2. Bertemunya Anak dan Ayah Untuk Pertama Kalinya

Ke esokan harinya Ayana turun ke ruang makan sebelum menjemput Barra di rumah sakit

"selamat pagi nenek, ibu" sapanya

"Hm..." seperti biasa Soraya ibu Aidan selalu dingin terhadap Ayana

"Ayana, apa tidurmu semalam nyenyak?" tanya nenek

"emm lumayan nek"

"nenek, ibu. selamat pagi" ucap Aidan yang baru bergabung di meja makan

dia tidak menyapa Ayana dan bersikap seolah Ayana tidak ada di sana.

"Adan, pipimu kenapa" tanya Soraya yang melhat tanda merah di pipi Aidan

"tanyakan padanya" sambil melihat ke arah Ayana

"Ayana, apa itu ulahmu?"

"bu, itu ak..." belum selesai bicara keburu di potong Soraya

"kenapa kamu menamparnya? kamu pikir kamu itu siapa?"

"biarkan saja, Ayana pasti melakukannya secara tidak sengaja, lagipula ini bukan masalah besar, kenapa kau mempermasalahkannya" ucap enek membela

ibu Aidan terdiam dan sarapan pun berlanjut dengan sangat hening

"nek, aku sudah selesai. aku akan pergi ke rumah sakit sekarang" ucap ayana berpamitan dan hendak pergi

"tunggu Ayana, biarkan Aidan mengantarmu. kalian harus pergi bersama" titah nenek

Aidan mengantar Ayana ke rumah sakit, selama perjalanan mereka hanya diam tidak ada yang memulai pembicaraan sama sekali.

setibanya di rumah sakit, Ayana langsung menuju kamar Barra tanpa memperdulikan Aidan mau ikut masuk atau tidak.

terlihat Barra sudah bangun dan sedang duduk menunggu ibunya datang untuk menjemput.

"selamat pagi Barra...."

"ibu, ayo cepat duduk sini"

Ayana pun duduk di depan Barra "ada apa hmmm"

"dokter bilang aku sudah boleh pulang, itu benarkan ibu?"

"benar dong, sekarang Barra makan dulu yaa..nanti baru kita pulang"

saat makan Barra memperhatikan seseorang yang berdiri di ambang pintu tempat ia di rawat. Barra sangat ingat wajah orang asing ini, karena ia pernah melihat potonya sebelumnya.

"apa kamu ayahku?"

Aidan menjilat bibirnya yang tampak kaku kering dan mengangguk gugup

"benar, aku ayahmu"

"kenapa kamu tidak pernah pulang kerumah dan memeriksa keadaanku? aku sakit ayah?" ucap sang anak menatap ayahnya itu

"Barra, itu urusan orang dewasa, kamu tidak boleh memikirkan itu. ayo makan lagi, aaa buka mulutnya"

"ibu, aku makan sendiri saja. ayah pasti senang melihatku sudah bisa makan sendiri"

"baiklah, ini hati-hatinya" memberikan tempat makannya pada Barra

"tetap disini dan tolong temani Barra sebentar, aku mau mengurus administrasi dulu" ucap ayana dan berlalu pergi meninggalkan anak dan ayah itu

setelah Ayana keluar, Aidan menarik kursi dan duduk di depan Barra sambil memperhatikannya makan

"kenapa kamu memperhatikanku seperti itu?" tanya Barra

"Barra, aaku ini ayahmu"

"tapi ibu saja sudah cukup bagiku" ucapnya

Aidan terdiam, tidak menyangka anaknya akan berbicara seperti itu kepadanya

Ayana yang baru saja kembali menatap sedih ke arah ayah dan anak yang sedang duduk bersama, namun terlihat sangat asing.

"Barra, makannya sudah selesai" tanya ayana sambil berjalan ke arah mereka

"sudah ibu.........kapan aku akan pulang?" tanyanya tidak sabaran

"ganti baju dulu ya, terus kita pulang"

"yeiiii...aku pulang, aku pulang" girangnya

Barra bertebuk tangan saat ibunya mengganti bajunya tanpa mempedulikan keberadaan Aidan yang ada di dekatnya.

Barra kembali duduk di depan Aidan sambil menunggu Ayana dan pengasuhnya mengemasi barang.

sedangkan Aidan terus diam sambil menatap putranya itu

"ini" ucap Ayana menyerahkan koper Barra pada aidan.

"nyonya, biar saya saja yang membawanya" ucap pengasuh Barra.

"kau sudah membawa banyak barang, tidak apa-apa biar tuan saja yang bawa" timpal Ayana.

Aidan menatap kesal Ayana tapi tetap mengambil kopernya dari tangan Ayana lalu berjalan keluar terlebih dahulu.

Ayana menggendong Barra dan berjalan keluar di ikuti pengasuhnya.

saat perjalanan pulang, Aidan sesekali melihat kepala Barra yang bersandar penuh kasih sayang di dada ibunya sambil mendengarkan sang ibu bercerita.

"kau memang terlihat lembut dan cantik, tapi sayang pikiranmu sangat licik dan jahat sampai-sampai kau menjebakku seperti ini" batin Aidan

sesampainya di rumah, nenek Aidan langsung menyambut cucu kesayangannya itu

"Barra, kemarilah sayang...dan kau pindahkan barang-barang Barra ke kamar barunya" ucapnya pada pengasuh Barra dan di jawab dengan anggukan lalu pergi ke lantai atas.

"tapi nek, aku mau tidur dengan ibu" rengeknya

nenek mengelus lembut kepala Barra lalu berkata "sekarang ayah sudah pulang, Barra harus tidur sendiri, kan Barra sudah besar" bujuk sang nenek

"tidak perlu, biar aku yang tidur di ruang tamu" ucap Aidan di sela-sela pembicaraan.

"jangan bikin masalah, lagipula itu kamarmu kenapa harus pindah ke kamar tamu segala? Barra, ayo lihat kamar baru mu" ajak nenek pada Barra.

"ayokk nek,,,"

"kalian berdua, duduk disini dulu, aku mau mengantar Barra ke kamar barunya dulu" titah nenek pada cucu dan menantunya itu.

tidak berselang lama nenek kembali ke ruang keluarga, di sana sudah ada Aidan, Ayana dan kedua orang tua Aidan.

"penyakit Barra tidak bisa menunggu lama lagi. Aidan, Ayana kalian harus secepatnya melahirkan anak lagi agar bisa menyelamatkan Barra" ucap nenek

"Aidan, apa kamu mendengarkan apa yang dikatakan nenek barusan" tanya ayah Aidan.

Aidan hanya mengangkat bahu, dia berdiri lalu pergi meninggalkan ruang tamu.

"Aidan, Aidan Lakes-wara!" teriaknya

Baskara Lakes-wara ayah Aidan sangat marah tapi Aidan sama sekali tidak menoleh ke arahnya.

"Ayana jangan khawatir, apapun yang terjadi aku tidak akan membiarkan hal buruk terjadi pada Barra, dia akan baik-baik saja" ucap nenek pada Ayana.

"iya nek, kalau begitu aku ke kamar dulu" pamitnya lalu pergi

Ayana masuk ke kamar, dia melihat Aidan sedang berdiri di jendela sambil menelfon dengan suara yang sangat lembut.

"cihh, pasti sedang menelfon kekasihnya" batin Ayana.

Ayana yang merasa lelah karena semalaman tidak bisa tidur, dia pergi ke kamar mandi lalu berendam air hangat.

baru saja dia memejamkan mata, tiba-tiba Aidan masuk ke kamar mandi tanpa mengetuk pintu.

"kau mandi di siang bolong? ah,,, kau pasti sangat terburu-buru tidak tahan menunggu malam kan?" ucap Aidan mengejek.

"KELUARR" teriak Ayana

Aidan mengambil handuk lalu melemparnya kepada Ayana "pakai bajumu dan keluar, ada yang ingin aku bicarakan denganmu" ucapnya.

Ayana menatap silet punggung gagah suaminya saat berjalan keluar dari kamar mandi.

tidak lama kemudian Ayana menghampiri Aidan yang duduk di tepi tempat tidur.

"aku tidak ingin punya anak lagi dengan mu" ucap Aidan bersuara.

Ayana hanya berdiri terdiam saja

"tapi ini satu-satunya cara untuk bisa menyelamatkan Barra dan aku tidak punya pilihan lain. aku akan melakukannya, tapi aku tidak akan menyentuhmu" ucapnya lagi.

"kita bisa mencoba bayi tabung" sambil menatap Ayana.

"keberhasilan bayi tabung sangat rendah, jika tidak berhasil lalu apa yang akan kita lakukan? kau tahu Barra tidak bisa menunggu selama itu Aidan" ucap ayana.

"apa kau benar-benar ingin aku meyentuhmu? jangan bilang kau tidak pernah disentuh pria setelah bertahun-tahun aku meninggalkanmu, seburuk itukah dirimu?" ucapnya pada Ayana "tingkat keberhasilan yang rendah bukan berarti tidak ada peluang" lanjutnya.

"tapi Barra tidak akan sanggup untuk menungu selama itu. kita bisa mencobanya sekali saja, jika tidak berhasil maka..." ucapan Ayana terpotong

"jika tidak berhasil maka aku akan bercinta denganmu smpai kau hamil" ucap Aidan.

Aidan bangkit dari tempat tidur lalu berdiri di depan Ayana "tapi kau harus menyetujui kesepakatan yang aku buat" kata Aidan.

"kesepakatan apa?" tanya Ayana

"setelah Barra sembuh, aku ingin bercerai"

"okee"

"setelah kita bercerai kau tidak akan menjadi nyonya Lakes-wara lagi, dan semua yang kau miliki sekarang akan hilang"

"aku tahu"

"baiklah, ingat kata-katamu besok kita akan melakukan pemeriksaan persiapkan dirimu"

"hanya itu? kalau tidak ada yang dibicarakan lagi aku mau ke kamar Barra"

Ayana keluar kamar sedangkan Aidan sangat terkejut dengan tanggapan Ayana yang menyetujui kesepakatannya.

"bukankah dia menikah denganku demi kekayaan keluarga Lakes-wara? bagaimana dia bisa dengan mudahnya menyetujui kesepakatanku?" gumam Aidan terheran

"sebenarnya apa niatnya?"

BERSAMBUNG.................

Jangan lupa masukan dan sarannya dari kalian yang sudah mau mampir untuk membaca

mohon di maafkan jika banyak typo

terima kasih;)

Terpopuler

Comments

Kasmiwati P Yusuf

Kasmiwati P Yusuf

pagi2 gini aku sdh panas sm si gedek ini...

2024-09-25

0

muna aprilia

muna aprilia

lnjut

2024-06-25

0

Uthie

Uthie

Suka Thor 👍🤗

2024-05-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!