Daris tidak suka di ajak bicara terutama perempuan....

...Daris dari awal masuk SMA saja sudah ditempatkan untuk duduk dengan perempuan bernama Sinta tetapi untungnya perempuan itu sangat diam dan Daris merasa sangat tenang dan aman....

...Ia risih dan tidak suka dengan perempuan serta keramaian....

...Maka itu, Daris sangat berharap dirinya tidak di ajak untuk berbicara dan takut untuk berinteraksi dengan perempuan....

...Livia pun hanya memalingkan wajah dari Daris dan mengajak berbicara dengan teman yang dibelakangnya saja....

...Lalu suatu ide terpikirkan oleh Livia saat berbincang-bincang dengan temannya....

...Kemudian gadis itu menyudahi pembicaraan dengan teman dibelakangnya dan mengeluarkan stipo (correction pen) dari kotak pensilnya lalu menggaris sebuah garisan di meja kayunya....

...Daris pun melihat kelakuan Livia karena gadis itu menggaris meja untuk membatasi bagian mejanya dengan lelaki cuek itu....

...Gadis itu pun berkata,...

“Mulai hari ini, kamu tidak boleh lewat dari sini,” ujar Livia dengan tatapan datar.

"Hm," sahut Daris dengan cuek.

...Hanya saja lelaki cuek itu merasa tindakan yang di lakukan teman sebangkunya sangatlah menyebalkan....

Terpopuler

Comments

Cherlys_lyn

Cherlys_lyn

bisa jadi beku satu tempat kalo ada manusia sekulkas ini 💀

2024-06-22

1

🎀

🎀

nama teman sebangkunya aja ga tau si daris ini

2024-06-05

2

Sheny Emellyn

Sheny Emellyn

awas nanti gunung esnya meleleh /Slight//Slight/

2024-05-23

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!