9

"Kamu enggak boleh begitu sayang, Coba kamu lihat wajah anak ini! Sepertinya dia memang benar-benar sangat lapar!" Rido tampak kasihan melihat seorang anak yang berpenampilan lusuh itu.

"Terserah kamu lah mas, Aku sih ogah beri dia uang!" Ucap Raya dengan angkuhnya.

Sementara itu, Seusai diberikan uang oleh Rido, Seorang anak kecil yang berpakaian lusuh itu pun pergi dari tempat tersebut.

Setelah anak kecil itu pergi, Rido pun tampak menunggu Raya memilih baju di butik tersebut.

Ketika Raya tampak memilih baju di butik itu, Tiba-tiba pandangan Raya mengarah pada sebuah baju pengantin yang terpajang di butik itu.

Baju pengantin yang terpajang di butik itu seakan menghipnotis Raya. Wanita yang selalu berpakaian sexi itu seketika jatuh cinta pada baju pengantin yang terpajang itu.

Disaat Raya hendak menyentuh baju pengantin itu, Tiba-tiba terlihat seorang wanita hendak mengambil baju itu.

"Mbak, Kok tiba-tiba anda mau mengambil baju ini!" Ucap Raya pada wanita itu.

"Mbak, Baju ini memang saya yang pesan duluan! Kalau enggak percaya, Tanya aja sama karyawan butik!" Ucap wanita itu.

"Tapi aku terlanjur suka sama baju ini mbak!" Ucap Raya.

"Enggak bisa begitu dong mbak, Wong saya yang pesan duluan!" Ucap wanita yang tampak berhijab itu.

"Enggak bisa mbak, Aku terlanjur menyukai baju ini!" Ungkap Raya.

Butik itu seketika ramai karena kedua orang yang tampak memperebutkan baju pengantin itu. Karena tak ada yang mau mengalah diantara mereka, Akhirnya karyawan butik turun tangan untuk menghentikan aksi kedua orang itu.

"Mohon maaf mbak Raya, Tapi yang diucapkan mbak ini memang benar adanya! Dia memang yang duluan memesan baju ini!" Jelas karyawan butik itu.

"Aku enggak perduli kalau mbak ini yang duluan pesan! Yang jelas aku sangat menyukai baju ini! Aku bisa bayar tiga kali lipat dari harga asli baju ini!" Ucap Raya dengan panjang lebar.

"Enggak bisa begitu dong mbak, Orang aku yang pesan duluan!" Wanita yang berhijab itu bersikeras tak mau melepas baju itu.

Perdebatan antara Raya dan Wanita itu kembali terjadi. Baik wanita itu ataupun Raya sama-sama tidak mau mengalah. Kedua wanita itu tampak sama-sama ingin memiliki baju itu.

Sementara Rido yang mendengar keributan di dalam butik itu, langsung mencari tahu yang sebenarnya terjadi.

"Sayang, Ada apa?" Tanya Rido yang melihat keributan disana.

"Aku mau baju ini sayang, Tapi wanita ini juga menginginkannya!" Beri tahu Raya.

"Sayang, Kamu mengalah saja! Kan kamu bisa pesan model yang lain!" Saran Rido.

"Aku enggak mau yang lain, Aku maunya yang ini!" Ucap Raya.

Karena Raya bersikeras untuk memiliki baju itu, Rido pun tampak memohon pengertian pada wanita itu untuk memberikan baju tersebut pada Raya. Namun, Sang wanita itu juga tak rela untuk melepas baju tersebut.

Meski wanita itu enggan untuk memberikan baju itu pada Raya, Pria yang merupakan calon suami Raya itu terus berusaha meminta pengertian pada wanita itu agar memberikan baju itu pada Raya.

Ketika Rido tampak memelas pada wanita itu, Tiba-tiba terlihat seorang wanita mendekat ke arah Rido.

"Ada apa ini ribut-ribut!" Ucap seorang wanita yang mendekat kesana.

"Kamu Melani Lestari kan!" Ucap Rido yang melihat wanita itu datang.

"Kamu Rido kan, Teman sekolahku dulu!"

"Ya aku Rido, Enggak nyangka ya bisa ketemu disini lagi!" Kata Rido.

"Oh iya, Tadi aku dengar dari karyawanku kalau disini ada yang sedang memperebutkan pakaian!" Ucap Melani.

"Iya Mel, Ini calon isteriku kepingin sekali sama desain baju itu!" Beri tahu Rido pada Melani.

"Oh kalau baju yang ini memang stoknya hanya satu, Tapi kalau kamu mau bisa pesan sama penjahitnya langsung!" Saran Melani

"Apa aku bisa bertemu dengan penjahitnya?"

"Bisa, Sebentar ya aku panggilkan dulu!"

Setelah itu, Melani tampak memanggil penjahit baju tersebut. Beberapa saat setelah itu, Terlihat seorang wanita paruh baya datang ke tempat itu. Wanita paruh baya itu merupakan penjahit dari baju yang mereka perebutkan itu.

Raya tampak terkejut melihat wanita paruh baya yang merupakan penjahit baju tersebut.

"Nak, Akhirnya ibu menemukanmu! Selama ini ibu berusaha mencarimu kemana-mana!" Ucap wanita paruh baya itu.

"Kamu siapa? Maaf aku enggak mengenalmu!" Ucap Raya sembari membuang mukanya.

"Nak ini ibu, Kenapa kamu begitu angkuh pada ibumu sendiri!" Mata wanita paruh baya itu tampak berkaca-kaca.

"Aku kan sudah bilang, Aku enggak mengenalmu! Kamu enggak usah mengaku-ngaku deh!" Tatapan Raya penuh kebencian pada wanita paruh baya itu.

Sementara itu, Rido yang melihat Raya dan wanita itu tampak kebingungan. Lalu, Rido pun meminta penjelasan pada Raya.

"Ray, Apa benar yang diucapkan wanita ini?" Tanya Rido pada Raya.

"Aku enggak kenal wanita ini mas, Aku enggak tahu mengapa dia mengaku-ngaku jadi ibuku! Sementara ibuku sendiri sudah lama meninggal!" Tutur Raya pada Rido.

Mendengar penuturan Raya itu, Rido pun tampak meminta pengertian pada wanita paruh baya yang mengaku-ngaku sebagai ibu Raya itu.

"Bu, Anda dengar sendiri kan penjelasan calon isteri saya! Jadi ibu tolong hentikan pengakuan palsu ibu ini!" Ucap Rido dengan pelan.

"Ya sudah nak kalau anak ibu enggak mau mengakui ibu! Ibu titip dia sama kamu ya!" Ucap wanita.

Setelah itu, Wanita paruh baya itu pun pergi meninggalkan tempat tersebut. Sedangkan Raya, Seketika mengurungkan niatnya untuk memiliki baju itu karena merasa sangat kesal dengan penjahit baju itu.

Karena Raya tak mengurungkan niatnya untuk memiliki baju itu, Wanita yang berpenampilan sexi itu langsung mengajak Rido untuk pulang.

Diperjalanan pulang, Raya tampak Diam. Wanita berpenampilan sexi dengan rok di atas lutut itu masih tampak kesal dengan kejadian dibutik itu.

"Sayang, Kamu kenapa sih diam saja!" Ucap Rido yang melihat Raya tampak diam.

"Aku masih kesal mas sama ibu itu, Kenal saja enggak tapi mengaku-ngaku jadi ibuku!" Raya tampak menggerutu.

"Kan itu hanya masalah sepele sayang, Mungkin wajah kamu mirip sama anak ibu itu sehingga dia mengira kalau kamu itu anaknya!" Rido berusaha mencairkan hati Raya.

"Jadi kamu percaya mas sama aku!"

"Ya jelas aku percaya sama kamu, Sekarang senyum dong!".

**********

Ditempat yang berbeda, Terlihat Andini tampak sedang menggendong baby Rani sembari menunggu sang suami pulang. Beberapa lama menunggu sang suami pulang, Namun suaminya itu tak jua pulang. Andini tampak bimbang karena sudah larut malam namun suaminya tak kunjung pulang.

Karena suaminya tak kunjung pulang, Andini berusaha menghubungi suaminya itu. Namun, Panggilannya tak diangkat oleh sang suami.

Andini sudah berusaha menghubungi suaminya itu berulang kali, tetapi tak jua mendapatkan jawaban.

Andini tampak gusar karena panggilannya sama sekali tak dijawab oleh sang suami.

"Kamu kemana sih mas, Kok jam segini enggak pulang!" Gumam Alea dengan keadaan masih menggendong baby Rani.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!