Tidak Semudah Itu

"Ibra! Ibra!"

Deg

Pria itu tersadar dari lamunannya setelah sang istri memanggilnya berkali - kali

"Apa?"

"Acara akan segera dimulai. Kenapa kamu malah melamun dari tadi?"

Ibra menatap sekeliling. Dia masih berada di ballroom acara Artha Raya. Namun tidak ada Dara disana.

"Jadi semua ini hanya ilusi?" bathin Ibra

Pria itu menghela nafas. Ini bukan pertama kalinya ia mengalami hal semacam ini. Tapi mengapa rasanya begitu nyata padahal ia hanya berhalusinasi.

"Baiklah. Acara akan segera dimulai. Namun sebelum itu, mari kita sambut CEO sekaligus pewaris tunggal Artha Raya, ini dia, Nona Dara Queen Bramasta!"

Deg

Jantung Ibra berdetak kencang. Ini sama persis dengan hayalannya beberapa menit yang lalu. Hanya saja, pakaian Dara berbeda.

"T-tidak mungkin!" seru Cantika

Wajah Indra dan Indira juga tak kalah terkejut mengetahui fakta ini.

"Jadi yang telah membantu kita adalah Dara?" ucap Indira pelan

Indra mengepalkan tangan. Dia malu sekaligus marah. Bagaimana bisa dia tidak mengetahui hal ini dan malah menerima bantuan dari gadis yang dulu selalu ia remehkan.

"Secantik apapun dirimu, kamu bukan tipe menantu idamanku!"

Kalimat itu kembali berputar di kepala Indra. Selain menentang hubungan Ibra dengan Dara, Indra juga kerap melontarkan kalimat yang menyakitkan. Hari ini, keangkuhannya telah diruntuhkan oleh Dara. Dia menatap sekeliling. Lihatlah, semua orang menatap kagum pada Dara.

Dara berjalan dengan anggun sembari tersenyum. Dengan gaun putih tanpa lengan ditambah kalung dan anting berlian yang berkilau, penampilan Dara terlihat begitu memukau.

Saat melewati keluarga Ibra, senyum manis Dara berganti dengan senyum remeh. Jelas hal ini sangat melukai harga diri keluarga Seruni. Namun mereka tak bisa melakukan apapun saat ini selain diam.

Acara dimulai, Dara memberikan sambutan dan membuka acara. Setelah acara resmi dibuka, semua tamu kembali menikmati acara. Sebagai tuan rumah, Dara menghampiri tamu undangan secara bergantian.

"Kita pulang saja. Kita tidak mungkin mempermalukan diri sendiri seperti ini kan?" tanya Cantika

Indira menatap menantunya, "Kita belum menyapa tuan rumah. Tidak etis kita pergi sebelum mengucapkan selamat padanya"

Cantika mendengus, "Mama mau mengucapkan selamat kepada Dara? Dia pasti akan mencemooh kita"

Ibra menghela nafas, "Kamu pasti sudah tahu hal ini sebelumnya?" tanya Indra dengan nada tajam

"Aku tidak tahu!" sahut Ibra singkat

Indra tak bersuara lagi karena posisi Dara sudah dekat dengan mereka.

"Selamat malam, Tuan Indra?" sapa Dara dengan wajah dinginnya

"Malam!" sahut Indra tak kalah dingin

"Selamat atas ulang tahun perusahaanmu" ucap Indira

Dara tersenyum tipis, "Terima kasih, aku pikir kalian tidak akan datang"

"Kalau kami tahu ini perusahaanmu, tentu kami tidak akan datang!" jawab Cantika dengan lantang

Dara tergelak, "Kamu cukup angkuh rupanya. Jika kamu tahu diri, bukankah seharusnya kamu berterima kasih padaku? Tapi sudahlah, silahkan dinikmati pestanya. Aku masih harus menyapa tamu penting lainnya", Dara berlalu begitu saja membuat Cantika mengepalkan tangan.

"Hallo Tuan Indra"

"Ah, Tuan Restu"

Indra terpaksa menyapa rekan - rekannya. Dia meninggalkan keluarganya dan bergabung dengan pengusaha lainnya.

"Aku mau pulang!"

"Papa masih menyapa rekan - rekannya" sahut Ibra

"Duduklah dengan anggun, Cantika. Kita akan pulang setelah Papa kembali"

Untuk kesekian kalinya, Cantika mendengus.

"Aku ke toilet sebentar"

Istri Ibra itu pergi meninggalkan pesta, "Lebih baik berada di toilet daripada di pesta ini!"

Setelah istrinya pergi, Ibra menatap Mama tirinya "Aku juga akan menyapa rekan bisnis sebentar"

Indira hanya bisa mengangguk. Kini tinggal dirinya seorang diri disana.

"Selamat malam, Nyonya Indra"

"N-nyonya Raya"

Mama Raya tersenyum, "Rupanya kamu masih mengenaliku"

Indira tersenyum canggung, "A-apa kabar?" tanyanya basa - basi

"Aku terlihat baik. Tapi hatiku tidak baik - baik saja sejak dua tahun lalu"

Deg

Jantung Indira berdetak kencang. Ia tak tahu harus berkata apa.

"Aku lihat Ibra bahagia bersama istrinya"

Indira hanya bisa tersenyum

Mama Raya menatap Indira, "Tapi putriku malah trauma pada cinta" perempuan itu tersenyum, "Jika tahu semua akan berakhir menyakitkan, jelas aku akan menentang hubungan mereka dari awal. Putriku ... Tidak pantas disakiti oleh putramu yang pengecut itu!"

Sementara disisi lain, ternyata Ibra tidak menghampiri rekan bisnis seperti yang ia katakan. Ia justru menghampiri Dara, "Bisa kita bicara sebentar?"

Dara berbalik lalu menatap Ibra, "Oh, lihatlah siapa ini? Tuan Ahmad Ibrahim! CEO Seruni grup yang nyaris bangkrut!"

Deg

Ibra cukup terkejut dengan kalimat yang Dara lontarkan. Namun, sebisa mungkin ia bersikap tenang.

"Bisakah kita berbicara sebentar?" Ibra kembali bertanya

"Tentu. Jadi, apa yang ingin Anda bicarakan?"

Ibra menatap Dara sejenak, "Saya ingin membeli kembali saham perusahaan dari Artha Raya"

Dara tertawa sinis, "Apa Saya tidak salah dengar? Maksudnya, Anda ingin membeli saham Seruni Grup yang sudah kubeli?"

Ibra mengangguk

"Anda sungguh tidak tahu diri, Tuan Ibra! Setelah Saya membantu Anda, begini cara Anda berterima kasih?"

Ibra menghela nafas, "Saya tidak tahu apa tujuan Anda sebenarnya. Tapi jika Anda punya tujuan pribadi, sebaiknya Anda lupakan saja"

Dara kembali terkekeh, dia menatap Ibra dingin. "Ternyata Anda memang memiliki peringai buruk! Bagaimana bisa Anda menuduh Saya seperti itu? Pantas saja perusahaan Seruni Grup kembali di ambang kehancuran"

"Semua tidak ada hubungannya dengan ini"

"Oh ya, lalu apa?" Dara mendekat ke arah Ibra, "Kau tidak kompeten sebagai seorang pemimpin! Dua tahun bahkan kau tak mampu mengembangkan perusahaan. Sekarang kau mau membeli kembali sahamku? Dengan cara apa? Mencari perusahaan lain yang mau membantu?" Dara tertawa, "Oh ayolah, siapa yang mau mengorbankan uangnya untuk perusahaan bobrok seperti itu?"

Ucapan Dara tepat mengenai ulu hati Ibra.

"Aku tetap akan membeli sahamku kembali"

Dara mengangguk, "Baiklah. Kalau begitu aku minta harga lima kali lipat!"

Deg

Dara meninggalkan Ibra yang masih mematung di tempat, "Tidak semudah itu, Ibra! Aku belum berbagi luka. Setidaknya, kalian harus merasakan yang aku rasakan dulu! Bahkan lebih parah dari itu!"

Dara berjalan menuju toilet, dia tahu jika Cantika belum keluar dari sana.

"Sepertinya toilet lebih menarik daripada pestanya"

Cantika kaget mendengar suara Dara, istri Ibra itu menatap tak suka mantan kekasih suaminya.

"Kau pasti sengaja melakukan ini kan?!"

"Melakukan apa?" tanya Dara sok polos

"Apa tujuanmu sebenarnya?" tanya Cantika tajam

Dara menatap istri Ibra dengan santai, "Kau juga suka menuduh seperti suamimu"

"Apa maksudmu?!"

Dara menunjukkan gambar di ponselnya. Gambar dirinya dengan Ibra beberapa menit yang lalu. Mereka tampak dekat

"Kau mau menggoda suamiku?! Jangan harap pelakor murahan!! Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!!"

Dara tertawa, "Kalau ada kesempatan, kenapa tidak? Kau lupa? Kami pernah bersama selama tujuh tahun. Aku tahu Ibra luar dalam seperti apa"

"Wanita sialan!!"

Dara menghempaskan tangan Cantika yang hendak menamparnya, "Jauhkan tangan kotormu dari tubuhku!"

Cantika terhuyung ke belakang, "Aku bersumpah akan membalasmu!"

"Lakukan saja. Tapi sebelum itu, aku akan lebih dulu mengambil Ibra darimu!"

"Mimpi!!"

Wajah Cantika memerah, nafasnya terengah menahan emosi. Hal itu membuat Dara semakin gemas, dia berjalan santai mendekati istri mantan kekasihnya itu lalu berbisik, "Kau sangat ingin memiliki anak dengan Ibra bukan? Sebaiknya tanyakan suamimu, apa dia benar - benar ingin memiliki anak denganmu atau tidak. Ya, siapa tahu dia sengaja menundanya bukan?!"

Deg

Wajah Cantika seketika berubah pias dan pucat

"Itu tidak mungkin. Ibra sangat mencintaiku!!" teriak Cantika emosi

Dara mengangguk, "Aku hanya bertanya. Santailah sedikit"

Cantika mencuci tangan kemudian hendak keluar dari toilet

"Atau ... Bagaimana kalau aku membantu mewujudkan impianmu? Aku bisa mengandung anak dari Ibra!"

Deg

🌿🌿🌿

Di bagian akhir bab 1 sudah aku perbaiki ya. Selamat membaca dan jangan lupa like serta komennya. Terima kasih 🥰

Terpopuler

Comments

Noey Aprilia

Noey Aprilia

Sllu suka gaya'ny dara...mngkn krna ddikn papa sm mama'ny jg,mkanya dia bs brskp lbh tnang....cba kl yg lain,udh ada drama jmbak2an pst....
Tp aku msh pnsran loh kk,ibra nkah sm cantika tuh krna bnrn sling cnta atw krna ancamn ortunya????
pdhl mreka kn udh dr sma,smp kliah d luar negri jg..tiba2 mlh dara d cmpakn gt aja.....

2024-04-28

3

retiijmg retiijmg

retiijmg retiijmg

akhirnya up juga..
ceritanya makin seru. dara berubah jadi wanita tangguh.
suka sm karakter dara
🫶🫶🫶

2024-04-28

0

N Wage

N Wage

semangat...
buat dara jd wanita yg tegas,kuat dani tak bisa diintimdasi.
jangan penampakannya sj yg kuat

2024-04-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!