"Selamat pagi.." sapa Rena
"Pagi, semangat banget, Ren? habis dapat sesuatu ya dari boss?" tanya Anna penasaran
Hahaha.. Ya gak mungkinlah, Ann. Btw, udah sarapan belum? Aku lapar, belum sarapan nih." ucap Rena
"Pas banget, aku juga belum.. Nih aku tadi beli sarapan di toko seberang sebelum ke kantor. Yuk ke pantry." ajak Anna
Mereka berdua jalan ke pantry untuk sarapan bersama belum sampai di pantry tiba-tiba seseorang memanggil Rena.
"Rena.." panggil seseorang
Suara itu, suara yang sangat khas dan.. Benar saja Rena melihat ke arah yang memanggil ternyata Sean.
"Selamat pagi pak." sapa Anna dan disusul Rena dengan malas
"Pagi, Rena.. Kamu ke ruangan saya segera, ada tugas yang harus kamu kerjakan." ucap Sean
"Sekarang pak? Tapi ini belum jam kerja." protes Rena
"Oh begitu, jadi kalian mau ke pantry untuk sarapan di kantor? Kenapa tidak di rumah??" tanya Sean dengan tatapan tajamnya
Anna langsung membungkukan tubuhnya dan mendorong Rena untuk segera mengikuti perintah Sean.
"Baik pak, akan dikerjakan oleh Rena, saya pamit dulu." ucap Anna meninggalkan Rena dan Sean
Rena pun pergi bergegas menuju ke ruangan Sean, sedangkan Sean masih berjalan santai dan tersenyum jail melihat Rena terlihat kesal. Rena menunggu Sean masuk ke ruangannya dan disusul Rena.
"Jadi tugas apa yang harus saya kerjakan pak?" tanya Rena mencoba untuk tidak terlihat kesal
Sean hanya diam dan menatap laptopnya dan tidak merespon pertanyaan Rena.
"Pak Sean?" panggil Rena
"Aku dengar, tunggu saja di sofa.. Begitu aku menemukan apa yang harus kamu kerjakan, akan ku beritahu." ucap Sean santai
"Hah?? Ini benar-benar ya. Kenapa dia sangat menyebalkan. selalu seenaknya dan benar-benar aku tidak tahan bersama dengannya." keluh Rena dalam hatinya
Dengan wajah kesal Rena duduk di sofa tanpa melakukan apapun, Sean melirik ke arah Rena dan tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruangan Sean.
"Rena, bukakan pintu itu." ucap Sean
Rena berdiri dan membukakan pintunya dan betapa kagetnya Rena melihat seseorang yang berdiri di depan pintu itu adalah Allan.
"Pagi.." sapa Allan ramah
"Ka..kamu?!" oh.. Silahkan masuk." ucap Rena
Sean mengangkat alisnya dan melihat bahwa dia berhasil membuat Rena kebingungan dengan kehadiran Allan di kantor.
"Masuk, Lan." ucap Sean
"Thanks." jawab Allan dan segera duduk di sofa
Rena terlihat bingung dan tidak tau harus melakukan apa. Sean melihat Rena kebingungan semakin senang hatinya.
"Kamu kenal Allan, Ren?" tanya Sean
"Ah? Kenapa pak?" tanya Rena kembali
"Saya tanya, kamu kenal dengan Allan?" tanya Sean
Rena menatap Allan dan bingung harus menjawab apa, tapi karena Allan tau Sean adalah makhluk paling iseng maka Allan mencoba membantu Rena. Belum sempat Allan menjawab pertanyaan Sean tiba-tiba saja Rena menjawab.
"Tidak, saya hanya sekali bertemu dan menerima bantuan darinya." jelas Rena
"Ohh begitu. Ya sudah, sekarang kamu bisa keluar dari ruangan ini dan lanjutkan pekerjaanmu di mejamu." ucap Sean
Rena segera keluar dari ruangan itu dan betapa kaget dan kesal dengan kondisi tadi.
"Aku kok merasa seperti sedang dipermainkan oleh CEO baru itu ya. Benar-benar membuatku sakit kepala." ucap Rena
"Kenapa Ren, kamu kok suntuk banget." tanya Anna
"Iya, aku ingin segera pulang. hari ini benar-benar melelahkan, Ann." ucap Rena
Di ruangan CEO..
"Jadi kau mengenalnya?" tanya Sean
"Siapa, Rena?" tanya Allan
"Iya.." jawab Sean
"Aku tidak mengenalnya hanya memberi bantuan kecil, seperti yang dijelaskannya tadi." jelas Allan
"Hmm, baguslah.." ucap Sean
"Jadi, kenapa kau memanggilku kesini?" tanya Allan
"Hah? Oh tidak ada. Aku hanya ingin memamerkan pekerjaanku." ucap Sean asal
Allan tersenyum melihat sikap iseng Sean yang tak berubah.
"Ya sudah, karena sudah melihatnya aku akan pergi sekarang." ucap Allan
"Ok." jawab Sean singkat
"Oh iya, salam untuk Rena ya. Sampaikan padanya aku akan menunggunya di tempat biasa malam ini." ucap Allan lalu pergi
"Hei, kau.. Apa maksudmu? Dasar malaikat sok baik." ucap Sean kesal
Hari ini Rena hanya ke ruangan Sean sekali, sisanya Rena mengerjakan tugasnya di meja kerjanya.
"Tumben sekali dia tidak mengangguku. Apakah dia masih sibuk di ruangannya?"tanya Rena pada dirinya
"Hanya hari ini saja, besok dan seterusnya kamu akan menerima banyak tugas." ucap Sean tiba-tiba
"Astaga.., bisa gak sih gak bikin orang jantungan." ucap Rena dalam hati
"Pak, tunggu.. Ini ada berkas yang harus ditanda tangani." ucap Rena sambil mengejar Sean ke arah lift.
"Ok, taruh saja di ruangan saya." ucap Sean lalu pintu lift tertutup
"What?? Dia kan bisa kasih tau sejak tadi aku kejar-kejar ya, kenapa boss satu ini selalu membuatku kesal." keluh Rena
Di dalam lift Sean tersenyum senang mendengar Rena mengeluh bahkan marah pada sikap Sean.
Ting.. Pintu lift terbuka dan Sean dikagetkan karena Rena berdiri di pintu lift dengan nafasnya yang tak beraturan.
"Pak, tolong.. tanda..tangani dokumen ini." ucap Rena dengan nafas ngos-ngosan seperti habis dikejar hantu
Sean dibuat kaget oleh Rena dan sedikit kagum dengan kegigihannya.
"Kamu, gak dengar ya? Saya suruh taruh di ruangan saya. apakah bahasa saya sulit dimengerti??" tanya Sean
Rena menarik nafas panjang dan mengatur nafasnya untuk kembali normal.
"Pak Sean, saya minta tolong segera ditanda tangani pak dokumen ini." ucap Rena kembali
"Nyamuk nakal ini, kamu itu bodoh atau bagaimana? Saya sudah bilang taruh di ruangan saya, Rena!" ucap Sean dengan nada suara yang sedikit berbeda
"Pak Sean, anda benar-benar keterlaluan. Ini dokumen urgent dan harus segera ditanda tangani dan dikirim ke tempat client. Kalo bapak tunda nanti kita akan kehilangan project..." belum sempat Rena menjelaskan Sean mengambil dokumen itu dan menanda tanganinya.
"Sudah?" tanya Sean
"Terima kasih pak." ucap Rena lalu pamit dan pergi
Sean melihat ada yang aneh dengan cara jalan Rena.
"Tunggu.." panggil Sean
Rena menghentikan langkahnya lalu melihat ke arah Sean.
"Ada apa pak?" tanya Rena
"Ada apa dengan kakimu?" tanya Sean
"Oh, kaki saya, gak apa-apa pak.. hanya terkilir saat turun dari tangga. mari pak, saya permisi dulu." ucap Rena lalu masuk ke dalam lift dan mengilang
"Hmm, apakah aku keterlaluan? aku tidak peduli. nyamuk nakal itu yang tidak dengar ucapanku." ucap Sean lalu pergi menaiki mobilnya.
Di kantor..
"Ren, kenapa kakimu?" tanya Anna
"Terkilir, Ann." ucap Rena
"Kok bisa?" tanya Anna kembali
"Tentu bisalah, ini gara-gara ngejar tanda tangan boss." ucap Rena
"Hahaha.. Sombong banget sih, lagi pula tadi pak Sean kan udah kasih tau untuk letakan dokumen itu di ruangannya eh, kamu malah maksa dan sok jadi pegawai yang rajin. Menjijikan tau gak?!" ucap Gabby lalu pergi bersama gengnya.
"Sabar ya Ren, jangan dengerin ucapannya. Mereka itu orang-orang iri aja." ucap Anna menghibur Rena
"Sudah biasa kok, Ann. Makasih ya." ucap Rena
"Terus kamu pulang pakai apa?" tanya Anna
"Hmm, pakai sandal ini." ucap Rena tersenyum
"Ya udah, hati-hati ya, Ren." ucap Anna
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments