"Mommy"
Simon berdiri menghampiri Kanjeng Mami dan mencium tangan wanita yang sudah melahirkannya ke dunia dengan takzim.
"Maafkan anakmu yang ganteng ini Kanjeng mommy jangan kutuk aku jadi batu atau kodok, di kutuk jadi tampan abadi saja aku rela" Simon membawa Kanjeng Mami duduk di sofa panjang dan merebahkan kepalanya di pangkuan Kanjeng Mami "Simon kangen sama Kanjeng mami" ucap Simon manja.
Walaupun usianya sudah 35 tahun tapi saat berhadapan dengan ibunya Simon langsung berubah menjadi kucing anggora yang penurut dan manja.
Kanjeng mami masih bergeming dan membuang muka, tidak kehabisan akal Simon berlari mengambil kipas yang ada di mejanya dan bersujud menyerahkan kipas yang di lempar.
"Oh Kartika Putri Jayadiningrat mohon terimalah permintaan maafku dengan menerima pemberianku ini" Simon merayu dengan bersujud dan memberikan kipas milik Kanjeng mami.
Kanjeng Mami mengambil kipas miliknya dari tangan simon, sesaat senyum Simon terbit ingat hanya sesaat.
pletak
Sekali lagi Kanjeng Mami melayangkan kipasnya memukul pelan kepala Simon "Dasar anak durhakim ibumu datang tidak di sambut dengan baik malah di usir" omel Kanjeng mami.
"Aku pikir Billy mom, maafkan aku oke" Simon mencium tangan kanan dan kiri Kanjeng mami bergantian.
"Sudahlah mommy kesini cuma mau bilang jangan lupa nanti malam kau sama mbak mu, makan malam di rumah, mommy tunggu" ucap Kanjeng Mami memerintah.
"Siap Kanjeng mommy" Simon memeluk Kanjeng Mami manja.
"Sudah-sudah, kau ini sudah umur 35 tapi masih kayak Clara, kapan kau menikah, mbakmu saja anaknya sudah dua yang satu hampir SMA lha kowe dadi bujang lapuk" omel Kanjeng Mami
"Hust.. Kanjeng mommy doanya jelek" protes Simon "Nanti mom kalau sudah dapat yang pas" ucap Simon "Ada yang pas di hati tapi istri orang" gumam Simon dalam hati, dia sempat mengagumi seorang wanita tapi sayangnya wanita itu istri sahabatnya.
"Nanti lagi nanti lagi, nantinya itu kaapaan simooon, nunggu lebaran monyet" Kanjeng Mami sungguh geram dengan putranya "Sudahlah Mami pulang dulu jangan lupa nanti malam dadmu sudah menunggu di rumah, mengerti" Kanjeng Mami melenggang keluar dari ruangan Simon dia lupa kalau ada seorang gadis yang sedang menunggu panggilan darinya.
"Simon antar sampai bawah mom"
"hemm"
Dinda langsung berdiri melihat Kanjeng Mami keluar dari ruang CEO di ikuti oleh pria yang tadi sudah menolaknya.
"Lho kamu masih disini cah ayu" tanya Kanjeng Mami.
"Hah!" Dinda mengerutkan alisnya "apa Kanjeng Mami mengalami demensia" Tanya Dinda dalam hati
"Mau apa lagi kau kesini" ucap Simon ketus.
"Sa saya.. Saya.. Emm.." Dinda bingung harus bilang apa, dia benar-benar yakin kalau Kanjeng Mami dementia "apa yang harus aku lakukan" batin Kiara.
"Astaganaga.. Mami lupa" Kanjeng Mami mendorong Simon masuk lagi ke dalam ruangannya dan mengkode Dinda untuk masuk juga.
"Ada apa mom, kenapa mommy membawa wanita murahan ini" ketus Simon
Pletak
"Lambemu (mulutmu) mbok ya yang punya aturan jangan seenaknya saja nuduh gadis baik-baik yang tidak-tidak" Kanjeng Mami membela Dinda walaupun beliau tidak mengenal dinda tapi dia yakin gadis yang menolongnya adalah gadis baik-baik.
"Kenapa mommy membelanya memangnya mommy kenal?"
"Gadis ini sudah menolong mommy, dan roknya" Kanjeng Mami menjeda dan menunjuk ke arah rok span yang di pakai Dinda "robek gara-gara melawan pencuri yang mencuri tas mommy" ucap Kanjeng Mami
"Jadi!" seru Kanjeng mami " untuk membalas budi... You! harus menerima dia menjadi sekretaris.. Understand!" perintah Kanjeng mami "ingat ini perintah" tekan Kanjeng mami
"Tapi mom.." Kanjeng Mami mengacungkan jari telunjuk di wajah Simon membuatnya menelan perkataannya lagi "Tidak ada Kata tapi, mulai besok Dinda" Kanjeng Mami menatap Dinda "Jenengmu Dinda kan? (Namamu Dinda bukan?)"
"I Iya Kanjeng mami" jawab Dinda
"jadi mulai besok Dinda akan bekerja sebagai sekretaris mu"
Simon melayangkan tatapan tajam ke arah Dinda, dia tidak yakin dengan apa yang dikatakan Kanjeng Mami kalau Dinda gadis baik-baik, bisa saja dia memanfaatkan kebaikan Kanjeng Mami untuk meraup keuntungan.
"Kondisikan matamu Sim, dan kau nanti malam juga harus hadir untuk makan malam di rumahku, biar sopir menjemputmu" tunjuk Kanjeng mami pada Dinda.
Kanjeng Mami pergi melenggang meninggalkan Simon dan Dinda yang masih terdiam dengan pikiran masing-masing.
"Mau apa Kanjeng Mommy mengundang ubur-ubur, wanita tidak jelas" gumam Simon dalam hati.
"Kenapa Kanjeng Mami mengundangku yang bukan siapa-siapa,, huft rasanya aku tidak ingin hadir, apa lagi bertemu dengan Tuan Si mulut landak" umpat Dinda dalam hati.
Dinda tersadar Kanjeng Mami sudah turun terlebih dahulu tanpa pamit pada Simon Dinda langsung pergi meninggalkan Simon.
Dinda menghentikan langkahnya saat tangan kekar Simon mencekal lengan Dinda.
"Kau jangan senang dulu, aku akan membuatmu tidak betah bekerja disini, aku ucapkan selamat datang di nerakamu" ucap Simon menyeringai.
"Asal kau tau, aku tidak takut dengan ancaman recehmu tuan" ucap Dinda menantang "Kau ingat dengan perkataanku tadi pagi, aku pasti akan datang lagi dan tuan benar-benar tidak berberdaya, Tuhan mengambulkan doa orang yang teraniaya, Anda paham" Dinda melepas cekalan Simon dengan kasar dan pergi untuk bersiap Karena nanti malam dia harus menghadiri undangan Kanjeng Mami.
"Cih! Teraniaya, bahkan wajahmu tidak seperti orang yang sedang teraniaya" ucap Simon setelah kepergian Dinda "Aku harus menyusun rencana supaya Si ubur-ubur itu tidak betah dan pergi dari perusahaanku" gumam Simon.
Cling!
Sebuah notifikasi menghiasi layar ponselnya, tertera nama Elvano mengirim sebuah undangan pernikahan.
~Elvano: Aku sudah mengirimkan undang lewat asistenmu, jangan lupa datang atau kau ingin di black list dari pertemanan kita.
Isi pesan dari sahabat seperjuangannya
"Ck! Kau beruntung sekali menikah dengan my Aphrodite" gumam Simon memanggil istri Elvano dengan sebutan Dewi kecantikan.
~Simon: Ok
Balasnya singkat dan memasukkan ponselnya di saku jasnya.
Dinda menghela napasnya lega, akhirnya dia mendapatkan pekerjaan walaupun harus melakukan drama terlebih dahulu, Dinda benar-benar tidak menyangka wanita yang di tolongnya adalah ibu dari pemilik COWEL Corp. Sungguh beruntungnya dia, sepanjang perjalanan pulang Dinda terus saja menyunggingkan senyum bahagia tanpa dia sadari ada sepasang mata yang menatapnya.
"Cih! hari ini kau boleh tersenyum bahagia besok aku pastikan kau tidak akan bisa tersenyum lagi" ucap Simon sedari tadi memperhatikan Dinda dari dalam mobil, Simon melajukan Mobil dengan kencang tepat saat Dinda ingin menyebrang jalan.
Brum.. Brum..Bruum..
Tin..tiin..tiiin.
Dinda terperanjat saat Mobil tiba-tiba melintas dengan cepat di depannya,
"Hampir saja" Dinda mengusap dadanya pelan "mentang-mentang orang kaya bawa Mobil seenaknya belum tentu juga situ bayar pajak rutin" umpat Dinda.
Simon menyeringai licik menatap Dinda dari kaca spion "Ini baru awal Girl"..
Bersambung...
Terima kasih sudah singgah.. jangan lupa tinggalkan jejak ya.. Lopiu pul 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
efvi ulyaniek
tom n jery😀😀😀😀suka bgt yg beginian
2024-07-05
0
Aqilah Rafathaya
🤣
2024-06-21
1
Nur Hayati
sekarang aj benci sama Dinda ntar lu pasti bucin 😀😀
2024-05-04
2