Anniversary

Hidup memang kadang lucu, lucu sekali sampai membuat kita menangis. Kejutannya kadang luar biasa sekali, dan datang disaat yang benar-benar tak terduga. Hidup memang lucu dan penuh kejutan

"Halo" kegiatan wanita itu yang sedang memasak makanan terhenti saat dering telepon terdengar dari kantung apron yang dipakainya

"Oryza, bagaimana kabarmu disana?" Oryza melihat si penelpon untuk memastikan orang itu tak salah sambung

"Baik kak" jawabnya, suara kakaknya terdengar menghela nafas dari sebelah sana

"Kalian semua baik-baik saja?"

"Kami baik, kenapa? Apa ada masalah?" Jarang sekali kakaknya menelpon setelah Oryza menikah, ia sadar laki-laki itu pasti kecewa berat melihatnya saat itu. Tapi Oryza berani bersumpah kalau malam itu adalah sebuah kecelakaan. Ia dalam kondisi mabuk parah dan tak ingat apa-apa, akhirnya begitulah sampai Saga terlahir

"Perasaan kakak tidak enak, entah kenapa. Dari dulu saat kamu dalam masalah, perasaan ini selalu muncul. Biasanya tak lama setelah itu, kamu akan menelpon dan meminta kakak datang ke kantor polisi" suara diseberang sana terkekeh sedangkan Oryza menggigit bibirnya agar tak menangis, insting kakaknya tak pernah salah. Tapi sekarang Oryza tak mau mengadu, ia sudah dewasa. Biarlah ia berjuang sendiri tanpa harus selalu meminta bantuan kakaknya

"Aku baik" susah payah ia menjawab seperti itu setelah memastikan suaranya bisa sedikit normal

"Syukurlah kalau begitu, kakak tutup telponnya. Sebantar lagi kakak harus pergi ke kantor. Nanti sepulang dari sana kakak mampir"

"Baiklah, hati-hati dijalan" Oryza mengusap air yang menetes dari sudut matanya

"Kenapa kamu menangis?" Suara orang tepat dibelakangnya membuat gadis itu terlonjak namun segera menormalkan ekspresinya

"Aku memotong bawang" ia menunjuk bawang merah yang kebetulan sekali sudah diirisnya. Suaminya tak bertanya lebih jauh, laki-laki itu memilih lanjut berjalan menuju kulkas mengambil minuman dingin

"Kita pergi besok, jangan lupa hari pernikahan orang tuamu"

"Aku tak diberitau" gumamnya

"Papa menelponku kemarin, dia menitip suratnya lewat Alice"

"Baiklah"

"Apa kamu baik-baik saja?"

"Memangnya aku kenapa?" Oryza menatap aneh laki-laki itu yang tumben sekali bertanya

"Kamu menangis"

"Sudah kubilang aku memotong bawang, apa kamu tuli?"

"Aku hanya memastikan alasanmu saja" Oryza mengedikkan kepala dan melanjutkan kegiatannya

Diseberang sana Orion melihat wanita itu namun dengan pikiran entah tertuju kearah mana, ia tau dan ia melihat bagaimana wanita itu menangis ketika mengangkat telpon. Mendadak ia ingin tau alasannya, bukan seperti biasa yang tak peduli

"Sebenarnya apa lagi yang kamu rencanakan?" gumamnya sambil memperhatikan tanpa beranjak sedikitpun

.

Terik matahari menyengat cukup panas, awan putih diatas sana mengambang membentuk berbagai macam bentuk yang bisa ditafsirkan dalam pemahaman manusia sendiri

"Kamu nggak bisa terus-terusan minum obat kayak gini, saran saya kamu lebih baik kemoterapi langsung dirumah sakit"

"Aku nggak bisa ninggalin putraku dirumah dok"

"Apa kamu belum bisa ngomong sama suami kamu"

"Dia masih sibuk dengan bisnisnya, aku nggak mau ngerepotin dia sementara waktu ini" tidak mungkin Oryza bilang dia akan segera bercerai, urusan rumah tangga adalah urusan hidupnya yang tak perlu orang lain tau

"Lebih baik cepat dibicarakan agar kamu bisa mendapat penanganan lebih jauh. Walau obat ini termasuk metode kemoterapi tapi lebih baiknya dirumah sakit untuk kemoterapi lanjutan agar kami bisa memantau kondisimu apalagi kamu sudah memasuki stadium akhir"

"Aku hanya mencoba memperpanjang hidupku dokter, satu bulan, satu minggu, satu hari, satu jam, satu menit atau bahkan satu detik lebih panjang hanya untuk melihat putraku"

"Aku tau sudah tak ada kemungkinanku untuk sembuh, aku hanya berharap tuhan bisa sedikit memberi hidup lebih panjang dari prediksi dokter"

"Benar, selalu berdo'a dan yakin, kami para dokter hanyalah manusia, urusan hidup dan mati itu kehendak-Nya sekalipun kami sudah berusaha"

"Terima kasih dokter"

"Kalau suamimu sudah pulang, segeralah konsultasi lebih jauh, orang tercinta adalah penyemangat terbesar untuk sembuh" Oryza hanya tersenyum menanggapi tanpa menyanggah, orang tercintanya katanya? Oryza ingin tertawa sekeras-kerasnya

.

Bintang dengan jutaan formasinya yang biasa menghias langit tak nampak satupun malam itu, awan mendung menutupnya, sekaligus menutup indahnya cahaya rembulan sebagai satu-satunya satelit alami bumi

"Ayo turun" setelah melewati lima belas menit yang hening tanpa suara akhirnya mobil mereka berhenti didepan gerbang putih bercorak emas dengan desain yang indah

"Mama?" Saga melihat ibunya yang menunduk masih berdiam diri didalam mobil, sedang ia sudah digendong ayahnya turun

"Maaf sayang, perut mama sedikit sakit" sakit perut tapi yang dipegang adalah bagian dada, apakah Oryza masih normal?

"Saga jalan aja ya, digandeng papa" sekuat tenaga perempuan itu terus tersenyum dan berusaha menarik nafas berkali-kali untuk meredakan rasa sakit yang mendera

"Ayo" Oryza pikir ketika suaminya mengatakan itu maksudnya adalah mengajak Saga berjalan lebih dulu, tapi laki-laki itu malah mengulurkan lengannya, artinya mutlak harus di gandeng Oryza demi nama baik keluarga kecil mereka dan mengelabui semua orang dari bahtera mereka yang hampir tenggelam

"Tuhan, tolong jangan disini. Aku akan pergi, tapi bukan membawa kekacauan diacara yang membuat orang tuaku semakin membenciku" mencoba menarik nafas sekali lagi, akhirnya rasa itu berkurang, terasa jauh lebih baik

"Apa kamu baik-baik saja?" Orion merasakan genggaman tangan istrinya yang terasa lebih erat

"Aku baik-baik saja" Selamanya akan begitu, Oryza akan bilang dia baik-baik saja sekalipun dokter memvonis usianya dalam hitungan bulan saja

"Saga"

"Bibi Alice" Saga menyapa perempuan itu dengan semangat, Oryza tersenyum walau dalam hatinya perih, ia hanya berharap orang lain bisa menyayangi putranya seperti ia menyayanginya

"Bagaimana kabarmu Orion?" Seorang pria paruh baya menyapa suaminya, mengabaikan dirinya yang jelas sebagai putri kandung

"Aku baik-baik saja ayah"

"Baguslah, ayo kita kesana, banyak teman-temanmu juga disana" dengan begitu tinggalah Oryza sendiri, bagai orang asing dalam keluarganya

"Dek"

"Kak Andra" tak butuh waktu lama baginya mengenali suara itu, ia menangis sesenggukan, mendekap erat tubuh laki-laki itu

"Hey, kenapa menangis?" Oryza menggeleng membantah, ia tak bisa menahan diri. Sungguh, rasanya sesak sekali ketika harus berjuang dan melawan segala egonya

"Aku rindu kakak"

"Dasar cengeng" bukan Andra yang menjawab, tapi kakak iparnya, istri dari laki-laki itu

"Maaf, aku hanya terbawa suasana"

"Oh wow, sejak kapan anak manja dan tukang buat ulah ini meminta maaf?" Kakaknya menggodanya

"Mungkin dia sudah dapat hidayah, syukurlah kalau dia sudah kembali ke jalan yang benar" Sakura, kakak iparnya memberikan tisu. Oryza mengambilnya cepat, bukan membersihkan air mata namun darah yang menetes dari hidungnya

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

aku jadi ikut menangis lho klo begini oryza..hik hik..kenapa kau pemdam sendiri dan hy pembaca dan othor yg tau penyakitmu

2024-11-17

0

Alivaaaa

Alivaaaa

sedih aku 🥺

2024-12-24

0

Sri Astuti

Sri Astuti

bgt pintar kau sembunyikan penyakitmu Oryz

2024-09-25

1

lihat semua
Episodes
1 Aneh
2 99 Hari Lagi
3 Gabril
4 Anniversary
5 Rendra
6 Hanya satu
7 Tiga Bulan
8 Silvi
9 Aku pernah mencintaimu
10 Tak Ragu
11 Paman Lega
12 Bagaimana rasanya dicintai?
13 Awal Mula
14 Tolong, jangan menangis
15 Bukankah lebih cantik?
16 Lakukan hal yang sama
17 Sebuah jalan
18 Lusa
19 Hadiah?
20 Kamar Rahasia
21 Hanya Kamu
22 Aku tidak ingin
23 Itu kamu
24 Sedikit Rasa
25 Menambah bukan diganti
26 1 bulan
27 Ayo Akhiri
28 Aku Tak Butuh
29 Jalani Saja Dulu
30 Sudah Terlalu Parah
31 Bunda?
32 Tunggu sebentar lagi
33 Adil... tapi tidak
34 Gagal
35 Tentang Ikhlas
36 Papa Saga
37 Ori dan Ory
38 Pada Akhirnya...
39 Rumah Sakit
40 Berapa lama lagi hmmm?
41 Aku justru senang?
42 Aku hanya terlalu takut
43 Kamu Cantik
44 Semuanya sad ending
45 Sudut pandang yang lain
46 Aku sayang mama
47 Dia baik-baik saja
48 Sepertinya aku jatuh cinta lagi
49 Maafkan Ayah
50 Akhirnya, kalah
51 Itu ibu bukan ummi
52 Aku nggak mau punya dua mama
53 Memangnya kenapa?
54 Apa kamu tak punya rasa malu?
55 Siapa?
56 Kenapa kita kehilangan?
57 Dion???
58 "Mama orang baik kok"
59 Alasan Bertahan
60 Ceraikan Dia
61 Sadar
62 Cinta karena Allah
63 Kamu perebut
64 Selamat Ulang Tahun
65 Lima Tahun???
66 Kenapa rasanya beda?
67 Dirinya yang lain
68 Antagonis
69 Alice
70 Oryza
71 Aku tak pernah membencinya
72 Aku Menolak
73 Cerminan Diri Atau Pelengkap?
74 Restui Kami
75 Aku adalah Antagonis
76 I Love You
77 Bolehkah?
78 Sungguh
79 Suara Tuhan
80 Tidak Akan Pernah
81 Apa benar?
82 Apa Kamu Pernah Menyesal?
83 Layla Majnun?
84 Mafia?
85 Kamu Gila!
86 Aku dan Kamu
87 Dia Gabril
88 MAAF DARI AUTHOR
89 Ayo berkunjung kesana
90 Hanya Tuhan dan Hamba-Nya
91 Bahkan belum setengah
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Aneh
2
99 Hari Lagi
3
Gabril
4
Anniversary
5
Rendra
6
Hanya satu
7
Tiga Bulan
8
Silvi
9
Aku pernah mencintaimu
10
Tak Ragu
11
Paman Lega
12
Bagaimana rasanya dicintai?
13
Awal Mula
14
Tolong, jangan menangis
15
Bukankah lebih cantik?
16
Lakukan hal yang sama
17
Sebuah jalan
18
Lusa
19
Hadiah?
20
Kamar Rahasia
21
Hanya Kamu
22
Aku tidak ingin
23
Itu kamu
24
Sedikit Rasa
25
Menambah bukan diganti
26
1 bulan
27
Ayo Akhiri
28
Aku Tak Butuh
29
Jalani Saja Dulu
30
Sudah Terlalu Parah
31
Bunda?
32
Tunggu sebentar lagi
33
Adil... tapi tidak
34
Gagal
35
Tentang Ikhlas
36
Papa Saga
37
Ori dan Ory
38
Pada Akhirnya...
39
Rumah Sakit
40
Berapa lama lagi hmmm?
41
Aku justru senang?
42
Aku hanya terlalu takut
43
Kamu Cantik
44
Semuanya sad ending
45
Sudut pandang yang lain
46
Aku sayang mama
47
Dia baik-baik saja
48
Sepertinya aku jatuh cinta lagi
49
Maafkan Ayah
50
Akhirnya, kalah
51
Itu ibu bukan ummi
52
Aku nggak mau punya dua mama
53
Memangnya kenapa?
54
Apa kamu tak punya rasa malu?
55
Siapa?
56
Kenapa kita kehilangan?
57
Dion???
58
"Mama orang baik kok"
59
Alasan Bertahan
60
Ceraikan Dia
61
Sadar
62
Cinta karena Allah
63
Kamu perebut
64
Selamat Ulang Tahun
65
Lima Tahun???
66
Kenapa rasanya beda?
67
Dirinya yang lain
68
Antagonis
69
Alice
70
Oryza
71
Aku tak pernah membencinya
72
Aku Menolak
73
Cerminan Diri Atau Pelengkap?
74
Restui Kami
75
Aku adalah Antagonis
76
I Love You
77
Bolehkah?
78
Sungguh
79
Suara Tuhan
80
Tidak Akan Pernah
81
Apa benar?
82
Apa Kamu Pernah Menyesal?
83
Layla Majnun?
84
Mafia?
85
Kamu Gila!
86
Aku dan Kamu
87
Dia Gabril
88
MAAF DARI AUTHOR
89
Ayo berkunjung kesana
90
Hanya Tuhan dan Hamba-Nya
91
Bahkan belum setengah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!