Hari dimana pimpinan baru sudah tiba dan Rena sudah sibuk sejak tadi pagi.
"Hmm, kayanya sudah lengkap semua, Ren. Kamu bisa kembali ke tempatmu." ucap manager Ben
"Ok, pak. Saya permisi." ucap Rena
"Rena, terima kasih ya sudah menyelesaikannya. Jangan lupa info ke yang lain, jam 11 kita akan adakan penyambutan pimpinan baru ya. Di ruang auditorium biasa." ucap manager Ben
"Siap pak." jawab Rena lalu meninggalkan ruangan pimpinan baru itu
Rena menyampaikan pesan pak Ben managernya itu lalu kembali ke tempat duduknya dan melakukan pekerjaannya seperti biasa.
"Ren, ayo.. Udah 10 menit lagi kita mulai kan?" tanya Anna
"Oh iya, yuk.. Yang lain sudah ke auditorium ya?" tanya Rena
"Sudah, cuma kamu nih masih fokus menatap laptopmu." ucap Anna
Mereka pergi bersama ke ruang auditorium dan Rena melihat semua pegawai sudah duduk tenang di tempat masing-masing, Rena dan Anna duduk di kursi paling depan karena belakang sudah diisi oleh pegawai pria.
"Ya ampun, kita duduk paling depan banget kan, Ren. beruntungnya kita." ucap Anna
"Apanya yang beruntung, wajah kita jadi terlihat jelas oleh pimpinan baru lho." ucap Rena
Tiba-tiba ruang auditorium menjadi sunyi dan semua mulai fokus dengan suara sepatu yang memasuki ruang auditorium itu. Pak Ben maju ke depan memberi sambut kepada para petinggi perusahaan dan seluruh pegawai.
"Dan mari kita sambut dengan meriah, CEO baru perusahaan GS grup, tuan Sean Angelo." ucap pak Ben
Seluruh pegawai bertepuk tangan dengan meriah saat Sean berjalan ke atas panggung. Rena sibuk membalas pesan dari beberapa client, Anna melihat Rena sibuk lalu menyenggol tangannya karena CEO baru itu sedang menatap ke arahnya dengan tatapan yang dingin dan tajam.
"Ren, hentikan kesibukanmu, pak Sean melihat ke arahmu." bisik Anna pelan
Rena segera meletakan ponselnya dan segera fokus melihat CEO baru dan betapa terkejutnya saat mata mereka saling bertemu ternyata CEO itu adalah pria yang mengambil payung Rena beberapa hari lalu.
"Kamu..!!" ucap Rena terdengar tak percaya
Suara Rena membuat sekitar kaget dan berbisik-bisik. Rena segera bangkit berdiri dan meminta maaf.
"Ma..maaf, maksud saya nyamuk." ucap Rena terlihat malu
Semua orang menahan tawa dan beberapa terlihat sinis melihat sikap Rena.
"Baik, selamat siang dan terima kasih untuk sambutannya dan kamu.. Ohh maksud saya, nyamuk ada di auditorium, tolong jaga kebersihan setiap ruangan agar tidak ada yang digigit nyamuk." ucap Sean sang CEO baru
Semua tersenyum mendengar sambutan yang hangat dan lagi Sean terlihat sangat tampan, berkarisma dan luar biasa, sehingga membuat pegawai wanita gelisah, seperti terkena sihir. Sean melanjutkan sambutannya dan berakhir dengan lancar.
"Rena, kesini sebentar." panggil manager Ben
Rena segera menghampiri manager Ben tapi ada orang lain yang berdiri dengan manager Ben ternyata ada ketua pimpinan dan CEO baru, Sean Angelo.
"Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Rena tanpa melihat ke arah Sean yang sedang menatapnya
"Tolong antar pak Sean ke ruangannya dan sambil menunggu asisten pak Sean datang, kamulah yang membantu pak Sean." ucap manager Ben
"Terima kasih atas bantuanmu, oh iya, siapa namamu?" tanya ketua pimpinan
"Tidak, sudah jadi kewajiban saya ketua pimpinan. Dan saya Rena." ucap Rena tersenyum
"Baiklah, lakukan dengan baik." ucap ketua pimpinan
Rena mengantar CEO baru itu ke ruangannya dan menyiapkan semua keperluannya. Setelah manager keluar dari ruangan CEO baru itu, raut wajah Rena berubah.
"Jadi.. kembalikan payung." ucap Rena tanpa basa basi
"Jadi nyamuk nakal ini, sedang berakting ya. Mengenai payungmu, akan ku kembalikan jadi jangan bertanya lagi." ucap Sean
"Kapan?" tanya Rena kembali
"Nyamuk nakal, aku bilang jangan tanya lagi. Lakukan tugasmu saja." ucap Sean datar dan dingin
Rena mencoba menahan diri dan tidak bertanya lagi tapi hatinya sangat kesal sampai-sampai Rena mengeluh tanpa suara.
"Aku dengar keluhmu.." ucap Sean
Sean menghela nafas panjang dan menatap Rena dengan tajam.
"Kalo kamu mau payungmu kembali, ambil saja di apartmentku. kamu bisa ikut ke apartment bersamaku." ucap Sean
"Apa maksud pria aneh ini, seenaknya menyuruhku untuk mengambil payungku sendiri dan di apartmentnya? Dasar pria aneh!!" ucap Rena dalam hati
"Nyamuk nakal ini berisik sekali." ucap Sean terlihat kesal
"Baiklah, aku akan ambil sendiri payungku kalo kamu gak mau mengembalikan dengan cara baik-baik." ucap Rena
Sean tidak merespon ucapan Rena dan fokus dengan pekerjaannya. Rena pun pamit keluar ruangan Sean dan kembali ke tempat duduknya. Anna yang melihat Rena langsung menarik Rena.
"Anna, kamu ngapain sih? Bikin kaget aja." protes Rena
"Maaf, maaf.. Aku cuma penasaran, kamu kok lama banget di ruang CEO. memang dikasih tugas apa sih?" tanya Anna penasaran
"Tugas yang menyebalkan. udahlah, yuk lanjut kerja." ucap Rena lalu kembali memasang earphonenya dan mulai bekerja.
"Ren, Renaaa.." panggil Anna
Tapi Rena masih asik mendengarkan musik dan mengetik pekerjaannya di laptopnya, akhirnya Anna melempar pulpen ke arah Rena.
"Aduuh.. apa lagi sih, Ann? Kalo kamu penasaran, tanya langsung sana ke CEO baru." ucap Rena
"Memangnya apa yang kamu ingin tanyakan, Anna?" tanya seseorang
Rena mengenal suara itu dan saat Rena melihat ke belakang ternyata Sean sudah berdiri di belakang kursinya. Rena segera berdiri dan disusul Anna.
"Maaf pak, maksud saya.." ucapan Rena terhenti karena Sean menyela
"Ada yang ingin kamu ketahui, Anna?" tanya Sean
"Ti..tidak ada kok pak." ucap Anna
"Ok, kalo begitu Rena.. kamu ikut saya." ucap Sean
"Kemana pak?" tanya Rena
Sean hanya menatap dengan tatapan yang dingin dan tajam lalu pergi begitu saja.
"Ren, buruan.." ucap Anna
"Ini kan udah jam pulang kantor, kenapa aku.., menyebalkan!!" ucap Rena dalam hati
Rena berlari mengejar Sean dan tiba-tiba Sean sudah tak terlihat. Ponsel Rena bergetar dan ada satu pesan masuk dari nomor yang tak dikenal, ternyata Sean mengirim alamat apartmentnya.
"Wah.. Wah.. Benar-benar menyebalkan!! Dia pikir aku akan ke tempatnya? Aku akan buat dia sendiri yang datang mengembalikan payungku. Lihat saja nanti!" keluh Rena kesal
Di luar hujan deras dan Rena harus menunggu hujan reda baru bisa berjalan ke arah halte bus.
"Sampai kapan aku harus menunggu disini? aku lapar.., kenapa payungku harus diambil sama orang aneh itu dan.. Ah sudahlah..dari pada aku harus pulang malam, lebih baik aku berlari ke halte." ucap Rena lalu segera berlari ke halte di tengah hujan yang cukup deras.
Dari kejauhan seseorang sedang memperhatikan Rena yang bersusah payah berlari menuju halte bus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments