BAB 17.

"Ikut aku ke kantor sebentar ya sayang. Ada proposal yang harus aku cek dan tanda tangan." Ucap Reynold setelah Maya selesai mengambil surat kelulusannya. Kini mereka sedang perjalanan menuju kantor Reynold.

"Tumben kak? Bukannya di kantor kakak tidak ada yang tahu jika kakak adalah CEO mereka?"

"Iya memang mereka tidak ada yang tahu, tapi aku rasa mungkin sudah waktunya aku menampakkan diri. Karena setelah ini aku akan resign dari Starlight dan mulai fokus mengurus perusahaan."

"Kenapa tiba-tiba?"

"Tidak tiba-tiba sayang... Bukankah dulu aku pernah mengatakan jika aku mau serius denganmu dan suatu saat aku akan meninggalkan profesiku sebagai penyanyi. Jadi sekarang adalah saatnya kita menuju hubungan yang lebih serius lagi dan otomatis aku harus lebih fokus pada perusahaan. Aku harus giat bekerja untuk menghidupi calon istriku yang cantik ini dan calon anak-anakku kelak." ucap Reynold panjang lebar.

"Jika aku tetap menjalani profesi sebagai penyanyi dan belum lagi jika harus fokus pada perusahaan mungkin waktuku untukmu nanti juga akan semakin berkurang. Aku tidak mau nanti kamu menjadi kesepian sayang.."

"Iya deh iya... Aku ikut apa kata kakak saja."

"Berarti kamu mau kan menjadi istriku sayang?"

"Ish... Kakak sedang melamarku? Dengan cara begini? Gak ada romantis-romantisnya loh ini..." Maya berpura-pura cemberut untuk menutupi debaran jantungnya.

"Oke tunggu tanggal mainnya ya sayang. Nanti aku akan melamar kamu dengan romantis kemudian membawa orangtuaku ke rumahmu untuk melamar bidadari cantikku."

"Gombal terus..." ejek Maya dan Reynold hanya tertawa saja menanggapi reaksi Maya.

Tak terasa kini mereka sudah sampai di lobi perusahaan milik keluarga Reynold. Maya kagum melihat bangunan besar dan menjulang tinggi tersebut. Saat membaca nama perusahaan Maya kaget bukan main.

"Kak... Itu PT. Rey Wijaya bukannya perusahaan yang membantu kasus perusahaanya papa aku ya?" tanya Maya sambil menahan tangan Reynold yang hendak turun dari mobil.

"Berarti yang sudah membantu papa itu... kakak?" tanya Maya lagi.

"Apapun untuk kamu sayang... Aku tidak mau kamu dan keluargamu bersedih. Apalagi aku tahu jika semua itu bukan salah papa kamu. Jadi aku tidak mungkin tinggal diam jika ada orang yang berniat buruk pada calon mertuaku." jelas Reynold sambil menggenggam kedua tangan Maya.

"Terimakasih kak... Aku tidak tahu bagaimana harus membalas semua kebaikan kakak."

"Ada sih cara untuk membalas semua itu."

"Apa kak? Jika bisa aku pasti akan lakukan."

Kemudian tanpa basa basi Reynold mendekatkan wajahnya kepada Maya dan mencium bibir wanita yang sangat berarti dalam hidupnya kini. Maya yang kaget hanya bisa diam tapi tidak menolak juga. Reynold mulai mel***t bibir Maya dengan perlahan dan halus. Untungnya kaca mobil Reynold gelap, jika tidak pasti akan malu sekali jika kepergok seorang CEO perusahaan ternama keciduk sedang berciuman dengan kekasihnya di dalam mobilnya.

Setelah puas akhirnya Reynold turun dari mobil dan membukakan pintu mobil sampingnya untuk Maya. Mereka berdua sudah di sambut oleh Jonathan di lobi kantor.

"Selamat siang pak." sapa Jo.

"Siang Jo. Kita langsung ke ruangan saja ya, karena aku tidak bisa lama."

"Baik pak."

Sepanjang jalan menuju lift banyak karyawan yang melihat ke arah mereka, bahkan tidak sedikit yang mulai menggosip.

[Bukankah itu penyanyi yang terkenal itu?]

[Kok penyanyi terkenal itu bisa datang kesini?]

[Bukankah katanya siang ini CEO akan datang? Jangan-jangan dia CEO perusahaan ini.]

[Siapa wanita di sampingnya?]

Masih banyak lagi celotehan para karyawan disana, bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengambil foto dan mulai menyebarkannya di sosial media.

Jo menekan tombol lift khusus untuk para atasan, kemudian mereka bertiga masuk dan naik ke atas menuju ruangan Reynold. Sesampainya Jo membukakan pintu ruangan mempersilahkan kedua orang itu untuk masuk.

Jo mulai menjelaskan dan memberikan proposal kerjasama itu dan Reynold mengecek lembar demi lembar proposal tersebut. Sedangkan Maya duduk di sofa menunggu Reynold menyelesaikan pekerjaannya sambil memainkan ponselnya.

Seketika ponsel Maya terjatuh dan fokus Reynold langsung beralih pada Maya begitu pula dengan Jo. Mereka bingung melihat Maya menjatuhkan ponselnya dan kini waja Maya sudah pucat. Melihat itu Reynold langsung berdiri menghampiri Maya. Ia memungut ponsel Maya yang masih menyala dan Reynold yang penasaran apa yang menyebabkan kekasihnya mejadi begitu langsung melihat ponsel Maya.

Terdapat foto Reynold dan Maya yang jalan berdampingan sambil bergandengan tangan. Foto itu menyebar dengan cepatnya dan parahnya lagi banyak komentar negatif yang di tujukan untuk Maya.

[Waow... Apakah Reynold adalah pemilik PT Rey Wijaya? Ternyata selain terkenal, dia juga kaya raya.]

[Siapa wanita itu? Biasa aja padahal tidak cantik!]

[Mereka berdua sama sekali tidak cocok!]

[Apa wanita itu menggoda Reynold supaya ia bisa ikut menjadi terkenal juga?]

[Dasar wanita ja****! Enyah saja kau lebih baik!]

Dan masih banyak lagi komentar-komentar buruk lainnya.

"Sayang..." ucap Rey lirih dan pelan sambil memeluk dan mengelus punggung kekasihnya itu.

"Jo... Aku mau kamu cari tahu siapa orang yang sudah memfoto aku dan Maya itu dan cari juga orang yang sudah menyebarkannya! Take down semua berita yang menyangkut Jo." ucap Reynold tegas dengan tatapan tajam dan wajah memerah menatap ke arah Jo.

"Baik pak."

"Satu lagi... Cari tiap orang yang sudah berkomentar jahat dan jebloskan mereka ke penjara dengan tuntutan apapun itu Jo." seru Reynold. Ia merasa geram melihat kekasihnya di hina, hingga kini Maya hanya diam terpaku sambil air mata masih terus mengalir membasahi pipinya yang mulus.

"Disini ada aku sayang.. Maaf.." ucap Reynold sambil terus memeluk Maya.

Setelah di rasa Maya mulai tenang dan sudah tidak menangis lagi, Reynold keluar ruangan dan akan mengantar Maya pulang. Selama perjalanan turun ke lobi, banyak mata karyawan yang memandang mereka. Reynold tahu pasti salah satu karyawannya yang telah mengambil foto mereka tadi dan mempostingnya ke sosial media, karena latar foto itu terlihat jelas jika menampakkan nama perusahaannya.

"Jika sekali lagi ada diantara kalian yang dengan berani mengambil foto kami tanpa seijin kami, berarti kalian siap untuk pergi dari perusahaan ini dengan tidak hormat!" kata Reynold berhenti sebentar menatap semua karyawan yang ada disana dengan mata tajam dan wajah memerah menahan amarah.

"Dan untuk siapapun yang sudah menyebarkan foto kami hari ini, siap-siap saja kalian menerima ganjarannya!" lanjut Reynold. Kemudian dia memeluk pinggang Maya dan melanjutkan langkah menuju mobilnya yang sudah siap di depan pintu lobi perusahaannya.

Sedangkan para karyawan yang mendengar ancaman dari Reynold tadi langsung menunduk dan kembali ke meja masing-masing. Berbeda dengan dua orang wanita yang memang tadi telah mengambil foto Reynold dan Maya dan menyebarkannya ke media sosial, wajah mereka sangat pucat ketakutan.

*******,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!