"Dimana Cantika?" tanya Indira
"Dia belum kembali dari toilet?" tanya Ibra
Indira menggeleng,
"Aku akan mencarinya dulu", Ibra segera menuju ke toilet. Dan tanpa sengaja, dia berpapasan dengan Dara
"Benar - benar suami yang sayang istri. Kamu pasti mencari istrimu kan? Dia ada didalam"
Ibra tak menjawab, ia memilih menunggu didepan toilet tanpa menghiraukan Dara. Tak lama Cantika keluar dengan wajah yang masih memerah.
"Kenapa lama sekali?" tanya Ibra namun tak di gubris oleh istrinya
Cantika menatap Dara yang tersenyum mencibir ke arahnya sembari berlalu, kemudian Cantika menatap suaminya. Wajahnya terlihat emosi, "Pokoknya aku mau kamu putuskan kerja sama dengan Dara!" Cantika berteriak kesal
Ibra menghela nafas, "Hm"
"Kamu masih mencintainya kan?" tuduh Cantika
"Atas dasar apa kamu mengatakan hal tidak penting seperti itu?" jawab Ibra malas. Ia berjalan meninggalkan sang istri
"Aku belum selesai bicara!"
"Kita mau pulang. Bukankah kamu ingin segera pergi dari sini"
"Aku ingin segera memiliki anak!"
Langkah Ibra terhenti mendengar perkataan Cantika
"Aku ingin segera memiliki anak. Ayo kita program hamil" ulang Cantika
Ibra tampak menghela nafas, "Kita bicarakan ini dirumah"
Meski dongkol, Cantika tetap mengikuti suaminya.
"Ayo kita pulang" ucap Indra pada anak dan menantunya
Mereka berempat meninggalkan ballroom Merdeka Hotel. Namun, sepertinya tak cukup kesialan yang dialami, didepan ballroom mereka bertemu dengan Calisa, sahabat Dara, anak Papa Teo dan Mama Camelia.
"Wah, ketemu pengkhianat sama antek - anteknya nih!"
Langkah Indra, Indira, Ibra dan Cantika berhenti dan menatap Lisa bingung. Benarkah kalimat itu ditujukan pada mereka. Sementara, berbeda dengan Ibra, dia menatap Lisa datar karena tahu bahwa kalimat itu ditujukan untuknya.
"Kamu mengatai kami?" tanya Cantika. Sebab sejak tadi Lisa memang menatap ke arah mereka
"Enggak tuh! Tapi kalo merasa ya syukur"
Cantika maju kedepan, "Saya nggak kenal sama situ ya. Jadi jangan cari masalah!"
"Iiiuuuhhh... Siapa juga yang cari masalah sama situ! Lihat aja enek! Apalagi sama pria plin plan nggak punya pendirian!"
Cantika hendak menimpali, namun lebih dulu Indra yang berbicara
"Kami tidak mengenal Anda, jadi sebaiknya jangan bicara sembarangan!" timpal Indra
Bukannya takut, Lisa justru tertawa, "Anda mungkin tidak mengenal saya. Tapi saya tahu semua yang Anda dan Putra Anda lakukan pada sahabat saya, Dara!"
Akhirnya mereka paham siapa Lisa. Sahabat Dara itu tersenyum sinis, "Gimana? Nggak malu saat tahu yang menolong kalian itu Dara? Kalau saya sih, mending nyebur ke laut aja!"
"Hentikan, Sa. Kamu sudah keterlaluan!" seru Ibra
Lisa maju di hadapan Ibra, "Cuma segini udah dibilang keterlaluan? Terus gimana sama Dara yang Loe buang layaknya sampah? Dasar pria ba*jingan!"
Ibra mengepalkan tangan, apalagi melihat senyum mengejek Lisa
Lisa menatap Cantika dari atas sampai bawah, "Kayaknya kamu perlu perawatan lebih ekstra deh. Takutnya suamimu kecantol lagi sama sahabatku! Kamu sama Dara jauh banget perbedaannya. Cantikkan sahabat aku kemana - mana"
"Kamu!" ucap Cantika geram
"Sayang, Leon nangis" seru Dion, suami Lisa.
Lisa berlalu meninggalkan Ibra dan keluarganya, namun ia masih sempat menoleh ke belakang, "Panas!!" ejeknya
"Awas kamu sialan! Jangan pergi!!", Cantika hendak mengejar Lisa namun di cegah oleh Ibra.
"Dia udah kurang ajar sama aku! Beraninya dia bicara seperti itu!!
"Kita pulang" seru Indra sembari memijat pelipisnya. Ia tak mau tambah pusing karena masalah sepele.
🌿🌿🌿
Begitu sampai di rumah, Cantika langsung menodong Ibra dengan banyak kalimat.
"Aku mau besok kita ke dokter untuk program hamil"
Ibra melepas dasinya lalu melemparnya ke keranjang kotor, "Kita bicarakan lagi besok. Aku capek. Aku mau istirahat"
"Kamu selalu mengelak jika kita bicara soal anak! Jadi yang dikatakan wanita itu benar?!"
"Wanita siapa?"
"Dara!" jawab Cantika dengan nada marah, "Kamu sengaja tidak mau memiliki anak denganku karena ingin memiliki anak dengannya kan?!"
Ibra memijat kepalanya, "Jangan menuduh sembarangan!"
"Aku tidak menuduh sembarangan! Dua tahun kita menikah, tapi kita belum juga memiliki anak! Aku ingin punya anak, Ibra! Aku ingin hamil dan melahirkan seperti istri - istri lainnya!"
"LALU AKU HARUS BAGAIMANA? SEMUA YANG KAMU MAU SUDAH AKU TURUTI!" bentak Ibra
Cantika mematung, lebih tepatnya terkejut dengan bentakan suaminya. Selama dua tahun walau dibilang rumah tangga mereka tak selalu harmonis, namun Ibra adalah suami yang baik. Walau cuek dan tidak romantis.
Cantika tersenyum miris, "Ini pertama kalinya kamu ngebentak aku selama kita menikah. Dan itu setelah kamu bertemu lagi dengan Dara!"
Ibra mengusap wajahnya frustasi, "Aku minta maaf. Tapi sungguh, semua tidak ada hubungannya dengan Dara"
Cantika terlanjur sakit hati, dia segera mengganti pakaian kemudian tidur membelakangi suaminya. Lagi - lagi Ibra menghela nafas. Dia lelah, dia hanya ingin istirahat tanpa drama. Tapi selalu saja ada hal yang Cantika perdebatkan.
Baru saja hendak naik ke atas ranjang, ponsel Ibra dan Cantika berdering bersamaan.
Keduanya sama - sama mengambil ponselnya.
"Apa - apaan ini, Ibra!!"
🌿🌿🌿
Kira - kira ada apa ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Noey Aprilia
serang trs,jgn ksih kendor pkonya....
mngkn bs jg sklian ambl prshaan mreka,biar jd gmbel....atw kl mau mreka kena mntal,bkin mreka malu aja dlu....kn biar hdupnya ga tnang....
ksl bgt soalnya.....
2024-04-30
0
mama aya
up yang banyak kak
2024-04-29
3