Bab 01

Setelah di rawat beberapa hari akhirnya El diijinkan keluar dari rumah sakit. Remaja yang biasa jahil, usil dan sering membuat ulah sekarang sudah tidak ada.

Shakiel yang sekarang sangat pendiam. Dia pandai sekali berakting untuk pura-pura hilang ingatan.

Meski dalam sudut hatinya, ia merasa bersalah pada sang bunda. Dosa yang akan dia tanggung akan begitu banyak karena kebohongan yang sudah El ciptakan sendiri dan akan berlangsung lama.

"Bunda harap kamu akan segera mengingat semuanya sayang!", Naya mengusap puncak kepala El dengan lembut.

El hanya memandangi wajah ayu yang sangat teduh itu.

Krisna memasuki kamar Shakiel dan mengajaknya ke mobil yang sudah ia parkirkan di depan. Setidaknya El tidak perlu menunggu terlalu lama saat Krisna mengambil mobilnya.

Naya menerima pesan dari pengacaranya bahwa persidangan yang tanpa mediasi itu akan segera memberi putusan karena kedua belah pihak tidak ada yang menghadiri persidangan tersebut. (Othor ngarang ya, soalnya ngga tahu 🙏🙏🙏)

Helaan nafas terdengar dari bibir perempuan cantik itu.

"Nay, ayo!", ajak Krisna. Naya pun berjalan di samping Shakiel.

💕💕💕💕💕

Mobil Krisna melesat membelah jalanan ibu kota.

"Om, kaca nya di buka aja ya!", kata El pada Krisna. Krisna pun mengijinkannya. Mungkin remaja itu ingin menikmati hembusan angin.

El menatap jalanan ibu kota yang ramai hingga sepasang matanya menatap sosok yang ia rindukan.

Pandangan mata keduanya bertemu. Sosok perempuan yang sedang hamil itu terus memanggil namanya. Bahkan ia meminta mobil yang El tumpangi menepi.

Bohong kalau El tak ingin bertemu dengannya. Tapi dia harus totalitas dalam rencana yang sudah ia susun.

Akhirnya drama panjang terjadi antara bunda dan sosok perempuan cantik yang tengah hamil itu yang tak lain Riang, kakaknya sendiri

.

(percakapannya ada di judul Riang 🤭)

Shakiel sungguh tak tega melihat air mata yang membasahi wajah cantik sang kakak. Tapi mau bagaimana lagi, semua harus berjalan seperti ini.

Usai drama panjang itu, Shakiel bisa melihat kakaknya yang menangis dalam dekapan suaminya.

Aku sayang mba Riang, sayang mama Citra. Tapi aku kecewa sama papa, atau mungkin aku juga membenci papa!!

🌾🌾🌾🌾

Shakiel dan Naya mengikuti saja Krisna yang mengajak mereka tinggal di Bali. Dan di sebuah kampung ,Krisna membawa keduanya untuk tinggal di kampung halaman Krisna.

Krisna sudah tak memiliki orang tua. Rumah peninggalan orang tuanya beberapa tahun sudah di sewa. Dan karena masa sewa sudah habis, Krisna memutuskan untuk kembali menghuni rumah itu.

Tapi sementara penghuninya adalah El dan Kanaya. Krisna memilih untuk tinggal di restoran miliknya yang ada di dekat pantai.

Mungkin setelah ia resmi menikah dengan Naya, baru mereka tinggal bersama.

"Ngga apa-apa kan kalian tinggal di kampung seperti ini? Mungkin setelah kita menikah nanti, banyak yang harus di perbaiki."

"Ngga apa-apa mas! Ini lebih dari cukup buat kami!", kata Naya. El tak berkomentar. Justru remaja itu berjalan menuju ke jendela yang memberikan penampakan hamparan sawah yang sudah menguning karena padi yang siap panen.

Suasana yang sejuk karena jauh dari hiruk pikuk kendaraan membuat El merasa nyaman.

Krisna meminta Naya untuk meninggalkan El untuk menikmati waktunya sendiri.

"Kamu sudah hubungi ayah kamu, Nay?", tanya Krisna.

"Sudah mas!"

Dan waktu terus bergulir begitu cepat, akhirnya Kanaya dan Krisna resmi menikah. Shakiel masih terus berpura-pura hilang ingatan.

"Opa akan terus mengirim uang buat kamu El. Gunakan uang itu untuk biaya pendidikan kamu juga kebutuhan kamu. Opa tahu, ayah tiri kamu mampu memberikan apa pun untuk kamu. Tapi...Opa hanya ingin kamu mandiri, nak! Maafkan Opa yang tak pernah mendampingi kamu di masa-masa sulit itu."

Hanya anggukkan kecil yang Ayah Naya dapatkan dari El. Lelaki beruban itu tetap berpikir jika El benar-benar melupakan segalanya.

"Mulailah dengan kehidupan baru kalian. Jika perlu, lupakan semua masa lalu kamu El!", kata lelaki tua itu memeluk erat cucunya. Tugasnya untuk menjadi wali nikah Naya sudah selesai. Dia akan kembali ke Swiss dimana keluarganya tinggal setelah beberapa belas tahun lalu memutuskan tinggal di sana.

Ayah Naya sempat kecewa karena Naya yang mengijinkan Ziyad menikah lagi. Dan setelah tahu Shakiel lahir, hatinya mulai luluh.

Ayah Kanaya pamit untuk kembali ke Swiss dan di antar oleh Krisna ke bandara.

💕💕💕💕💕💕

Ganesh mengirim foto Riang dan bayinya pada Shakiel. Tak hanya itu, Ganesh juga mengirimkan foto Shaka yang sangat mirip dengan Shakiel. Dan kabar Citra yang koma juga cukup membuat Shakiel terpukul. Citra memang masih terus bernafas, tapi dia seperti mayat hidup. Meski bukan ibu kandungnya, Shakiel sangat menyayangi Citra.

Dan sejauh ini, Ganeshlah yang memberikan semua info tentang keluarganya.

💕💕💕💕💕💕

"Ayah ingin kamu ambil kelas akselerasi ya Shaki!", kata Krisna saat ketiganya mengobrol di suatu sore. Krisna meminta panggilan El di rubah tanpa merubah nama aslinya.

"Iya Yah!", jawab Shakiel.

El mengikuti ujian setara SMA dan mendaftar di perguruan tinggi swasta yang cukup ternama di pulau Bali.

Shakiel menjadi mahasiswa termuda di angkatannya karena di usianya yang belum genap tujuh belas tahun ia sudah menjadi bagian dari sebuah universitas. Remaja tampan yang sudah mulai menginjak usia dewasa itu mengambil jurusan kedokteran. Ada alasan tersendiri mengapa ia memilih jurusan tersebut.

"Kamu mau kost aja Shaki ?", tanya Naya.

"Ngga usah bund, Shaki bisa pulang pergi naik motor. Sebentar lagi juga punya SIM. Kasian Ayah kalau selalu antar jemput?!", tolak Shakiel.

"Ayah tidak keberatan menjadi sopir pribadi kamu Shaki!", kata Krisna.

"Shaki sudah dewasa Yah! Tolong kasih kepercayaan sama Shaki !", kata Shakiel. Naya dan Krisna mengangguk dan tersenyum.

Shakiel yang sekarang memang jauh lebih dewasa secara fisik juga pemikiran. Naya tak memaksa Shakiel untuk mengingat semuanya. Sekarang yang terpenting baginya adalah kondisi Shakiel yang jauh lebih baik.

💕💕💕💕💕

"Nak Diaz yakin? Ghalia masih kecil lho?!", kata Abah Salim.

"Insya Allah bah, toh tidak harus saat ini juga saya menikahi Lia!", jawab Diaz.

Abah Salim terdiam.

"Saya akan menunggu Lia sampai cukup usianya. Kenapa saya meminta Lia kepada Abah sekarang-sekarang? Karena saya ingin Abah tahu jika saya memang serius dengan Lia."

"Baiklah jika memang itu niatan nak Diaz. Nanti setelah Lia dan Galih lulus SMA, mereka akan kuliah di sana. Dan Abah akan merasa tenang jika Lia sudah menikah untuk menghindari pergaulan bebas yang dampaknya sangat buruk!", lanjut Salim.

"Alhamdulillah, terima kasih bah!", Diaz menyalami tangan Salim dengan takzim. Salim cukup kagum dengan sosok muda di hadapannya itu.

Meski Salim tahu rekam jejak kisah cinta Diaz yang mudah berpindah haluan, lelaki dewasa itu cukup mengapresiasi dengan keberanian Diaz yang meminta Lia padanya.

💕💕💕💕💕💕

Dua tahun sudah Shakiel tinggal di pulau Bali. Dua tahun juga ia tak berlebaran dengan keluarganya yang ada di pulau Jawa sana.

Yang Shakiel dengar, Eyangnya sudah meninggal. Dan papanya melanjutkan perusahaan keluarga.

Karena mayoritas penduduk sana nonis, lebaran yang mereka jalani tak terlalu ramai. Mereka hanya bersalam-salaman dengan penduduk sekitar yang tak merayakannya.

Meski begitu, baik Krisna maupun Naya memiliki komunitas sesama muslim di daerah tersebut.

Shakiel melakukan sungkeman kepada ayah dan bundanya. Sungguh, Shakiel merasa sangat berdosa karena sudah membohongi bundanya selama bertahun-tahun lamanya.

"Maafin Shaki ya bunda!'', kata Shakiel.

"Bunda juga minta maaf ya sayang!", Naya memeluk tubuh jangkung yang di warisi dari papa nya itu.

Bagaimana mungkin Naya melupakan Ziyad jika duplikatnya saja ada di depan matanya?

Hal yang sama pun di lakukan oleh Krisna. Krisna benar-benar menganggap Shakiel darah dagingnya sendiri. Bahkan di belakang nama Albiruni, Krisna menyematkan nama Wijaya seperti namanya.

Tanpa bermaksud untuk menghilangkan nasab Ziyad, Krisna hanya ingin identitas baru untuk Shakiel.

"Shaki ke depan dulu ya bund, ayah!", pamit Shakiel pada kedua orang tuanya. Shakiel yang awalnya hanya ingin memberi makan ikan, kini justru merogoh ponselnya.

Ganesh mengirim video kakaknya yang sedang menangis merindukan dirinya. Shakiel tanpa sadar pun menitikkan air matanya.

Ganesh menceritakan kondisi Citra yang masih terbaring di atas ranjang pesakitan. Meski matanya terbuka dan tertutup seperti manusia normal lainnya, Citra tak merespon apa pun.

Shakiel pun sama rindunya seperti Riang. Hanya saja....semua harus ia sudahi untuk kebahagiaan orang-orang yang ia sayang. Mungkin tanpa kehadiran dirinya juga sang bunda, kebahagiaan itu akan menghampiri mereka.

Tanpa membalas pesan itu, Shakiel membuka ponselnya dan mematahkan kartu SIM yang selama ini ia pakai menghubungi Ganesh.

Shakiel bukan tak tahu balas budi, ia akan mengirim bingkisan untuk Ganesh sebagai ucapan terima kasih padanya. Namun Shakiel tidak akan memberitahu keberadaannya.

Cukup sampai di sini mba! Aku tidak akan lagi mencari tahu tentang kalian. Dan mungkin aku akan kembali di waktu yang tepat! Tapi entah kapan waktu itu tiba! Batin Shakiel.

✌️✌️✌️✌️✌️✌️

Terimakasih 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

yukmier

yukmier

ngebacanys kok terenyuh yaa

2024-06-06

0

Muhammad Ferio

Muhammad Ferio

tersanjung bacanya

2024-06-01

1

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

yaah kok jd mutuskan tali silaturahim hrs nya jgn, dosa jg apa lg dg papanya dg kk nya g bs gt, cerai g berarti.pts hubungan darah

2024-05-02

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 01
3 Bab 02
4 Bab 03
5 Bab 04
6 Bab 05
7 Bab 06
8 Bab 07
9 Bab 08
10 Bab 09
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Bab 116
118 Bab 117
119 Bab 118
120 Bab 119
121 Bab 120
122 Bab 121
123 Bab 122
124 Bab 123
125 Bab 124
126 Bab 125
127 Bab 126
128 Bab 127
129 Bab 128
130 Bab 129
131 Bab 130
132 Bab 131
133 Bab 132
134 Bab 133
135 Bab 134
136 Bab 135
137 Bab 136
138 Bab 137
139 Bab 138
140 Bab 139
141 Bab 140
142 Bab 141
143 Bab 142
144 Bab 143
145 Bab 144
146 Bab 145
147 Bab 146
148 Bab 147
149 Bab 148
150 Bab 149
151 Bab 150
152 Bab 151
153 Bab 152
154 Bab 153
155 Bab 154
156 Bab 155
157 Bab 156
158 Bab 157
159 Bab 158
160 Bab 159
161 Bab 160
162 Bab 161
163 Bab 162
164 Bab 163
165 Bab 164
166 Bab 166
167 Bab 165
168 Bab 167
169 Bab 168
170 Bab 169
171 Bab 170
172 Bab 171
173 Bab 172
174 Bab 173
175 Bab 174
176 Bab 175
177 Bab 176
178 Bab 177
179 Bab 178
180 Bab 179
181 Bab 180
182 Bab 181
183 Bab 182
184 Bab 183
185 Bab 184
186 Bab 185
187 Bab 186
188 Bab 187
189 Bab 188
190 Bab 189
191 Bab 190
192 Bab 191
193 Bab 192
194 Bab 193
195 Bab 194
196 Bab 195
197 Bab 196
Episodes

Updated 197 Episodes

1
Prolog
2
Bab 01
3
Bab 02
4
Bab 03
5
Bab 04
6
Bab 05
7
Bab 06
8
Bab 07
9
Bab 08
10
Bab 09
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Bab 116
118
Bab 117
119
Bab 118
120
Bab 119
121
Bab 120
122
Bab 121
123
Bab 122
124
Bab 123
125
Bab 124
126
Bab 125
127
Bab 126
128
Bab 127
129
Bab 128
130
Bab 129
131
Bab 130
132
Bab 131
133
Bab 132
134
Bab 133
135
Bab 134
136
Bab 135
137
Bab 136
138
Bab 137
139
Bab 138
140
Bab 139
141
Bab 140
142
Bab 141
143
Bab 142
144
Bab 143
145
Bab 144
146
Bab 145
147
Bab 146
148
Bab 147
149
Bab 148
150
Bab 149
151
Bab 150
152
Bab 151
153
Bab 152
154
Bab 153
155
Bab 154
156
Bab 155
157
Bab 156
158
Bab 157
159
Bab 158
160
Bab 159
161
Bab 160
162
Bab 161
163
Bab 162
164
Bab 163
165
Bab 164
166
Bab 166
167
Bab 165
168
Bab 167
169
Bab 168
170
Bab 169
171
Bab 170
172
Bab 171
173
Bab 172
174
Bab 173
175
Bab 174
176
Bab 175
177
Bab 176
178
Bab 177
179
Bab 178
180
Bab 179
181
Bab 180
182
Bab 181
183
Bab 182
184
Bab 183
185
Bab 184
186
Bab 185
187
Bab 186
188
Bab 187
189
Bab 188
190
Bab 189
191
Bab 190
192
Bab 191
193
Bab 192
194
Bab 193
195
Bab 194
196
Bab 195
197
Bab 196

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!