20

"Gue mau pindah ke hati dokter tampan itu jutek!" Ucap Evi dengan wajah yang berbinar-binar.

"Eh cempreng......Emang elu yakin kalau tuh doker bakalan suka sama elu!" Ucap Risti.

"Gue yakin gue bisa mendapatkan cinta dosen tampan itu!" Ucap Evi dengan percaya diri.

"Ngarep aja elu!"

Sementara itu, Sang dokter tampan yang sedang mendengarkan perbincangan Evi dengan Risti itu tiba-tiba tersenyum ke arah Evi.

"Jutek.....Elu lihat itu! Dokter tampan itu tersenyum ke arah gue!" Seru Evi yang tampak bersemangat.

"Kepedean banget sih elu!"

"Kalian ini lucu deh!" Celetuk sang dokter seraya mendekat ke arah mereka.

"Dia ini memang begini dok, Enggak waras!" Sahut Risti.

"Apa elu bilang jutek!" Teriak Evi dengan suara cemprengnya.

Suara cempreng Evi itu membuat sang dokter menutup telinganya rapat-rapat.

"Baru kali ini gue dengar suara secempreng itu!" Gumam sang dokter.

Beberapa saat setelah itu, Terlihat Andini mendekat ke arah mereka.

"Dokter sudah datang!"

"Iya nona, Sudah dari beberapa menit yang lalu!"

"Ya sudah, Kita langsung ke atas! Si kembar ada diatas!"

"Baik nona,"

Setelah itu, Sang dokter bersama dengan Andini pun tampak berjalan menuju kamar si kembar yang ada di atas.

Sementara itu, Di bawah terlihat Raya tampak sedang mendekorasi sebuah ruangan yang dekat dengan kolam renang di rumah itu, Yang nantinya akan dijadikan tempat perayaan untuk ulang tahun si kembar.

Raya tampak mendekorasi ruangan itu dibantu oleh Risti juga Evi. Ketika mereka tampak sedang sibuk mendekorasi kamar itu, Tiba-tiba terlihat Rido pulang. Betapa terkejutnya Rido melihat Raya berada dirumahnya.

"Ray, Bisa kita bicara sebentar!" Ucap Rido dengan pelan.

"Iya bisa,"

"Ya sudah, Aku tunggu di taman depan!" Ucap Rido.

Setelah itu, Keduanya pun berjalan ke arah taman depan untuk berbicara serius disana.

"Ray, Apa yang sedang kamu lakukan disini! Apa kamu mau hubungan kita terbongkar!" Ucap Rido.

"Mas lupa kalau Andini itu sepupuku! Dia memintaku untuk mendekorasi acara ulang tahun si kembar!" Jelas Raya.

"Tapi apa dia enggak curiga dengan hubungan kita!"

"Ya enggaklah mas, Sekarang dia lagi diatas!"

Ketika Rido dan Raya tengah mengobrol serius disana, Mereka bahkan tak menyadari kalau Evi dan Risti mendengar sumua yang mereka bicarakan dari kejauhan.

Risti dan Evi yang awalnya pura-pura bercanda sewaktu Rido pulang, Diam-diam mengikuti mereka ke taman kemudian bersembunyi di bawah sebuah pohon besar yang ada ditaman depan untuk mendengarkan pembicaraan keduanya.

"Cempreng, Gue sudah enggak tahan melihat mereka! Ternyata selama ini Raya itu bermuka dua! Kasihan Andini harus punya sepupu sejahat Raya!" Ungkap Risti.

"Gue juga sama jutek, Ingin Rasanya gue jambak rambut Raya itu!"ucap Evi

"Terus kita harus bagaimana sekarang? Apa kita beritahu Andini saja kenyataan yang sebenarnya!" ucap Risti

"Jangan dulu Ris, Kita masih butuh banyak bukti dulu tentang perselingkuhan mereka!"

"Elu bener cempreng, Kita kumpulkan bukti perselingkuhan mereka dulu!"

Ketika mereka masih tampak mengamati Raya dan Rido ditaman itu, Tiba-tiba seseorang datang kesana mengagetkan mereka.

"Ayok kalian lagi lihat apa?" Tanya seorang wanita paruh baya yang tampak mengagetkan mereka.

"Tante Vita!" Ucap Risti sembari menengok ke arah belakang.

"Kalian lagi melihat apa sih?" Tanya Vita kembali.

"Lagi lihat pemandangan indah di taman itu!" Dusta Risti.

"Kalau lihat pemandangan itu kok pakai acara ngumpet segala!" Ucap Vita.

"Ya biar lebih khusuk tante menikmati keindahan alam itu!"

"Begitu, Oh iya tante lagi butuh bantuan kalian nih!"

"Bantuan apa tante!" Ucap Risti.

"Bantuan kalian untuk bantu tante memasak di dapur!"

"Tapi kan Evi enggak bisa masak, Bisanya makan doang!" Celetuk Evi.

"Nanti tante ajari masak!"

Setelah itu, Mereka pun tampak berjalan menuju ke arah dapur untuk memasak disana. Mereka telihat memasak sembari bercanda-canda disana.

Ketika mereka tampak sedang memasak di dapur, Tiba-tiba terlihat Raya mendekat ke arah mereka.

"Tante, Raya mau pamit pulang dulu!"

"Kok pulang cepat sih sayang, Padahal tante sudah bela-belain masuk lo untuk kamu!"

"Tante enggak usah repot-repot, Lagian Raya juga sudah makan tadi sebelum berangkat!"

"Padahal tante masih ingin mengobrol sama kamu Ray!"

"Nanti kapan-kapan Raya kesini lagi tante!"

"Ya sudah, Biar tante antar ke depan ya!"

Sementara itu, Risti dan Evi yang melihat Raya ada disana menjadi tampak kesal. Kedua sahabat itu benar-benar tak suka dengan kehadiran Raya disana.

"Dasar muka dua! Pandai sangat berakting!" Gumam Risti.

Evi yang melihat Risti menatap pundak Raya yang tampak berjalan pulang itu, Seketika menyenggol sahabatnya itu.

"Gue tahu apa yang elu pikirkan!" Tebak Evi.

"Elu lama-lama kayak para normal aja sih cempreng!"

"Elu belum tahu aja kalau gue ini bisa baca hati orang!"

"Lebay elu!"

"Mana lebayan gue sama si muka tembok itu!"

"Siapa yang elu maksud muka tembok!"

"Siapa lagi kalau bukan si Raya!"

"Elu paling bisa ya rubah nama orang!"

"Raya itu jahat, Jadi sudah pantas namanya itu diganti!"

Ketika keduanya tampak bercanda disana, Tiba-tiba Vita kembali kesana seusai mengantar Raya ke depan.

"Aduh.....Aduh....Kalian bercanda melulu! Masakannya sudah siap belum!" Ucap Vita.

"Belum tante, Udangnya masih digoreng! Tapi sebentar lagi selesai kok!" Ucap Evi dengan raut wajah tampak malu karena masakannya belum kelar.

"Ya sudah...Biar tante yang lanjutkan! Kalian tolong bawakan piring ini ke meja makan saja!" Titah Vita.

"Oke siap tante!" Ucap Risti dengan antusias.

Sementara itu, Di dalam ruangan si kembar terlihat Rido dan Andini tampak sedang berdebat disana.

"Kamu itu bagaimana sih, Kamu becus enggak sih urus anak! Dari tadi mereka nangis melulu tanpa henti!" Teriak Rido.

"Bagaimana mereka enggak nangis mas, Si kembar itu demam! Jadi wajar kalau mereka rewel!"

"Wajar kamu bilang! Kamu aja yang enggak becus urus anak!"

"Keterlaluan mas kamu bicara begitu!" Mata Andini tampak berkaca-kaca mendengar ucapan suaminya itu.

"Kamu enggak usah mewek deh, Sebentar-bentar nangis! Kamu itu terlalu lebay!"

Rido dengan sangat tega berbicara seperti itu pada isterinya itu. Tangisan Andini semakin tak terbendung mendengar kata menyakitkan yang keluar dari mulut suaminya itu. Wanita yang memiliki lesung pipi itu tak menyangka jika ucapan itu akan keluar begitu saja dari mulut sang suami.

Seketika ucapan Rido itu menghadirkan luka di hati Andini. Wanita dengan lesung di pipi itu merasa seakan terjatuh dari tempat yang sangat tinggi. Namun meski begitu, Andini masih punya dua orang puteri yang selalu membuatnya menjadi kuat.

Terpopuler

Comments

Daulat Pasaribu

Daulat Pasaribu

lanjut thor.jgn sampai novelnya stop uda terlanjur baca

2024-04-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!