Chapter 5

...- happy reading, dear -...

...***...

"Kalea bukan?"

Gabriel akhirnya bertanya pada gadis yang sedari tadi diam mematung menatapnya. Melihat diamnya gadis itu mengalihkan pandangan Gabriel pada pergelangan tangannya yang memerah.

"Ikut gue..."

Gabriel menarik tangan Kalea, membawanya menuju kantin tempat biasa mereka nongkrong yang tak jauh dari tempat mereka saat ini.

"Siapa tuh cewek? Gue baru lihat," ujar Bobby yang berjalan di belakang Gabriel dan gadis asing itu.

"Mana lah gue tahu. Dia manis bangat..." sambung Haris membuat Bobby dan Adit menganga.

"Anjir! Gue baru dengar lo Ris muji perempuan. Gue kira selama ini lo belok..."

"Lo lagi sadar kan ngomong begituan?" ujar Adit.

"Palingan telinga lo yang bermasalah," jawab Haria membuat Adit bungkam.

"Lo berdua gak ngerasa aneh sama itu cewek? Kayak pernah kenal tapi siapa ya, gue kayak ngga asing sama mukanya," ujar Adit.

"Dih! sejak kapan lo kenal cewek? Lo kan takut sama Miranda kalau lo dekat-dekat sama cewek lain," tutur Bobby.

"Gue gak takut yaelah, gue gak mau ajah cari ribut aja. Tau sendiri gimana Miranda kalau ngamuk, habis gue digebukin."

***

Bunyi bel sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu tapi Gabriel dan ketiga rekannya malah asik bersantai ria di kantin bersama gadis asing itu. Kalea duduk disebelah Gabriel sementara Adit, Bobby dan Haris duduk tepat di depan keduanya. Mereka dipisahkan oleh sebuah meja panjang.

"Jadi lo adiknya Zion.." kata Adit seraya memutar gelas kosong ditangannya. Kalea mengangguk tanda ia mengiyakan.

"Terus kenapa bisa pindah sekolah kesini?" Adit bertanya lagi membuat Gabriel mendengus kesal mendengarnya.

"Itu—"

"Berisik lo, Dit! Nanti deh lo nanya-nanya," potong Gabriel begitu saja. Adit seketika diam karena tatapan tajam laki-laki itu.

"Mang Kumis, pesan nasi gorengnya satu ya, gak pake lama," teriak Adit ke arah dapur kantin.

"Minumnya kayak biasa, teh hangat," lanjutnya dan langsung dibalas Mbah Kumis dari belakang.

"Mana tangan lo, sini gue lihat dulu."

Gabriel mengulurkan tangannya dan disambut baik oleh Kalea. Ia menarik napas saat jemari panjang laki-laki itu menyentuh permukaan kulitnya.

"Modus itu modus..." celetuk Adit lalu mendapat tatapan tajam kesekian kalinya.

"Sori, sori. Masih pagi udah mau makan orang ajah."

Gabriel sesekali mencuri pandang ke arah gadis yang duduk tenang di depannya. Jarak mereka juga hanya beberapa jengkal saja membuat Gabriel bisa mengharum aroma tubuh Kalea yang begitu memabukkan.

"Kenapa cowok tadi gangguin lo?" Gabriel berkata dengan perlahan sambil mengobati tangan Kalea yang memerah. Ya, cukup sakit untuk seorang perempuan.

Tak hanya cowok itu yang serius menunggu jawaban Kalea, Haris yang bermain game candy kesukaannya pun tak luput memperhatikan gadis itu. Begitu juga dengan Adit yang mengunyah makannya sambil menatap Kalea sesekali. Bobby juga demikian.

"Itu karena gue gak mau kasih tau nama gue siapa. Segala cara dia coba buat maksa dan itu hal yang gak gue suka bahkan dia sampai main pegang, kan gak sopan jadinya," jelas Kalea sekali tarikan napas.

"Dia cowok gak beres Kalea. Untung kita datang tepat waktu dan lo gak kenapa-napa, cuman luka ringan doang," kata Adit.

"Makasih banyak..." jawab Kalea tersenyum tipis membuat Adit tersipu malu.

"Jangan senyum dek, jantung gue panas dingin nih," ujar Adit menyentuh dadanya sambil bertingkah menjijikan.

"Woi, anak ayam!!" lontar Bobby melihat tingkah Adit barusan. Adit baru saja melakukan hal alay pada Bobby membuat Bobby bergidik geli.

Melihat kelakukan seniornya yang baru ia kenal, Kalea tertawa ringan dan sontak membuat gabriel yang masih menyentuh tangan gadis itu terpana melihat lesung pipi Kalea--cantiknya bertambah sepuluh kali lipat.

"KALEAAA!!"

Brak!!

Zion berteriak seraya mematung berdiri dekat pintu membuat mereka yang ada di kantin sontak menoleh ke arah pintu. Zion spontan duduk disebelah kiri Kalea membuat Kalea refleks menjauhkan tangannya dari pegangan cowok bernama Gabriel.

"Mana yang sakit, mana?!" ujar Zion heboh sendiri.

"Kelamaan lo! Udah keburu diobatin si bos dari tadi," kata Haris membenarkan.

"Siapa yang lakuin ini, hah? Mampus gue kalau Papa tau lo kenapa-napa. Baru juga kakak tinggal satu jam udah kenapa-kenapa ajah."

Zion mengangkat pergelangan tangan Kalea ke atas meja kemudian menatap tangan gadis itu yang masih memerah.

"Ini kenapa? Kok merah bangat tangannya?"

"Gak papa kok kak, untung teman kakak nolongin Lea. Lea juga gak kenal siapa cowok tadi."

"Bian orangnya. Dia yang buat tangan adik lo Semerah itu." Gabriel langsung mencelos cepat mengatakan pelakunya pada Zion membuat raut wajah Zion seketika mengetat.

"Dia lagi? Perlu bangat matanya itu gue keluarin dari tempatnya. Gak bisa lihat orang cantik," geram Zion dengan kalimat sedikit pujian untuk Kalea.

"Santai Zi, santai. Gabriel udah kasih pelajaran sebelum lo ngamuk..." kata Adit.

"Thanks ya kalau gitu. Kalau gak ada lo mungkin adik gue bakal kenapa-napa." Gabriel berdehem lalu menatap layar ponselnya. Ia bergeser, menjaga jaraknya dari Kalea yang sibuk mengobrol dengan Zion.

Sementara itu, Kalea menarik lengan seragam Zion, hal itu tidak luput dari pandangan Adit. Memang ya Adit ini matanya selalu kemana mana.

"Jam pertama udah mau habis, Lea belum ketemu Kepala sekolah," ujar Lea pelan.

Sementara Zion, cowok itu justru menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. Melihat gelagat kakaknya, Kalea menautkan kedua alisnya dan melepaskan pegangannya pada lengan cowok itu.

"Kakak gak mau anterin Lea ke ruang Kepsek, iya?"

"Bukan gitu, Kakak ada urusan sebentar. Lo diantar teman kakak ajah ya. Dia ini cowok baik kok," kata Zion menepuk pundak Gabriel. Kalea melirik sebentar lalu menatap Zion dengan lekat.

"Lea ngga mau. Kakak udah janji temani Lea ketemu kepala sekolah. Lea—"

"Anterin adik gue iya..." kata Zion bangkit membuat Kalea memasang wajah kesal. "Gue cuman sebentar doang, sekalian antar ke kelasnya juga."

Kalea menatap nanar. Ia menatap punggung kakak nya keluar dari kantin bersama dua orang yang menolong dirinya tadi. Melihat punggung kakaknya menjauh Kalea diam tak berkutik sampai ia merasakan pergerakan laki-laki disebelahnya.

"Ayo, gue antar ke ruang kepala sekolah," ujar Gabriel membuat Kalea langsung berdiri dan berjalan mengikuti langkah cowok di depannya. Namun kepalanya menoleh pada Haris yang masih duduk di kursi panjang.

"Tunggu kak..." Gabriel berhenti dan berbalik badan. "Kakak gak ikut anterin Kalea?"

Gabriel menaikkan sebelah alisnya setelah mendengar ucapan adik dari temannya. Haris yang saat itu melihat Kalea mendadak bingung. Pada siapa gadis itu bertanya, gumam Haris dalam hati.

"Lo ngomong sama gue?" telunjuk Haris mengarah pada hidungnya.

"Iya Kak."

Entah setan apa merasuki Haris membuat cowok itu bangkit dari duduknya dan berjalan di samping Kalea. Haris melirik Gabriel dan cowok itu hanya menggelengkan kepala. Kalea berdiri diantara keduanya. Ia menjadi objek yang murid-murid lain lihat sewaktu berjalan di koridor sekolah. Hingga Gabriel berhenti di depan ruangan bertuliskan ruang kepala sekolah.

Kalea menoleh pada Gabriel. Cowok itu hanya memasang wajah datar kepada Kalea.

"Lo bisa masuk sekarang. Kita bakalan nungguin lo disini."

"Tapi—"

"Masuk..."

***

📍Ruang kepala sekolah

"Pak Bagas selaku orangtuamu sudah memberitahukan Bapak bahwa putrinya akan masuk hari ini. Jadi benar, kamu Kalea Ludovica?" tanya Pak Muklis, nametag di dada kanan beliau memperjelas.

"Iya Pak. Saya Kalea Ludovica."

"Baiklah. Kelas kamu ada di sebelas IPS satu dan selamat bergabung di SMA Bintang. Bapak harap kamu bisa memberikan yang terbaik di sekolah tercinta kita ini."

"Saya akan berusaha semaksimal mungkin Pak. Terimakasih."

Kalea keluar dari ruangan. Ia mengira kedua cowok tadi akan meninggalkannya tapi ternyata mereka masih anteng berdiri di depan ruangan kepala sekolah.

Mendengar pintu terbuka, Gabriel memutar badan menghadap Kalea. Setelah ia mengatakan ruangan kelasnya dengan jelas, Kalea kembali mengayunkan kedua kakinya berjalan bersama kedua cowok itu.

Mereka terus berjalan menyusuri lorong setiap kelas menuju lantai tiga. Tidak ada obrolan yang terdengar, hanya suara bisik-bisik beberapa kelas setelah melihat kedatangan mereka.

Berhentinya Gabriel membuat Kalea menghentikan langkahnya. Ia mengamati keadaan sekitar. Sekolah yang sangat indah.

"Permisi..."

Gabriel berseru tanpa mengetok pintu kelas lebih dulu. Guru wanita itu tetap tidak menoleh padanya. Sementara seisi kelas termasuk kaum perempuan mulai menatap kedatangan dirinya berdiri di ambang pintu kelas.

"Eh lihat tuh ada Gabriel di depan kelas..."

"Ngapain dia ke kelas kita?"

"Mana gue tau bego!"

"Eh, siapa tuh cewek!"

"Kelas kita kedatangan murid baru ya?"

Blablablabla

"Permisi Bu, budeg atau gimana!" seru Gabriel kedua kalinya membuat Kalea disampingnya menganga mendengar. Guru wanita itu menoleh kemudian membelalakkan mata melotot kepada Gabriel.

"Tidak bisakah kamu lebih sopan sedikit, Gabriel? Ketuk pintunya atau ucapkan salam, kan bisa..." kata Bu Salma guru sosiologi yang paling ia benci. Walau pun Bu Salma tidak mengajar dalam kelasnya tetap saja ia tidak suka melihat keberadaan guru tersebut.

"Terserah. Gue cuman antar ini cewek ke kelasnya dengan keadaan selamat. Permisi..."

Gabriel berlalu dari sana diikuti Haris dari belakang. Bu Salma mengembuskan napas berat. Untung saja Gabriel bukan anak muridnya kalau sampai itu terjadi Bu Salma akan tiap hari bertengkar dengannya.

Bu salma dibenci seluruh pasukan Vesarius, kecuali Haris, karena beliaulah sumber masalah mereka selama ini. Mentang-mentang beliau guru BK beliau seenak jidat menghukum mereka saat itu, membuat Bu Salma mau tidak mau menerima kebencian Gabriel dan Gabriel sendiri memasukkan Bu salma dalam daftar hitamnya.

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51 : Warning
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64 : Past Time (Chika - Gabriel)
65 Chapter 65
66 Chapter 66 - Flashback
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter - 111
112 Chapter - 112
113 Chapter - 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142
143 Chapter 143
144 Chapter 144
145 Chapter 145
146 Chapter 146
147 Chapter 147
148 Ending
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51 : Warning
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64 : Past Time (Chika - Gabriel)
65
Chapter 65
66
Chapter 66 - Flashback
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter - 111
112
Chapter - 112
113
Chapter - 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142
143
Chapter 143
144
Chapter 144
145
Chapter 145
146
Chapter 146
147
Chapter 147
148
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!