Flores mendekap erat tubuh Kyotaka dan mencium bibirnya lembut. “Ingat apa yang sudah aku ajarkan, Kyotaka,” bisiknya, “Aku yakin skill-mu akan berkembang pesat.”
Kyotaka mengangguk, namun seketika tubuhnya berubah menjadi bola kecil berwarna biru dan dilempar ke dalam portal oleh Flores. Ia terlempar jauh, hingga terdampar di sebuah gua gelap yang dipenuhi oleh aura misterius. Baru saja terbangun, suara langkah berat mendekat. Beberapa goblin, satu dengan busur dan panah, yang lain membawa pedang, muncul tanpa peringatan.
"Ini tidak mungkin," pikir Kyotaka. Namun, tanpa berpikir panjang, ia bergerak cepat, merebut pedang goblin terdekat, lalu menebasnya. Gerakannya cepat, menembus pertahanan goblin-goblin itu dalam pola zig-zag. Napasnya terengah-engah setelah pertempuran singkat itu, tapi ia berhasil mengalahkan mereka.
"Dari mana Flores melemparku? Dan ini... di mana?" pikirnya sambil mengamati sekitar.
Tiba-tiba, satu anak panah melesat, menggores bajunya. Racun di ujung anak panah itu hampir membahayakan nyawanya jika tidak segera bergerak. Kyotaka menebas goblin pemanah itu dengan cepat, tapi tubuhnya sudah mulai lelah.
Seketika, terdengar notifikasi dalam pikirannya: “Selamat, Anda naik tiga level.”
Kyotaka tersenyum lelah. "Bagus, untung saja mereka menjatuhkan barang." Dia mengumpulkan jarahan dari goblin-goblin itu, termasuk pedang, beberapa potion, dan barang-barang lain yang berguna. "Ada toko juga?" gumamnya, lalu segera menjual barang-barang yang tidak diperlukan dan membeli makanan serta minuman untuk memulihkan tenaganya.
Namun, di tengah euforia, perhatiannya tertuju pada seekor Hoge Goblin, monster yang lebih besar dan lebih kuat daripada goblin-goblin biasa. "Kalau tidak aku lawan, aku akan terjebak di sini selamanya," pikirnya.
Kyotaka memutuskan untuk menyerang Hoge Goblin saat tidur. Dengan hati-hati, ia mendekat dan menebas lehernya. Yes! Namun, pergerakannya terlalu lambat, dan Hoge Goblin segera memanggil bala bantuan. Kyotaka terpental, dan saat itu ia tahu pertarungan akan menjadi lebih sulit.
“Tidak... aku tidak akan menyerah,” katanya tegas. Ia berlari menuju mereka, menghindari serangan, dan dengan gaya cepat dan terarah, menebas tangan mereka seperti kapten Levi di Attack on Titan. Setiap gerakan cepat dan presisi, hanya tinggal satu musuh tersisa.
Namun, Hoge Goblin berlari, memanggil anak-anaknya untuk melindunginya. Kyotaka memasuki zona fokus, tubuhnya bergerak dalam harmoni sempurna, mengabaikan semua suara di sekitar, hingga dalam satu gerakan cepat, ia berhasil menebas leher Hoge Goblin dan anak-anaknya.
“Selamat, Anda telah menyelesaikan lantai pertama.”
Tubuhnya lelah, tapi Kyotaka merasa puas. Boss monster itu menjatuhkan emas, pedang, dan potion. "Dropan hari ini lumayan," katanya sambil mengumpulkan jarahan itu. Di antaranya, ia menemukan sebuah pedang bernama Haisaka, yang bentuknya mirip belati, serta 15.000 RC gold. "Ini cukup untuk persediaan makan dan minum untuk beberapa hari."
Namun, ada satu barang lain yang menarik perhatian Kyotaka—kunci yang dijatuhkan oleh bos monster tersebut. "Apa gunanya kunci ini?" tanyanya pada dirinya sendiri. "Mungkin untuk membuka sesuatu atau akses ke lantai berikutnya."
Setelah memastikan semuanya aman, ia memutuskan untuk menjelajahi gua lebih jauh. Airnya cukup bersih dan segar, cukup aman untuk diminum. "Bagus, saatnya mandi dan memulihkan tenaga," ucapnya.
Setelah menyegarkan diri dan menjahit pakaian yang robek, Kyotaka melihat ada beberapa panah yang masih bisa digunakan. "Tiga dari tujuh panah ini masih utuh. Lumayan, bisa aku gunakan nanti."
Selesai mandi, ia berendam di air yang dingin dan jernih, pikirannya melayang-layang memikirkan banyak hal, termasuk tentang Flores. "Apa kabarnya dia? Dan petualangan apa lagi yang menantiku di sini?"
Menurut catatan yang ia baca sebelumnya, gua ini memiliki beberapa lantai, dan semakin tinggi lantainya, semakin mendekatkan dirinya pada "kebenaran."
Setelah mandi, Kyotaka merasa sedikit mengantuk. Ia mendirikan tenda sederhana, menyiapkan lampu obor, persediaan minum, dan segera membaringkan tubuhnya yang lelah. Pikirannya masih dipenuhi oleh pertanyaan tentang cara terbaik untuk meningkatkan level dan kekuatannya. Ia menarik selimut, lalu perlahan tertidur.
---
Kyotaka tidur sendirian di tengah gua yang sunyi, hanya ditemani oleh nyala obor dan gemericik air. Ia tahu, petualangannya baru dimulai. Besok, tantangan yang lebih besar menantinya. Namun, dengan tekad yang kuat, ia berjanji pada dirinya sendiri untuk terus belajar, berlatih, dan menjadi lebih kuat, melebihi siapapun yang pernah ia temui.
---
Arigatou gozaimasu bagi yang telah meluangkan waktu membaca. Semoga cerita ini menginspirasi dan memberikan pelajaran.
Sampai jumpa di petualangan berikutnya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments