Geledah

Selamat hari raya Idul Fitri 🙏mohon maaf lahir dan batin 🤗

...❤️❤️❤️❤️❤️...

Intan masuk ke dalam kamar hotel dan langsung jatuh telungkup di atas ranjang, "Ah, capeknya. Gila, ya, Kakek, mana mau aku menikah dengan pria yang tidak aku kenal dan lebih tua dari aku. Lagian aku ini masih SMA, kok, sudah mau dinikahkan, sih?"

Intan siswi kelas XII itu membalik badan lalu menatap langit-langit kamar, "Sial! Ponselku ketinggalan di rumah. Aku nggak bisa nelpon Bagas"

Bagas adalah pacar Intan. Mereka jadian di awal mereka naik ke kelas XII.

"Tzk! Andai saja Mama dan Papa masih hidup, aku nggak akan menderita hidup sama Kakek yang super protektif. Kenapa setiap kali aku pergi ke mana-mana selalu dikawal bodyguard dan nggak boleh keluar malam. Dasar Kakek kolot. Terus sekarang pakai acara ngejodohin aku sama anak tekan bisnisnya. Mana mau aku. Pasti cowok itu gendut, botak, dan Kumal, iiihhhh!" Intan bergidik ngeri. "Lagian aku udah punya Bagas. Emm, tapi, aku nggak mungkin selamanya tinggal di hotel ini. Uang tabunganku bisa habis buat nyewa kamar hotel. Kalau aku balik ke rumah, aku pasti langsung dinikahkan. Apa aku cari Bagas aja, ya, minta Bagas nikahi aku, kan, dengan begitu aku bisa bebas dari Kakek"

Intan bergegas bangun dan berlari ke pintu. Dia menutup pintu sambil meraba kantong celananya, "Ah, aman" Dompet kecilnya Intan yang berisi kartu kredit unlimited dan kartu ATM masih ada di kantong celana.

Intan melangkah santai di selasar hotel sambil bersenandung lirih dan melompat-lompat kecil, "Aku ingin begini, aku ingin begitu, ingin ini ingin itu banyak sekali. Semua semua semua dapat dilakukan dapat dilakukan dengan kantong ajaib"

Lagu ost film kartun kesukaannya Intan itu disenandungkan dengan wajah riang gembira oleh Intan karena dia merasa bangga pada dirinya sendiri sudah berhasil lepas dari kekangan kakeknya dan dia berhasil lolos dari kejaran anak buah kakeknya lalu satu lagi dia merasa bahagia sebentar lagi bertemu dengan Bagas. Dia yang selama ini hanya bisa bertemu dengan Bagas di kelas dan tidak pernah bisa berkencan layaknya kekasih membuat Intan tidak sabar ingin bertemu dengan Bagas dan berkencan dengan Bagas sekaligus meminta Bagas untuk menikahinya.

Namun, saat melihat punggung pria yang sangat dia kenal, dengan cepat Intan berbalik badan dan langsung berlari kencang dan semakin kencang berlari saat dia mendengar teriakan, "Non Intan! Jangan lari! Ayo pulang, Non!"

Intan berlari kencang ke kamarnya sambil mengumpat, "Gila! Kenapa Si Bisma dan anak buahnya bisa sampai sini. Nggak! Aku nggak mau pulang!"

Brak! Intan menutup kasar kamarnya dan dengan wajah panik dia mondar-mandir sambil mengigit jari.

"Aku harus pergi dari sini sebelum si Bisma mendobrak kamar ini. Tapi, lewat mana?"

Intan lalu berlari ke balkon dan dengan sangat terpaksa di melompati pagar, memegang erat pagar itu lalu melangkah ke samping saat dia mendengar suara pintu didobrak.

Lalu, Intan melompati pagar balkon yang ada di sisi kanannya dan sebelum Bisma menemukan dirinya dia berlari masuk ke kamar asing tanpa berpikir panjang.

Bisma sampai ke balkon dan menoleh ke kanan lalu ke kiri dengan helaan napas panjang, "Kenapa Anda malah lari ke kamar orang lain, Non?" Bisma menemukan balkon di sebelah gordyn-nya bergerak-gerak bukan karena tiupan angin.

Sementara itu, Intan tengah melongo di depan pria yang tengah menindih seorang wanita di atas ranjang dan pria itu membungkam wanita itu. Posisi wanita itu pinggul ke atas rebah di atas ranjang dan pinggul ke bawah posisinya terjuntai kebawah dan telapak kaki wanita itu bergerak-gerak liar lalu Intan melihat kedua paha pria itu mengapit kedua kaki wanita itu.

Pria itu menoleh kaget ke Intan dan langsung menyemburkan, "Kau! Kenapa kau bisa ada di sini, hah?!"

Intan melihat mata wanita yang dibungkam oleh pria itu memandang Intan dengan sorot mata memelas. Intan seketika itu juga merasa kasihan dan ingin menolong wanita itu.

Intan lalu memasang kuda-kuda dan berteriak, "Oh, ternyata kau seorang maniak! Pantas saja kalau cewek kamu minta putus sama kamu. Lepaskan wanita itu! Kamu mau perkosa dia, kan? Lepaskan dia!"

Anggasta mendelik kaget dan sontak menyemburkan, "Pergi dari sini dan jangan ikut campur!"

Alih-alih menuruti permintaan pria di depannya, Intan berlari sambil berteriak, "Lepaskan dia, Angsa!!!! Ciaaattttt!!!!!!"

Intan menendang pinggul Anggasta sampai pria itu jatuh terguling ke samping dan dengan cepat Intan berteriak ke wanita yang masih terbaring di ranjang, "Buruan lari ke balkon! Aku akan hadapi dia"

Wanita itu menyeringai senang dan langsung berlari ke balkon. Intan mengernyit melihat wanita itu dengan lincahnya melompati balkon dan menghilang.

"Dia pengedar narkoba dan kamu baru saja membiarkan buruanku lenyap"

Intan memutar kepala dengan cepat dan langsung menyemburkan, "Apa maksud kamu?"

"Aku polisi. Wanita yang tadi kabur, dia buronan polisi, gembong mafia, dan aku sudah memburunya selama lima tahun. Kau membantunya kabur. Jangan-jangan kau adalah kaki tangannya" Anggasta melangkah pelan mendekati Intan.

Intan sontak melangkah mundur sambil berteriak, "Jangan menakutiku! Tunjukan kartu identitas kamu!"

Anggasta langsung menunjukan kartu identitasnya sambil terus melangkah pelan mendekati Intan.

Intan menghentikan langkah mundurnya dan sontak menaikkan kedua alisnya ke atas lalu menutup mulutnya yang ternganga lebar dengan telapak tangan kanan.

Anggasta pun menghentikan langkahnya dan sambil memasukkan kembali kartu identitasnya ke dalam saku belakang celana, pria itu menyipitkan mata dan berkata, "Kaget, kan, kamu. Makanya jangan sok tahu dan lain kali jangan. Ikut campur urusan orang lain"

Intan kembali melangkah mundur dan menoleh kaget ke belakang saat punggungnya membentur tembok.

"Kau harus aku geledah karena sekarang ini aku meragukan kamu. Aku curiga kamu adalah kaki tangan wanita tadi" Bisik Anggasta di telinga Intan.

Intan sontak mengarahkan pandangannya ke depan dan di saat itu Anggasta mencekal kedua pergelangan Intan lalu menaikannya.

"Lepaskan aku!" Intan berteriak dengan melotot sambil mengarahkan lutut kakinya ke perut Anggasta, namun dengan sigap Anggasta membalik badan Intan lalu meregangkan kedua kaki Intan.

Intan menoleh panik ke belakang sambil menyemburkan, "Lepaskan aku brengsek! Kalau kau berani menyentuhku, aku akan membunuhmu setelah ini!!!!!"

Anggasta mengabaikan teriakannya Intan dan tangan kiri pria itu mulai meraba rambut, tengkuk, lalu ke pundak kanan, beralih ke pundak kiri dengan gerakan cepat. Namun, saat telapak tangannya mengarah ke depan dan secara tidak sengaja menyentuh gundukan kenyal sebelah kanan, Anggasta membeku. Gundukan kenyal itu berada sangat pas di dalam genggamannya dan terasa sangat empuk sekaligus hangat.

Intan sontak menunduk dan langsung berteriak, "Singkirkan tangan kamu dari sana brengsek! Dasar b*j*ng*n"

Alih-alih menarik tangannya dari gundukan kenyal itu, Anggasta justru berbisik di telinga Intan, "Berapa umur kamu?"

"Lima belas! Ah, sial! Kenapa aku kasih tahu umurku ke kamu! Lepaskan aku sekarang juga anj*ng!"

Anggasta kembali berbisik di telinga Intan dan bernyanyi, "Engkau masih anak sekolah satu SMA belum tepat waktu tuk begitu begini"

Intan menggeram penuh amarah, "Kau ba..........!"

"Jangan berkata-kata kotor dan kasar!" Potong Anggasta.

Intan berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Anggasta dengan cara menggerakkan kedua bahunya, namun percuma karena Anggasta lebih tinggi, lebih kuat dan lebih atletis dari dirinya.

Gigi-gigi Intan gemeretak dan saat Intan menoleh ke belakang Anggasta berteriak tegas, "Pandangan lurus ke depan! Aku hanya akan menggeledahmu"

"Hanya menggeledah? Cih! Aku tidak memercayaimu" Geram Intan.

"Memang seharusnya tidak" Anggasta menempelkan bibir ke leher Intan. Sangat wangi, hangat, sehalus sutra. Lalu, pria tampan itu menarik tangannya dari gundukan kenyal kemudian menuruni kedua lengan Intan. Begitu ramping dan masih sangat muda.

"Jika benar-benar menggeledah kau akan melakukannya dengan cepat dan seksama, tetapi kenapa begini, hah?!" Intan berteriak kesal sambil menggerakkan kedua bahunya.

"Tenanglah sekarang" Anggasta kembali menangkupkan tangannya di gundukan kenyal sambil berkata, "Aku yakin kau menyembunyikan sesuatu"

"Menyembunyikan sesuatu?" Geram Intan. Lalu, Intan bernyanyi dengan nada kesal, "Aku masih anak sekolah satu SMA belum tepat waktu tuk sembunyikan sesuatu"

Anggasta sontak terkekeh geli lalu pria tampan itu berkata, "Kau pandai juga bernyanyi"

"Lepaskan aku! Aku tidak menyembunyikan apapun!" Teriak Intan sambil menggerakkan kedua bahunya.

Anggasta lalu meraba rusuk Intan hingga bagian perut, menyapu lekukan pinggul yang terasa indah, sepanjang pahanya, kemudian naik ke balik dressnya

Intan tersentak kaget.

Dengan suara rendah dan kasar, Anggasta berkata, "Jangan bergerak!" Sambil memegangi bagian bawah punggung Intan dengan sebelah tangan, ia meraba terus ke atas, di antara kaki Intan.

Intan seketika merasakan ada hawa panas. Panas sekali.

"Kau indah" Bisik Anggasta dengan suara parau.

Intan berteriak kencang, "Lepaskan aku!!!!!!!!"

Terpopuler

Comments

Spyro

Spyro

Woii fokuss Pak Pol 😅

2024-06-18

0

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)

masih sekolah toh si intan?

2024-05-29

0

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Modus angsa itu mengerayangi tubuh intan,,,
krn intan telah membantu meloloskan pengedar narkoba,,,
angsa dan intan berjodoh....

2024-05-05

1

lihat semua
Episodes
1 Melarikan Diri
2 Kecewa
3 Geledah
4 Menikah
5 Mas
6 Menggeram
7 Godaan
8 Senang
9 Menyukai
10 Istriku
11 Menangis
12 Ciuman
13 Debaran Jantung
14 Cincin
15 Putus
16 Geram
17 Sempurna
18 Frustasi
19 Maafkan Mas
20 Hukuman
21 Senyum-senyum
22 Kejutan
23 Naik Turun
24 Cemburu
25 Tidak Mungkin
26 Aku Merindukanmu
27 Disandera
28 Ternganga
29 Menahan Godaan
30 Membeliak Kaget
31 Apakah Boleh?
32 Apa Yang Akan Terjadi?
33 Terima Kasih
34 Indah
35 Astaga!
36 Menangis
37 Nunggu Kamu
38 Tenangkan aku!
39 Mencintaimu
40 Dengan Tindakan
41 Kapten, Wo Ai Ni
42 Mantan
43 Hanya Milikmu
44 Modus
45 Keren
46 Manisku
47 Pergi Dadakan
48 Stempel
49 James Yu
50 Kecurigaan
51 Ciuman di Perpustakaan
52 Murray Chen
53 Tato Kepala Ular Naga
54 Tangguh
55 Tatapan Penuh Cinta
56 Balas Budi
57 Dino
58 Perhitungan
59 Menjalankan Misi
60 I Love You
61 Cemburu Nggak Jelas
62 Keringat
63 Cantik dan Seksi
64 Menggoda
65 Olahraga
66 Doakan Mas
67 Terima Kasih, Sayang
68 Bahaya Mengancam
69 Intan Diculik
70 Bu Guru
71 Maafkan Papa
72 Degup kencang
73 Tolong Aku
74 Pingsan
75 Mas Angga
76 Senyum Lebar
77 Foto
78 Kenapa?
79 Rindukan Aku
80 Alfi dan Anggasta
81 Playboy
82 Airmata Bahagia
83 Pamer
84 Aneh-aneh
85 Sarapan Spesial
86 Jangan Ngeyel
87 Penyiksaan
88 Mantan Pacar
89 Merebut
90 Shock
91 Nasib, Oh, Nasib
92 Otewe
93 Tamu Tak Diundang
94 Rayuan
95 Menyerah Pasrah
96 Singa dan Kelinci
97 Berhadapan
98 Menghajarnya
99 Siap!
100 Kaget
101 Dor, Dor, Dor!
102 Cemburu Buta
103 Baiklah
104 Sangat Bahagia
105 Cantik
106 Boleh
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Melarikan Diri
2
Kecewa
3
Geledah
4
Menikah
5
Mas
6
Menggeram
7
Godaan
8
Senang
9
Menyukai
10
Istriku
11
Menangis
12
Ciuman
13
Debaran Jantung
14
Cincin
15
Putus
16
Geram
17
Sempurna
18
Frustasi
19
Maafkan Mas
20
Hukuman
21
Senyum-senyum
22
Kejutan
23
Naik Turun
24
Cemburu
25
Tidak Mungkin
26
Aku Merindukanmu
27
Disandera
28
Ternganga
29
Menahan Godaan
30
Membeliak Kaget
31
Apakah Boleh?
32
Apa Yang Akan Terjadi?
33
Terima Kasih
34
Indah
35
Astaga!
36
Menangis
37
Nunggu Kamu
38
Tenangkan aku!
39
Mencintaimu
40
Dengan Tindakan
41
Kapten, Wo Ai Ni
42
Mantan
43
Hanya Milikmu
44
Modus
45
Keren
46
Manisku
47
Pergi Dadakan
48
Stempel
49
James Yu
50
Kecurigaan
51
Ciuman di Perpustakaan
52
Murray Chen
53
Tato Kepala Ular Naga
54
Tangguh
55
Tatapan Penuh Cinta
56
Balas Budi
57
Dino
58
Perhitungan
59
Menjalankan Misi
60
I Love You
61
Cemburu Nggak Jelas
62
Keringat
63
Cantik dan Seksi
64
Menggoda
65
Olahraga
66
Doakan Mas
67
Terima Kasih, Sayang
68
Bahaya Mengancam
69
Intan Diculik
70
Bu Guru
71
Maafkan Papa
72
Degup kencang
73
Tolong Aku
74
Pingsan
75
Mas Angga
76
Senyum Lebar
77
Foto
78
Kenapa?
79
Rindukan Aku
80
Alfi dan Anggasta
81
Playboy
82
Airmata Bahagia
83
Pamer
84
Aneh-aneh
85
Sarapan Spesial
86
Jangan Ngeyel
87
Penyiksaan
88
Mantan Pacar
89
Merebut
90
Shock
91
Nasib, Oh, Nasib
92
Otewe
93
Tamu Tak Diundang
94
Rayuan
95
Menyerah Pasrah
96
Singa dan Kelinci
97
Berhadapan
98
Menghajarnya
99
Siap!
100
Kaget
101
Dor, Dor, Dor!
102
Cemburu Buta
103
Baiklah
104
Sangat Bahagia
105
Cantik
106
Boleh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!