"Ya Aku bosnya SIMON ALFA COWEL apa kau sudah bisa pergi" Simon menatap Dinda tajam membuat mata Dinda melotot sempurna, dia benar-benar sudah melakukan kesalahan.
"Ta tapi anda belum melihat proposal saya, tolong beri saya kesempatan tuan" ucap Dinda memelas tangannya menyodorkan surat lamarannya.
"Tanpa perlu melihat aku sudah tau seperti apa dirimu, perusahaanku tidak memperkerjakan wanita ceroboh dan murahan sepertimu" ucap Simon menusuk relung hati Dinda.
"Saya memang ceroboh tuan, tapi saya tidak murahan" ucap Dinda menatap Simon tak kalah tajam.
"Oh yaa.. Lalu apa ini? kau sengaja merobek rokmu dan memamerkan pahamu apa namanya kalau tidak mencoba cara cepat dengan kau merayu para petinggi agar kau di terima bekerja disini.. Huh Big No! Aku akan langsung memecat petinggi yang meloloskanmu" ucap Simon penuh tekanan.
Dinda mencoba menahan air mata yang memaksa untuk keluar, dia tau rok spannya robek saat berkelahi dengan preman, tapi dia tidak ada waktu untuk berganti pakaian lagi.
"Sudah cukup anda menghina saya tuan, kalau anda tidak menerima saya, oke saya akan pergi, tapi ingat saya pasti akan datang lagi dan pada saat itu anda tidak akan berdaya dan tidak akan bisa mengusirku, ingat itu" setelah berkata Dinda menyenggol Simon dengan keras dan pergi berlalu begitu saja.
"Cih! Memang siapa petinggi yang berani melawanku" Decih Simon dan berjalan menuju lift.
"Tuan mau kemana?" Tanya Billy yang dari tadi diam memperhatikan perdebatan atasannya dan gadis yang gagal wawancara.
"Kembali keruanganku" ucap Simon
"Tidak jadi ke ruang interview?" Billy berjalan mengikuti Simon
"Tidak! Aku malas" ucap Simon lalu masuk ke dalam lift yang terbuka menuju ke ruangannya.
Di luar gedung perusahaan Dinda duduk dengan membenamkan wajahnya di antara kedua tangannya dan meratapi kecerobohannya, seandainya waktu bisa terulang kembali mungkin dia akan lebih berhati-hati.
"Aaaaah!" Dinda berteriak meluapkan kekesalannya "Kenapa nasibku begini-begini amat
"Eh copet..eh copot" seru Kanjeng Mami terkejut mendengar teriakan Dinda "Lho bukankah itu gadis yang mengejar pencopet tadi" Kanjeng Mami berjalan mendekati Dinda
"Ekheem"
Mendengar suara deheman Dinda menoleh ke arah sumber suara "Nyonya" ucap Dinda lemah dan segera menghapus air mata yang turun membasahi pipinya.
"Ono opo? (ada apa?) siapa yang sudah membuatmu menangis bilang sama saya" ujar Kanjeng Mami.
"Saya gagal melamar di perusahaan ini nyonya" ujar Dinda "Saya sudah melakukan kesalahan fatal" ujar Dinda dengan tangis yang semakin pecah.
"Cup..Cup..Cup.. Cah ayu.. Sudah jangan menangis" Kanjeng Mami menepuk punggung Dinda "sekarang ceritakan kesalahan fatal apa yang dimaksud?" Tanya Kanjeng Mami.
Dengan sesenggukan Dinda menceritakan kejadian waktu bertemu calon atasan yang berubah jadi mantan calon atasan "Aku pikir pria itu mau berbuat mesum karena masuk ke dalam toilet jadi saat dia mendekat ku tendang kakinya" Cerita Dinda dengan mengeluarkan semua ekspresinya plus gerakan badannya "setelah keluar ternyata aku yang salah masuk dan ternyata pria itu pemilik gedung ini" ucap Dinda lemas, Kanjeng Mami membulatkan mata mendengar cerita Dinda tapi dengan cepat beliau merubah ekspresinya "aku sudah meminta maaf tapi dia menghinaku, kata-katanya tajam seperti duri landak dan menusuk hatiku"
"Memang apa yang pria itu ucapkan?" Tanya Kanjeng Mami penasaran.
"Aku tidak marah pada waktu dia bilang aku ceroboh, karena aku memang ceroboh" ucap Dinda jujur "tapi dia bilang aku murahan hanya karena melihat rok ku yang robek, dia pikir aku sengaja merobeknya"
"Apa!! Pria itu bilang kau murahan" seru Kanjeng Mami "Benar-benar anak itu, bagaimana bisa dia menghina wanita yang sudah membantuku" gumam Kanjeng Mami lirih "Terus apa kau tidak melawannya" Tanya Kanjeng Mami menggebu.
"Tentu saja nyonya, aku bukan wanita yang mudah di tindas, aku bilang padanya kalau aku akan kembali dan dia tidak akan bisa mengusirku" ucap Dinda ikutan menggebu "Lalu aku langsung pergi dari sana"
"Terus apa rencanamu?" Tanya Kanjeng Mami
"Belum punya nyonya" ujar Dinda dengan ekspresi Bod*h
"Lha terus kowe (kamu) mau melawan pria itu dengan apa?? Memangnya sudah punya backing yang kuat" tanya Kanjeng Mami karena Dinda bilang dia pasti akan kembali.
"Baking? Apa harus pakek baking nyonya?" Tanya Dinda "bukankah ini perusahaan bergerak di bidang properti kenapa harus pakai baking, memangnya mau bikin kue" tanya Dinda dengan polosnya.
Spontan Kanjeng Mami tepok jidat "Eladalaah nduuk cah ayuu.. Ayu-ayu kok oon (Cantik-cantik kok bod*h)" gumam Kanjeng Mami "Backing itu maksudnya petinggi yang berdiri di belakangmu nduk" ucap Kanjeng Mami gemas.
Dinda menatap Kanjeng mami dan menggeleng "Asataganaga.. Jadi tadi kowe cuma asal ngomong saja" tanya Kanjeng mami dan Dinda mengangguk sambil nyengir kuda "yowes (Ya sudah) mana proposalmu" ucap Kanjeng Mami sambil menengadahkan tangan kanan.
"Buat apa nyonya?" Tanya Dinda
"kamu ingin bekerja disini apa tidak?"
"tentu saja mau nyonya"
"Ya sudah cepat mana proposalnya" pinta Kanjeng Mami gemas
Dengan ragu-ragu Dinda menyerahkan surat lamaran pada Kanjeng mami.
Kanjeng mami membuka proposal milik Dinda dan membacanya "Hmm.. Jadi kau lulusan Desain Grafis" Tanya Kanjeng Mami sambil membaca biodata Dinda "Usiamu sudah 24 tahun" Kanjeng Mami memindai tubuh Dinda dari atas hingga bawah, Dinda mempunyai perawakan mungil dan wajahnya lebih mirip gadis remaja "Diusia sepertimu harusnya sudah menikah kenapa tidak melamar jadi menantuku saja" tembak Kanjeng Mami.
"Saya masih ingin membahagiakan orang tua saya nyonya, kalau saya sukses ingin membangun rumah yang besar untuk ibu dan lahan untuk bapak bertani" ucap Dinda penuh semangat "Saya terpikirnya untuk menikah dan lagi siapa yang mau menikah dengan gadis miskin seperti saya" ucap Dinda pandangannya menunduk.
Kanjeng Mami mengangguk mendengar pengakuan tulus Dinda, walaupun dia tidak seberapa pandai terlihat dari transkrip nilai Dinda yang pas-pasan tapi Dinda memiliki keinginan yang kuat untuk membahagiakan dan membuat bangga kedua orang tuanya.
"Oke! Itu sudah cukup sekarang ikut aku" ucap Kanjeng Mami "Amir.. Bejo.. Kalian tunggu disini.. understand!" perintah Kanjeng Mami pada kedua bodyguardnya.
"siap Kanjeng Mami" ucap keduanya dengan memberi hormat.
Dinda menutup mulutnya menahan tawa melihat kedua orang bodyguard Kanjeng Mami yang satu gondrong dan satu lagi botak mengkilap.
"and you! Ikut aku" Kanjeng Mami menunjuk Dinda.
"Siap nyonya" ucap Dinda tegap ikut-ikutan Amir dan Bejo.
"Mulai sekarang panggil dengan sebutan Kanjeng Mami.. Mengerti!" ucap Kanjeng Mami memerintah.
"Siap nyonya! Eh Kanjeng Mami" Dinda memberi hormat dan meralat panggilan nya.
Dinda berjalan di belakang Kanjeng Mami, mengikuti kemanapun Kanjeng Mami melangkah, semua karyawan sudah mengetahui siapa wanita paruh baya dengan Gaya jawa tulen dengan kipas yang selalu menghiasi tangannya dan tidak ada. Seorangpun yang berani mencegahnya untuk masuk ke dalam perusahaan, setiap karyawan yang berpapasan selalu menunduk memberi hormat
Ting
Pintu lift terbuka Kanjeng Mami masuk terlebih dahulu disusul Dinda kemudian
"kita mau kemana Kanjeng Mami" Tanya Dinda Setelah pintu tertutup.
"lantai 30" ucap Kanjeng mami, Dinda mengangguk dan menekan angka 30 lantai teratas dimana ruang CEO berada.
sesampainya di depan ruang CEO, Kanjeng Mami memerintahkan Dinda untuk duduk di di sofa yang ada depan ruangan CEO.
"Tunggu disini saat aku panggil baru kau masuk" perintah Kanjeng Mami.
"Baik Kanjeng Mami" ucap Dinda patuh, di dalam benaknya Dinda bertanya identitas wanita cantik sedikit berisi dengan tinggi badan sama sepertinya "Sepertinya Kanjeng Mami orang yang berkuasa buktinya beliau masuk ke ruang CEO tanpa ijin" gumam Dinda dalam hati.
Tok! Tok! Tok!
"masuk!" seru suara dari balik pintu.
Ceklek
"Cepat katakan berita penting apa yang kau bawa, kalau tidak ada enyahlah" ucap Simon tanpa melihat pada orang yang masuk.
Pletak
Sebuah kipas tangan melayang tepat mengenai kening Simon membuatnya merintih kesakitan
"ao.. Kau!" umpatan Simon tertelan kembali saat melihat wanita paruh baya yang berdiri bersedekap dada menatap tajam padanya.
"Mommy..."
Bersambung...
Terima kasih sudah singgah jangan lupa tinggalkan jejak ya.. Lope u 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
efvi ulyaniek
emang up nya ga rutin kah kok byk yg tanya kapan up?
2024-07-05
1
efvi ulyaniek
😀😀😀😀😀
2024-07-05
1
Nur Hayati
kapan mau up thor
2024-05-03
1