Bab 7

Bab 7

Sejak kejadian dimana Allan mencium Michaela, Allan menghindar dan jarang pulang ke rumah. Ia merasa bersalah karena melakukan perbuatan diluar batas terhadap adiknya. 

Saat ini Allan lebih banyak menghabiskan waktu di kediaman Smith dan berlatih. Tuntutan dari Levi membuatnya berlatih lebih keras untuk memantaskan dirinya menjadi pemimpin baru kelompok Mafia. Allan terpaksa melakukan itu, terutama karena ingin menjauhi Michaela yang akhir-akhir ini membuat hati dan perasaannya sangat aneh.

Sedangkan Michaela yang jarang melihat dan bertemu dengan Allan uring-uringan. Sebenarnya Kakaknya itu pergi kemana? Kenapa jarang sekali pulang. Jika Pun pulang pasti dirinya tidak mengetahui. 

Michaela berpikir, perubahan Kakaknya terjadi setelah ciuman itu. Padahal Michaela sendiri tidak mempermasalahkan. Ia malah senang mendapatkan dan merasakan ciuman dari pria yang disukainya. Tapi kenyataannya kini Kakaknya malah menghilang dan tidak mau menemuinya.

"Allan sialan itu sebenarnya pergi kemana? Aku hubungi juga tidak diangkat. Dasar pecundang," kesalnya dengan wajah kusut.

Hari-hari berlalu, Allan sudah resmi menjadi pengganti Levi dan siap memimpin kelompoknya. Hari ini Allan berada di kamar Levi bersama Varen dan seorang Dokter. Ia menatap pria yang sepertinya sebentar lagi akan mati. Nafas pria tua itu semakin lama semakin pendek dan akhirnya detik itu juga, Levi dinyatakan meninggal.

Kematian Levi Smith sangat dirahasiakan, takut musuh-musuhnya akan bertindak. Namun ternyata serapat apapun mereka merahasiakan, kematian Levi tetap di dengar di telinga musuh.

"Tuan,"

"Aku tahu. Besok kita akan pergi ke Markas,"

"Baik Tuan," jawab Varen mengangguk. 

Varen tahu pasti setelah ini hari-harinya akan sibuk. Sibuk mengurus banyak musuh yang pastinya akan bertindak untuk mengambil alih kelompok dan wilayahnya.

Allan sudah mempelajari banyak tentang pekerjaan dan bisnis Levi Smith. Baik itu pekerjaan gelap maupun pekerjaan bersihnya. Tidak ada yang mengetahui Allan menjadi penerus Levi Smith, baik itu Fernandes Nicolas maupun teman-temannya. Allan menyembunyikannya.

Malam ini Allan akan kembali ke kediaman Nicolas. Sudah lama dirinya tidak kembali, pasti keluarganya mengkhawatirkan nya.

Pukul 11 malam, Allan sampai. Dirinya masuk dan berjalan santai menuju kamarnya. Allan berpikir semuanya sudah beristirahat, namun nyatanya ada satu orang yang belum tidur dan mengetahui kedatangannya. Ya, dia adalah Michaela yang mengetahui Allan kembali. 

Michaela yang melihat Allan kembali begitu bahagia. Dia keluar dari kamar dan masuk kedalam kamar Allan, menunggu kedatangan Kakak yang sudah lama dirindukannya.

Cklek….

Allan membuka pintu dan menguncinya.

Allan tidak melihat jika di kamar itu ada sepasang mata yang terus memperhatikannya. Dia membuka pakaiannya dan melemparkannya di atas ranjang. Terlihat tubuh kekar dan berototnya, membuat wanita yang sedari tadi memperhatikan nya menelan ludah dengan kasar.

Allan masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah selesai Alan keluar sambil mengusap rambutnya yang basah. Tiba-tiba dari belakang seseorang memeluknya dengan erat, membuat Allan sangat terkejut.

"Hei, siapa kau?" Allan mencekal tangan itu dan berbalik, melihat siapa yang berani masuk kedalam kamarnya.

Saat mata itu melihat siapa pelaku yang memeluknya, Allan semakin terkejut. Dan ternyata itu adalah Michaela. 

"Mich, apa yang kau lakukan?" Tanya Allan bingung kenapa Adiknya bertingkah seperti ini.

Michaela tidak menjawab dan malah kembali memeluk Allan dengan erat. 

"Michaela,"

"Aku merindukan mu,"

Allan diam. Jujur dirinya juga sangat merindukan Adik cantiknya itu. Tapi rasa canggung karena perbuatannya membuatnya tidak berani untuk mendekati Michaela lagi. Allan takut dirinya semakin berani dan kembali menyentuh Michaela. Dirinya tidak boleh melakukan hal itu, Michaela adalah Adiknya. Tidak sepantasnya seorang Kakak melakukan hal gila itu kepada Adiknya. Allan takut suatu saat keluarga akan mengetahui kegilaannya dan berakhir buruk untuk semuanya.

"Dimana Kakak selama ini? Apa Kakak tidak merindukan ku?"

"Tentu saja merindukan mu." Jawab Allan dalam hati.

Michaela mendongak menatap Allan. Sedangkan Allan yang di tatap membuang muka, entah kenapa dirinya sangat tidak nyaman sejak saat itu.

"Kak, tatap aku," pintanya menarik paksa wajah Allan untuk menatapnya.

Tinggi badan mereka yang terpaut jauh membuat Allan harus menunduk menatap Michaela. Wajah cantik yang sudah lama tidak ia pandang kini terlihat jelas di hadapannya. Rasa rindu membuncah di relung hatinya. Ingin sekali membalas pelukan itu dan memberikan ciuman bertubi-tubi di wajah Michaela.  Namun pikiran itu dengan cepat Allan tepis, ia tidak boleh melakukan itu pada Michaela. 

"Apa kau tidak merindukan ku?" Michaela menyentuh rahang Allan dengan lembut, membuat Allan yang merasakan memejamkan mata. 

Melihat Allan memejamkan mata, Michaela tersenyum. Ia mendekatkan wajahnya mencium bibir Allan seperti Allan menciumnya waktu itu.

Cup…

Mata Allan langsung terbuka lebar. Apa-apaan ini? Kenapa Michaela begitu berani melakukan ini padanya.

"Mich,"

"Hm.."

"Ini salah. Kita tidak boleh melakukan ini. Aku adalah Kakakmu dan kamu Adik ku. Tidak sepantasnya kita melakukan hal ini, Michaela."

"Kenapa?"

"Kenapa apanya? Sudah jelas kita ini saudara. Kita tidak boleh melakukan hal gila ini,"

Allan melepas pelukan Michaela, mengusap wajahnya dengan kasar, frustasi. Ini sangat tidak benar. Michaela yang melihat hanya diam, kembali mendekat dan memeluk Allan kembali.

"Aku tidak masalah, Kak,"

"Tapi Kakak tidak. Ini salah Michaela,"

"Aku tidak peduli. Aku tidak bisa jauh dari Kakak. Aku menyukai Kakak," Michaela semakin memeluk Allan dengan erat. Allan yang mendengar semakin frustasi. Kenapa menjadi seperti ini. Dan perasaannya ini, aaah….ini sangat gila. 

"Tidak mungkin aku menyukai Adik ku sendiri kan? Dasar badjingan sialan!" Umpatnya pada dirinya sendiri.

Allan terus menolak perasaan yang muncul di hatinya, tapi sekuat tenaga dia menolak tetap saja perasaan itu tidak hilang dan malah semakin besar, apalagi saat ini Michaela terang-terangan menyukainya.

"Mich," Allan menyentuh wajah Michaela dengan lembut, menatap mata indah Adiknya.

Hm….

"Apa kau tidak berpikir ini salah?"

Michaela menggeleng, tentu saja tidak salah. Allan bukan Kakak kandungnya, tidak masalah dirinya menyukai atau mencintai Kakaknya. Menurutnya ini sah-sah saja.

"Aku tidak peduli kamu Kakak ku atau bukan. Yang ku tahu aku saat ini sangat mencintai mu,"

Dengan berani Michaela kembali mendaratkan bibirnya, mencium Allan. Bahkan ciuman ini tidak seperti yang di lakukan barusan. Michaela dengan beraninya menggerakkan bibir dan melumatnya. 

Allan yang melihat dan merasakannya hanya diam, menatap Michaela yang memejamkan mata, menikmati bibir bawahnya.

Melihat tidak ada respon dari Kakaknya, Michaela menghentikan ciumannya,  menatap Allan dengan pandangan bertanya-tanya. 

"Kenapa?"

"Perasaan mu salah Michaela. Tidak sepantasnya kamu menyukai Kakak seperti ini."

"Sudah ku katakan, aku tidak peduli. Berapa kali Pun Kakak menolak, aku tetap mencintai Kakak."

Michaela mengalungkan tangannya di leher Allan dan mencium kembali bibir yang sudah menjadi candunya. Allan yang merasakan memejamkan mata. Sekuat tenaga dirinya menahan untuk tidak membalas, tapi lama kelamaan Michaela semakin berani. Ia menarik tangan Allan dan meletakkannya di dada.

"Sial!" Umpat Allan saat merasakan benda empuk di genggamannya.

 

 

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!