Ep. 3

Keesokan harinya..

Hari ini Rena benar-benar dibuat jengkel oleh CEO baru itu, baru saja ingin beristirahat Rena sudah diminta untuk mengerjakan ini itu oleh Sean.

"Aku lelah!!" ucap Rena

"Hmm, kasian kamu. Ini aku bawakan makanan." ucap Anna

"Makasih ya.., kayanya aku harus bicara dengan manager Ben." ucap Rena

"Tentang apa?" tanya Anna

"Asisten CEO baru itu, kapan kira-kira dia datang. Aku benar-benar lelah." ucap Rena

"Hmm, kamu aneh. Banyak pegawai wanita disini berharap bisa bekerja dengan pak Sean, kok kamu gak sih, kenapa?" tanya Anna

"Hmm, gak apa-apa.. Aku ingin fokus saja." ucap Rena

"Ya sudah, jalani dulu ya, semangat Rena... Oh iya, kamu makan dulu, di pantry sepi kok." ucap Anna

"Iya, aku ke pantry dulu ya, makasih ya buat makanannya." ucap Rena

Rena berjalan ke arah pantry dengan mata fokus melihat ponselnya, lalu sesampai di depan pintu pantry Rena mendorong dan "DUGGG" suara seseorang terbentur pintu. Rena segera menaruh ponselnya di saku celananya dan melihat siapa yang ada dibalik pintu dan ternyata dia adalah CEO baru, Sean Angelo. Dengan wajah datar dan dingin Sean hanya diam dan menatap Rena, sedangkan Rena merasa bersalah dan kaget kalo Sean ada dibalik pintu.

"Ma..maaf, maaf ya pak." ucap Rena membungkukan tubuhnya

Sean menghela nafas panjang, dan berusaha untuk menahan amarahnya.

"Gak apa-apa." ucap Sean

Rena melihat ke arah wajah Sean tapi terlihat dikeningnya ada goresan. Rena segera menarik tangan Sean dan memintanya duduk di kursi pantry, Rena berlari kesana kesini mencari P3K dan akhirnya ketemu. Rena membuka kotak P3K dan mulai membersihkan luka gores dan memberi obat serta plester dikening Sean.

"Maaf pak Sean, saya tidak bermaksud untuk.." ucapan Rena terhenti karena tiba-tiba Sean berdiri dan pergi begitu saja dari pantry.

"Hmm, kacau banget sih aku.. Apakah dimarah banget ya? Gawat deh.." keluh Rena

Ruangan CEO..

"Apa yang baru aku lakukan? Kenapa aku menurut atas perintahnya? Dan... Dasar nyamuk nakal. Aku akan membuat perhitungan denganmu." ucap Sean kesal

Sean melihat cermin dan digenggam hingga pecah.

Tok..tok..

"Masuk!" ucap Sean

"Maaf mengganggu pak Sean, saya mau serahkan beberapa proposal yang harus pak Sean periksa." ucap manager Ben

"Ok, taruh saja disana, Ben." ucap Sean

"Pak Sean, ada apa dengan keningnya?" tanya manager Ben

"Diserang nyamuk nakal." ucap Sean asal

"Maksudnya pak?" tanya manager Ben

"Tidak ada.. Oh iya, Ben.. Mengenai asisten untukku itu, sepertinya tidak perlu." ucap Sean

"Lho, kenapa pak?" tanya manager Ben

"Saya hanya ingin Rena yang jadi asisten saya dan sepertinya dia cukup bisa diandalkan." ucap Sean

"Hmm, tapi untuk asisten pak Sean besok sudah bisa bekerja pak." jelas manager Ben

"Saya sudah pilih, Rena yang jadi asisten saya." ucap Sean dengan wajah yang dingin tampak ekspresi.

"Baik pak, kalo begitu saya akan sampaikan ke Rena soal ini. Permisi pak." ucap manager Ben lalu meninggalkan ruangan Sean.

"Apa?? Kok saya sih pak? Saya kan melamar kerja bukan jadi asisten lho. saya keberatan untuk tugas ini pak." ucap Rena

"Jangan begitu Rena, ini sudah ketetapan pimpinan." ucap manager Ben

"Tapi pak Ben, saya gak siap." ucap Rena kembali

"Kalo gitu, tambahkan gajinya 2x lipat dari gajinya sekarang, Ben." ucap Sean tiba-tiba dan membuat Rena dan manager Ben kaget

"Pak, maaf tapi.." Rena belum sempat mengutarakan pendapatnya Sean sudah pergi.

"Maaf ya, coba jalani saja Ren, kalo dipertengahan jalan kamu gak sanggup saya akan bantu bicara lagi ke pak Sean ya." ucap manager Ben lalu pergi menerima panggilan telpon

"Benar-benar menyebalkan, sepertinya dia sedang mengerjaiku deh." keluh Rena

"Siapa yang mengerjaimu?" tanya seseorang dari belakang Rena

Rena mencari siapa yang bertanya dan ternyata pria menyebalkan itu, Sean. Rena mencoba memaksakan dirinya tersenyum. Sean pergi begitu saja dan benar-benar menyebalkan sikapnya.

Seperti biasanya Rena menunggu bus di halte dekat kantor jika ingin pulang. Dan tiba-tiba hujan turun sangat deras. Bus yang ditunggu sejak tadi belum kunjung datang.

"Hmm, tidak seperti biasanya busnya telat. Aku lelah sekali.." ucap Rena

Bus yang biasa Rena tumpangi belum datang juga dan karena suasana hujan Rena tertidur di halte. Dan dari kejauhan seseorang memperhatikan Rena, pria itu duduk di samping Rena dan memperhatikannya yang sedang tidur.

Tiba-tiba tas Rena jatuh sehingga membuat Rena terbangun dan kaget karena ada seseorang duduk disampingnya. pria itu menolong mengambilkan barang-barang Rena yang terjatuh dari tasnya.

"Te..terima kasih." ucap Rena

"Sama-sama.., sepertinya kamu lelah sekali, apa karena menunggu bus?" tanya pria itu

"Hahaha.. Gak kok." jawab Rena

"Oh iya, ini pakai payungku." ucap pria itu

"Hah? Gak usah.. kamu sepertinya lebih memerlukan." ucap Rena karena dandan pria itu seperti orang ingin pergi ke sesuatu acara.

"Ambil saja, supirku sudah sampai kok." ucap pria itu lalu sebuah mobil berhenti di halte itu dan pria yang memberikan payung itu tersenyum dan masuk ke dalam mobil.

"Hei, tunggu.." panggil Rena

Pria itu membuka kaca mobilnya.

"Iya, ada apa?" tanya pria itu

"Aku, akan kembalikan payungmu. Di halte ini ya, jam 7 malam." ucap Rena

"Ok.." jawab pria itu ramah

"Tu..tunggu, aku Rena.. Aku bekerja di GS grup." ucap Rena

"Aku Allan, senang berkenalan denganmu. Sampai besok." ucap Allan lalu mobil itu pergi membawa pria yang baik hati memberikan payung untuk Rena

"Akhirnya.. Aku dapat hiburan juga, bertemu malaikat baik hati dan lumayan tampan." ucap Rena tersenyum senang

Sedangkan di kejauhan..

"Malaikat baik hati dan tampan? Menggelikan." ucap Sean

Sean dan Allan adalah malaikat dan mereka diberi tugas berbeda, mereka akan kembali ke asalnya jika mereka sudah mendapatkan target sebanyak 1 juta jiwa untuk ditolong atau dibawa masuk ke dalam penyiksaan.

Sean malaikat maut yang berkerja untuk mencari jiwa yang tersesat dan jahat untuk dibawa ke tempat penyiksaan sedangkan Allan malaikat penolong yang bekerja untuk melindungi dan menjaga jiwa tersesat, menderita dan tak tau arah. Mereka berbaur dengan manusia dan belajar cara kehidupan manusia, dan mereka pun sedang berjuang untuk mendapatkan target yang diberikan agar segera meninggalkan bumi.

Sean malaikat maut yang tampan, tatapannya dingin dan selalu membuat siapapun ingin melihatnya seperti tersihir akan karismanya. Sedangkan Allan malaikat penolong memiliki wajah yang ramah dan tampan, serta kehadirannya membawa ketenangan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!