Tanpa sadar saat Maya melihat ke arah luar jendela samping mobilnya terkejut bukan main, ia melihat pria yang berada didalam mobil yang berhenti tepat disamping mobilnya. Ingin rasanya menyapa, hanya saja Maya langsung tertegun dan tanpa terasa buliran bening jatuh membasahi kedua pipinya.
Ya... Maya melihat Reynold sedang berdua dengan seorang wanita cantik di dalam mobilnya. Entah siapa wanita itu, tetapi Maya langsung kembali memikirkan perkataan Sasa sewaktu di kantin kampusnya tadi.
Hari semakin malam, dan Maya hanya mengunci diri di dalam kamarnya. Makan malam pun ia lewatkan. Gambaran sosok lelaki yang sedang sangat ia sayangi bersama seorang wanita tadi sore terus terngiang di kepalanya. Bertanya-tanya, apakah ia adalah perempuan yang di jodohkan dengan Reynold seperti kata Sasa tadi. Perih rasanya mengingat itu semua.
Memegang ponselnya sambil memandangi foto Reynold yang memang ia simpan di galeri ponselnya, tanpa terasa air mata mengalir begitu saja tanpa bisa dikondisikan.
"Sakit banget ya Tuhan rasanya... Apa benar wanita itu tunangannya kak Reynold?" Maya menangis sambil menutup wajahnya dengan bantal agar suara tangisannya tidak terdengar oleh mama dan papanya.
Lelah menangis akhirnya Maya tertidur sambil memeluk ponselnya.
Tepat pukul 21.00 WIB ponsel Maya bergetar, ada pesan yang masuk dari Reynold. Tetapi Maya yang sudah tertidur pulas tidak terganggu sama sekali dengan getaran ponselnya.
Tengah malam pukul 01.00 Maya terbangun. Ia merasakan ingin buang air dan haus. Setelah ke kamar mandi Maya memutuskan ke dapur untuk mengambil minum.
Setelah itu ia masuk kembali ke kamarnya. Mencoba untuk kembali memejamkan matanya, tetapi tidak bisa. Akhirnya Maya memutuskan untuk berselancar di media sosialnya.
Saat mengambil ponselnya, Maya melihat ada pesan di ponselnya. Kemudian Maya membuka pesan tersebut dan ternyata pengirimnya adalah Reynold.
"Halo gadis kecil. Lagi apa neh?" begitulah isi pesan dari Reynold.
Maya yang membacanya dibuat bingung. Kalau Reynold sudah punya tunangan kenapa ia mengirim pesan kepada dirinya. Apakah ia adalah tipe lelaki playboy. Tetapi Maya tidak ingin memikirkan yang tidak-tidak sebelum ia mendengar langsung dari Reynold.
Akhirnya Maya memutuskan membalas pesan Reynold. "Aku balas sekarang ajalah, dibaca besok juga gak apa-apa udah malem juga." batin Maya.
"Halo juga kak. Maaf aku tadi ketiduran dan ini baru terbangun."
"Sebenarnya ada yang ingin kutanyakan kepada kakak, tapi aku sadar kalau mungkin pertanyaan aku terlalu pribadi untuk kakak." begitulah isi pesan balasan Maya kepada Reynold.
Lama tak mendapat balasan pada ponselnya, akhirnya Maya memutuskan untuk tidur kembali.
Pagi hari Maya terlambat bangun karena semalaman terus memikirkan tentang Reynold. Ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dengan secepat kilat.
Tring...
Sebuah pesan masuk ke ponselnya saat Maya masih berada di dalam kamar mandi.
Setelah sekitar 15 menit Maya keluar kamar mandi kemudian ia berganti pakaian dan mengoleskan sedikit make up tipis ke wajahnya. Sebenarnya tanpa make up, Maya memang sudah cantik dan memiliki kulit yang putih mulus. Sehingga saat dioles sedikit make up, Maya kelihatan semakin cantik.
Maya bergegas berangkat ke kampus tanpa memeriksa ponselnya, ia tidak sadar jika saat ia di kamar mandi tadi ada sebuah pesan masuk ke ponselnya.
"Ma... Maya berangkat kuliah dulu ya. Papa sudah berangkat kerja ya ma?" Pamit Maya kepada ibunya dengan tergesa-gesa.
"Iya papa sudah berangkat dari tadi pagi, karena ada pertemuan dengan klien. Kamu gak sarapan dulu sayang?" jawab mama Shinta.
"Gak deh ma.. Maya udah telat ma, takut kena macet juga." Maya kemudian menyalami tangan mama Shinta.
"Ya udah deh, hati-hati ya bawa mobilnya sayang. Janga ngebut-ngebut." Pesan mama Shinta.
"Iya ma... bye mama..." Maya berlalu sambil melambaikan tangannya. Meskipun saat ini hatinya sedang galau, ia mencoba untuk tetap terlihat ceria.
Sesampainya di kampus, Maya langsung bergegas memasuki kelasnya. Maya melihat sekeliling mencari keberadaan Rika dan Sasa.
Setelah melihat Rika dan Sasa, Maya langsung duduk dibangku sebelah Rika dan tak lama dosen yang kata Maya killer itu masuk dan memulai pelajarannya.
"Tumben telat lo." tanya Rika sambil berbisik karena takut pak dosen mendengarnya bisa gawat mereka.
"Iya gue telat bangun, semalam gak bisa tidur nyenyak gue." jawab Maya ikut berbisik juga.
"Tumben gak bisa tidur lo, biasanya lo kan putri tidur." kata Rika sambil cekikikan.
"Shuuttt... Kalian diliatin dosen tuh berisik melulu dari tadi." kata Sasa memperingatkan kedua temannya tersebut.
Setelah mata kuliah tersebut selesai, ketiga mahasiswi itu pergi ke kantin untuk makan siang.
"Kenapa sih dari tadi lo murung terus May? Gue perhatiin lo juga jadi lebih pendiam hari ini." tegur Rika yang merasa khawatir kepada temannya satu itu. Ia merasa pasti ada sesuatu dengan Maya yang membuat Maya jadi lebih pendiam hari ini.
"Udah kita pesen makanan dulu ya. Lo mau apa May, Rik? Gue pesenin sekalian." kata Sasa.
"Tolong pesenin gue bakso aja ya Sa pakai sambel yang banyak. Gue pengen makan yang pedes nih." pinta Maya.
"Oke tunggu ya. Lo mau apa Rik?" tanya Sasa kemudian kepada Rika.
"Samain aja sama Maya tapi sambelnya jangan banyak-banyak ntar sakit perut gue." jawab Rika sambil cekikikan.
"Ya udah tunggu guys gue pesenin dulu." kemudia. Sasa pergi antri untuk memesan bakso pesanan temannya itu.
"Lo kenapa sih May? Gue perhatiin lo kayak gak ada semangatnya gitu sih hari ini. Beda banget gak kayak biasanya." Setelah kepergian Sasa, Rika bertanya kepada Maya.
Maya yang memang lagi sedih tidak melihat ponselnya sama sekali dari tadi pagi. Kemudian ia tiba-tiba teringat jika semalam ia telat mengirim balasan chat untuk Reynold.
"Ya ampun Rik... Kok gue bisa sampai lupa sih." bukannya menjawab, lagi-lagi Maya malah membicarakan lainnya.
"Lo kenapa sih May, bikin gue kaget aja. Untung gue gak punya sakit jantung." ucap Rika dengan sedikit nada ketus karena kaget mendengar jawaban tiba-tiba Maya dengan nada yang bisa membuat orang di dekatnya menjadi kaget.
Tanpa menjawab, Maya langsung merogoh ponselnya dari dalam tas. Kemudian Maya langsung mengecek dan ternyata benar ada balasan pesan dari Reynold yang sudah dikirim sejak tadi pagi sebelum ia berangkat ke kampus.
"Hai... Maaf ya baru balas. Semalam aku sudah tertidur. Mau tanya apa adik kecil?" begitulah isi pesan balasan Reynold untuk Maya.
"Hai... Kamu ngambek ya adik kecil?" isi pesan kedua Reynold yang baru dikirim sekitar 3 jam yang lalu karena tak kunjung mendapatkan balasan dari Maya.
Setelah membaca pesan dari Reynold, Maya berencana akan membalas pesan tersebut. Tetapi tiba-tiba Sasa datang dengan membawa 3 mangkok bakso beserta dengan bakinya. Akhirnya Maya membantu Sasa mengambil mangkok-mangkok baksonya.
********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments