Pernikahan Yang Tidak Di Inginkan
Menikah selama 4 tahun, tidak ada cinta di pernikahan Aidan dan Ayana. mereka terpaksa menikah karena kehamilan Ayana
Aidan Lakes-wara yang mengira Ayana menjebaknya agar bisa menikah dengannya dan masuk ke dalam keluarganya, karena itulah saat malam pernikahan mereka ia langsung pergi ke amerika bersama kekasihnya dan tidak pernah kembali lagi meskipun itu hanya untuk melihat putranya
empat tahun kemudian, Barra Lakes-wara putra mereka menderita penyakit langka. oleh sebab itu, nenek Aidan memaksa dan meminta Aidan untuk segera pulang dan membantu menyelamatkan putranya
Adan mau tidak mau harus kembali untuk bertemu istri dan anaknya yang sudah ia lupakan.
sementara Ayana berjanji pada Aidan bahwa ia akan menandatangani surat cerai jika dia mau membantu menyelamatkan putranya.
akankah Aidan Lakes-wara menyetujui kesepakatan ini?
apakah dia akan tetap pergi setelah Barra sembuh atau tetap bertahan?
akankah cinta mulai tumbuh di antara mereka untuk membina sebuah keluarga?
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
saat ini keluarga Lakes-wara menyaksikan kesedihan Ayana di depan ruangan di mana putranya sedang di rawat.
tidak ada satupun keluarga itu yang mampu menghiburnya
"anda sekarang bisa menjenguknya, nyonya Ayana" kata perawat yang baru saja keluar dari ruangan Barra
"masuklah Ayana, nanti kami menyusul" ucap sang nenek
Ayana menuruti ucapan nenek Aidan lalu masuk ke ruangan Barra.
"hubungi Aidan suruh pulang secepatnya" tidak sang nenek pada anaknya
"tapi ibu, Aidan masih sibuk sekarang" jawab ibu Aidan
"putranya sakit! apa kau ingin cucumu mati" tegasnya
"bukan begitu ibu, baiklah aku akan menghubunginya sekarang" ibu Aidan terpaksa menelfon Aidan dan menyuruhnya segera pulang
\=\=
cara terakhir yang dokter katakan adalah melahirkan anak lagi, itulah pilihan yang tersisa agar dapat menyembuhkan Barra dengan menggunakan tali pusar bayi kandung untuk menyelamatkannya.
"ibu.."suara lemahnya memanggil sang ibu
"eoh, maaf Barra apa ibu membangunkanmu"
"tidak aoa-apa, ibu tidak membangunkanku"
"bangai mana perasaanmu sekarang" ucapnya hawatir sambil meneteskan air mata
"kenapa ibu menangis?"
"tidak, ibu tidak menangis...kata siapa ibu menangis" ucap Ayana mengelak berusaha terlihat baik-baik saja di hadapan snag putra
"tapi mata ibu merah"
"eohh, ini hanya debu yang masuk ke mata ibu Barra" Ayana mengusap matanya
"aku baik-baik saja ibu"
"ibu tahu sayang" mengusap kepala Barra sayang
pintu terbuka dan teman-teman Ayana masuk. mereka adalah Clara tunangan Alenanda seorang aktor dan model terkenal, Ellen istri Rangga Dewantara CEO rumah sakit tenpat Barra di rawat, lalu Jasmine pemilik studio tempat yang Ayana datangi sebelum ia menikah dengan Aidan.
"hai, bibi-bibiku yang cantik"
"hai si kecil tampan, apa kabar?" ucap clara
"aku baik-baik saja bibi ara. aku sudah berar sekarang"
"hai itik kecil, bibi punya ayam goreng untukmu" ucap Ellen sambil membuka ayam goreng yang ia bawa untuk Barra
"aku bukan itik bibi" sangkal Barra sambil cemberut
"tapi kau mirip itik persis seperti ayahmu" ucap Jasmine tertawa gemas
tidak lama kemudian nenek Aidan masuk. semua teman Ayana pamit keluar untuk memberi privasi kepada mereka
:bagaimana keadaanmu Barra?" tanya sang nenek pada cucu kesayangannya itu
"aku baik-baik saja nenek buyut, aku hebat kan?" jawab Barra
"ooh...iya jelas hebat dong cucuk nenek. sekarang Barra lihat gambar-gambar ini dulu ya, nenek mau bicara sebentar sama ibu" ucap nenek sambil menyerahkan buku gambar pada Barra dan sedikit menjauh darinya
"ada apa nek?" tanya Ayana
"nanti kamu pulang saja biar bisa istirahat"
"tapi nek, siapa yang akan menjaga Barra jika aku pulang"
"nenek sudah menyuruh orang unutk merawat dan menjaga Barra di sini"
"tidak apa-apa, ibu pulang saja. ibu juga bau belum mandi" sela Barra yang tahu kalu ibunya itu sangat kelelahan
"yasudah ibu akan pulang kalau Barra sudah tidur"
Barra hanya mengangguk kecil, dan Ayana memeluk Barra agar cepat tertidur tapi anak itu kembali bersuara.
"ibu, nenek buyut bilang ayah akan pulang. benarkah?"
Barra apa kamu ingin bertemu dengan ayah?"
"aku tidak mau"
"apa Barra marah sama ayah? meskipun Barra marah, Barra masih kecil. Barra butuh kasih sayang ayang seorang ayah, jadi Barra harus bertemu ayah ya?"
"iya ibu, aku mau bertemu dengan ayah"
"sekarang Barra tidur ya"
Barra hanya menganggukan kepalanya dan Ayana kembali menepuk-nepuk Barra pelan agar tertidur
malam harinya Ayana pulang ke rumah untuk istirahat, namun saat melewati ruang keluarga ia mendengar suara yang sudah lama tidak ia dengar.
"tidak ada jalan lain? apa kita perlu menggunakan cara itu? kalian semua paham kalau aku tidak mau berurusan dengan nya kan?" tanyanya "kalau saja dia tidak hamil dari awal dan kalian tidak memaksaku menikahinya, apa menurut kalian aku akan menikahinya? dan sekarang kalian ingin aku memberinya anak kedua?" ucap Aidan dengan pertanyaan-pertanyaan panjangnya
"kau bahkan masih membicarakanku dengan rasa jijik seperti empat tahun yang lalu" batin Ayana
"aku tahu kau pasti sangat marah, kau bahkan tidak menginginkan Barra dan sekarang kau harus memiliki anak yang tidak di inginkan lagi" ucapnya pelan dari kejauhan yang memperhatikan Aidan
"dengar Aidan! aku ingin Barra hidup" ucap sang nenek
Ayana yang tidak ingin mendengarnya memilih pergi ke kamar, dia pun melihat koper berwarna hitam milik Aidan berada di sana
"kenapa kopernya berada di sini? tidak mungkin dia salah masuk kamar kan? ayolah Ayana kau jangan konyol, sejak awal ini memang kamar Aidan" Ayana tersenyum pahit dan bergegas mandi untuk membersihkan dirinya.
setelah mematikan lampu dan hendak tidur, Ayana merasakan seseorang nak ke tempat tidur dan menarik selimutnya, tangan kekar seorang pria menyikap baju tidurnya dengan kasar lalu naik ke atas dan mengunci tubuhnya di bawahnya.
seketika Ayana memberontak dan menyalakan lampu kembali
dia bisa melihat dengan jelas siapa pria yang ada di atasnya, pria tampan yang menikahinya dengan terpaksa empat tahun yang lalu dan masih berstatus menjadi suaminya.
Srraaakkkkk
Aidan merobek baju tidur Ayana dengan kasar
"Aidan, apa yang kamu lakukan?" ucap Ayana sangat panik
"bukankah ini yang kamu inginkan"
"biarkan aku pergi"
"tidak akan"
PLAAKKK
Ayana menampar Aidan dengan keras, suara tamparan itu membuat keduanya berhenti
"berengsekkk!" Aidan membelai pipinya bukan karena sakit, tapi dia tidak percaya Ayana berani menamparnya.
Aidan turun dari tempat tidur lalu pergi ke kamar mandi, setelah selesai mandi dia langsung berbaring di samping Ayana dan tidak melakukan hal konyol seperti tadi.
"bukan hanya Aidan yang merasa jijik, aku bahkan tidak mau melakukannya, jika Barra tidak sakit aku pasti tidak akan bertemu dengan Aidan lagi" batin Ayana yang ternyata belum tidur
pikiran Ayana berkeliaran kemana-mana saat menatap Aidan yang tertidur di sampingnya, dia takut memejamkan mata dan sangat was-was takut kalau Aidan melakukan sesuatu kepadanya saat dia tertidur.
BERSAMBUNG.............
***
cerita, nama dan tempat hanya fiksi belaka tidak bermaksud menyinggung pihak manapun!!
bila ada typo mohon di maklumi karena ini merupakan cerita pertamaku dan mohon juga masukannya dari kalian yang bersedia membaca ceritaku ini..THANK
Jangan lupa kasih LIKE nya ya kakak, sebagai dukungan buat aku semangat buat ceritanya.🫶🫶
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
guntur 1609
pa kanker darah ya. dari sum2 tulang belankang ayah ya kan bisa di coba
2024-10-25
0
Mesra Turnip
gak bosan aku baca'nya, berulang malahan.kasihan Ayananya, jengkel sama cecunguk Aidan...mantap Thor !
2024-08-14
0
Anita Jenius
Dari sinopsisnya kayaknya menarik.
Baca sini dulu ya.
2024-05-30
0