Ghalia sedang membaca bukunya dengan serius di pojokan perpus. Meski gadis itu ceria dan cenderung bawel, dia sangat menyukai kegiatan membaca itu.
Seseorang duduk di sampingnya membuat Ghalia menoleh.
"Baca apa sih?", tanyanya sambil mengintip judul buku tersebut.
"Dikasih tahu juga ngga bakal tertarik!", sahut Lia. Temannya terkekeh pelan. Ya, temannya itu memang tak suka membaca. Ke perpus saja karena dia ingin tidur siang saja.
Setiap malam selalu ada setoran murojah. Walaupun bukan pondok pesantren tapi sekolah itu merupakan sekolah Islam terpadu.
"Lia ...!", kata gadis itu yang meletakkan kepalanya di atas meja.
"Heum...!", gumam Lia.
"Temen Galih pindah ke mana?", tanyanya. Lia menoleh pada sahabatnya itu.
"Shakiel?", tanya Lia. Gadis itu mengangguk.
"Ngga tahu! Galih aja ngga tahu!", kata Lia masih dengan tatapan matanya di buku.
"Bukannya kamu tuh suka sama Shakiel? Hehehe malah sekarang berpaling sama kak Diaz!", katanya.
"Ribi kembaran Fesha, tolong ya kalo ngomong di jaga! Awas aja kalo sampe bocor terus kedengeran sampe telinga Galih apalagi Ganesh!"
"Heheheh tapi iya kan? Kamu teh pernah ngomong kalo suka sama si El itu?!", kata Ribi lagi.
"Ckkkk...sebatas suka, ngga lebih!", jawabnya.
"Kalo aku suka sama Galih, boleh?", tanya Ribi. Ghalia meletakkan bukunya. Ia meraup wajah Ribi yang terkekeh pelan.
"Kamu suka sama Galih, terus kembaran kamu suka sama Ganesh ,gitu??? NO!!!", kata Lia.
Ribi masih tertawa meski pelan. Mereka tidak boleh berisik di dalam perpus kan????
Selesai mengusili Lia, Ribi pun memilih kembali ke kelasnya.
Ghalia menghela nafas berat mengingat ucapan Ribi barusan.
Kamu teh di mana sih El??? Meuni tega teu pamitan....!!!
Ghalia menyimpan bukunya di rak tempat ia mengambil tadi. Saat keluar, Fesha juga ternyata sama-sama dari ruangan itu.
Meski Fesha dan Ribi kembar, keduanya sangat berbeda. Jika Ribi sebelas dua belas dengan Ghalia, Fesha lebih kalem. Tapi ketiganya bersahabat cukup dekat. Mungkin karena sama-sama terlahir menjadi anak kembar.
💕💕💕💕💕
Ganesh sibuk dengan laptopnya. Ia sudah semester dua saat ini. Sedang si kembar Galih Ghalia masih d bangku putih abu.
"Nesh, amang ada kerjaan ke luar kota. Nitip bibik sama anak-anak ya!", kata Syam pada Ganesh yang tinggal bersamanya. Ia memang diminta tinggal di sana karena kampusnya lebih dekat dengan rumah Syam.
"Nyak Mang!", sahut Ganesh. Tak lama kemudian terdengar celotehan dua balita yang sedang berebut mainan.
"Puna Ica iniiih....!", Risya menarik boneka yang Shaka pegang.
"Puna Aka...!", Shaka tak mau kalah. Alhasil ,dua balita itu membuat suasana rumah menjadi ramai.
"Risya, Shaka!", Syam memanggil dua bocil itu.
"Abi....itu puna Ica!", rengek Risya.
"Puna Aka...massss!", Shaka menyahut. Ganesh menutup laptopnya lalu membopong Risya agar tak merengek.
"Ica, Aka! Main sama Aa aja di taman!", kata Ganesh pada sepupunya tersebut. Dan ajaibnya dua bocil itu menurut.
Syam tersenyum melihat keponakannya yang menurut pada kakak sepupunya itu.
"Kenapa Bi?", tanya Riang yang baru pulang beli sayuran di abang-abang keliling.
"Biasa lah, anak sama adik mu itu lho! Ngga bisa kalo ngga rebutan!", kata Syam.
"Terus sekarang mereka di mana Bi?", tanya Riang yang tak melihat bahkan tak mendengar ocehan dua bocah itu.
"Di bawa Ganesh ke belakang. Tahu mainan apa!", jawab Syam.
"Uum, oh iya Abi berangkat jam berapa?", tanya Riang.
"Nanti jam sembilan. Kenapa?", tanya Syam.
"Ngga apa-apa sih Bi, cuma nanya aja heheh!", sahut Riang.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Ganesh mengambil video dua bocil yang sedang bermain di belakang. Ada yang tahu dua bocil itu main apa??
Shaka bermain tanah dan beberapa cacing yang ada di bawah pot. Sedang Risya bermain masak-masakan dengan tanah yang di beri air.
Ganesh selalu mengunggah aktivitas dua bocil di sosmed nya. Pengikut Ganesh cukup banyak. Tapi yang Ganesh harapkan adalah Shakiel melihat video-video keponakan dan adiknya yang menggemaskan itu.
Mulia sekali ya???
Tidak sepenuhnya begitu sih. Ganesh memang menjadikan dua bocil itu sebagai bahan kontennya. Sekedar lucu-lucuan. Yang penting sudah ijin pada orang tua mereka.
"Risya....Shaka! Lambaikan tangan kalian dan bilang 'Hallo' !", teriak Ganesh. Lucunya dua bocil itu pun mengikuti instruksi Ganesh.
Alhasil, wajah cemong mereka semakin membuat orang gemas.
Riang melangkah kan kakinya ke teras belakang. Dan dia sangat terkejut melihat pemandangan di sana.
"Astaghfirullah ...Risya, Shaka???", Riang mengelus dadanya. Ganesh hanya nyengir kuda mendengar bibik nya beristighfar.
"Hehehhe yang penting ngga berantem atuh bik!", kata Ganesh pada Riang.
"Iya ngga berantem Nesh, tapi mereka kan udah mandi !", kata Riang lesu. Pagi-pagi sekali ia sudah memandikan dua bocil itu dengan effort yang tinggi.
Tak perlu di bayangkan gimana repotnya dua bocil itu saat rewel bersamaan!
"Nanti Shaka mandi dulu sama aku, bik! Yang penting mereka puas main dulu, ngga beranteman terus."
"Ya udah atuh, bibik mau bantu mba Nuri masak. Jagain adik-adik kamu lho Nesh!", kata Riang.
"Siap nyonya!", sahut Ganesh. Ia pun kembali memperhatikan dua bocah yang asyik dengan mainannya sendiri.
Notifikasi di ponselnya berbunyi. Ada beberapa chat masuk yang mengomentari video terbarunya.
@S.A Wijaya.dr : Risyaka
Ganesh tertarik dengan komentar itu. Hanya ada foto stetoskop di foto profilnya.
"Dia siapa? Bukan follower ku? Tapi komennya....???", monolog Ganesh.
"A Nesh! Mandi agi!", pekik Shaka.
"Iya !", sahut Ganesh. Ia menuntun dua bocil itu ke kamar mandi yang ada di luar. Dua bocil itu mandi sambil bermain.
Ganesh ikut basah karena di jahili dua adiknya itu. Meski begitu ia sama sekali tak marah. Menjadi anak tunggal membuat ia menyayangi dua bocah menggemaskan itu.
💕💕💕💕💕
Shakiel tak sengaja membuka salah aplikasi di ponselnya. Meski ia bilang tak akan pernah mencari tahu tentang kehidupan keluarga yang ia tinggalkan, nyatanya ia hanya bisa memantaunya dari jauh.
Dan video dua bocil itu membuat Shakiel tersenyum.
"Hai calon dokter, liat apa senyum-senyum begitu?", tanya Devi salah seorang teman kampus Shakiel.
"Mereka lucu sekali!", kata Shakiel menunjukkan video Risya dan Shaka di ponselnya. Devi memperhatikan dengan seksama.
"Iya, lucu banget! Tapi ...ini yang Shaka mirip banget sama kamu deh Shaki! Serius! Versi balita sama dewasa aja hihihi mana namanya sekilas mirip!", kata Devi.
Wajah Shakiel yang tadi tersenyum kini memudar. Ia ikut melihat video itu lagi. Devi benar, Shaka memang sangat mirip dengannya. Dari hidung, mata hingga bibirnya pun sama persis.
Apa ini cara Mu menunjukkan jalan untukku kembali bertemu mereka?? Tapi sakit hati ku masih terasa sampai saat ini Tuhan!
Devi memperhatikan Shakiel yang melamun.
"Hei, kenapa? Kok bengong?", tanya Devi. Shakiel hanya tersenyum dan menggeleng pelan.
Devi menyukai Shakiel. Hanya saja usia Shakiel lebih muda darinya dua tahun. Tapi karena mereka masuk di angkatan yang sama, otomatis ia meminta Shakiel untuk menganggap nya seumuran.
"Aku...ke lab dulu ya, masih ada tugas!", pamit Shakiel pada Devi.
"Oh...iya, oke!", Devi mengangkat jempolnya. Lalu ia menatap punggung laki-laki yang selama beberapa semester ini mengusik hatinya.
💕💕💕💕💕💕💕
Lanjutttt....!
Terimakasih 🤭✌️🙏🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah... sebentar lagi cita cita Shakiel tercapai..
2024-04-23
1
hidagede1
shakiel A Wijaya
2024-04-20
1
Yantie
othor tega bener bikin citra sengsara terus dari awal sampe skrg 😅
2024-04-19
1