Kyotaka terbangun perlahan, mengucek matanya dan merasa sedikit bingung. Air liurnya mengalir mengenai rambut lembut Flores yang tidur di sampingnya. Aroma masakan dari dapur mulai tercium, membuat perutnya sedikit keroncongan. Kyotaka melirik jam dinding dan terkejut.
"Sudah siang!" gumamnya. "Mau bangunin Flores, tapi kasihan juga… Hmm, lebih baik siapin makanan dulu."
Dengan langkah ringan, Kyotaka pergi ke dapur. Betapa terkejutnya ia ketika melihat sudah ada makanan di atas meja.
"Siapa yang masak?" tanyanya dalam hati sambil tersenyum kecil. "Tentu saja Flores."
Melihat makanan yang sudah siap, ia merasa ini waktu yang tepat untuk membangunkan istrinya. Kyotaka pun kembali ke kamar.
"Flores, sayang. Ayo bangun, sudah siang."
Flores menggeliat di bawah selimut, "Satu hari lagi..."
Kyotaka tertawa kecil. "Kalau kelamaan, makanannya keburu dingin, lho."
"Tapi aku masih ngantuk," jawab Flores sambil menutupi wajahnya dengan selimut.
Saat Kyotaka hampir pergi, tiba-tiba tangannya ditarik oleh Flores.
"Jangan pergi, aku kesepian. Aku tak bisa hidup tanpamu," kata Flores dengan suara lembut, namun memohon.
Kyotaka tersenyum. "Katanya mau tidur satu hari lagi?"
Mereka pun berpelukan, dan Kyotaka mengelus lembut kepala serta pipi Flores. Rasanya nyaman dan penuh kehangatan.
"Aku cinta kamu, Kyotaka," bisik Flores di antara ciuman mereka.
"Aku juga cinta kamu, Flores. Apa sekarang sudah merasa lebih baik?" tanya Kyotaka sambil tersenyum lembut.
Flores mengangguk kecil. "Tapi aku masih belum puas," ujarnya manja.
"Baiklah, sesuai keinginanmu, sayang. Kita lakukan sampai kamu puas."
Dan dengan lembut, mereka kembali saling membalas cinta, hingga akhirnya Flores merasa cukup.
---
Setelah selesai, Flores memeluk Kyotaka dengan penuh kasih sayang. "Rawat aku dengan kelembutanmu, Kyotaka. Aku sangat mencintaimu."
Kyotaka membalas pelukan itu dan mencium pipi istrinya. "Aku bahagia banget bisa menjadi suamimu, Flores."
Setelah itu, mereka berdua menikmati makanan bersama. Romantis, mereka saling menyuapi dan bercanda satu sama lain.
"Kyotaka sayang," kata Flores sambil tersenyum lembut, "setelah ini, ayo kita ke hutan suci. Kita bisa berburu monster dan bertualang bersama."
Kyotaka mengangguk antusias. "Baiklah, tapi kamu nggak berubah jadi naga dulu?"
"Tidak kali ini, sayang. Kita ke sana dengan lari saja, biar terasa petualangannya."
Kyotaka menelan ludah. "Lari? Berapa jauh?"
"Ah, cuma sekitar 70 kilometer dari sini. Tenang saja, kalau kamu lelah, kita bisa istirahat," kata Flores sambil tertawa kecil.
Kyotaka hanya bisa pasrah. "Baiklah, ayo kita terjun payung dulu kalau begitu."
Mereka pun terjun dari ketinggian menembus awan. Angin kencang menerpa wajah Kyotaka, membuatnya merasa bebas. Ketika hampir menyentuh tanah, gerakan mereka melambat dan mendarat dengan anggun.
"Hebat!" seru Kyotaka kagum.
Mereka kemudian mulai berlari, tetapi kecepatan Flores jauh melebihi Kyotaka. Setelah berlari sekitar 10 kilometer, Kyotaka merasa napasnya tersengal-sengal.
"Kyotaka, kamu kelihatan makin ganteng kalau keringatmu bercucuran," kata Flores dengan senyuman menggoda. "Aku sungguh menyukainya."
Flores menggenggam erat tangan Kyotaka. "Aku tak bisa menahan diri. Malam ini akan menjadi malam yang tak terlupakan, sayang."
Kyotaka tersenyum lelah, tapi penuh cinta. "Kalau itu keinginanmu, aku akan berusaha sebaik mungkin."
---
Setelah mereka saling memuaskan, Kyotaka tanpa sadar tertidur. Flores mendekapnya erat, mencium keningnya dengan lembut.
"Aku bahagia sekali memiliki suami sepertimu," bisik Flores sambil tersenyum melihat wajah tenang Kyotaka yang tertidur.
Dengan kecepatan bintang jatuh, Flores pindah tempat, mengeluarkan kapsul kecil berbentuk segi empat. Kapsul itu dilempar ke tanah, dan seketika berubah menjadi villa yang indah. Penjaga es muncul di sekitar mereka, menjaga wilayah tersebut.
Flores masuk ke dalam rumah, menggerakkan tangan kanannya dan lampu-lampu di dalam villa menyala dengan cahaya yang lembut. Dia kemudian masuk ke kamar, menaikkan piano, dan hujan pun mulai turun perlahan di luar jendela.
Flores membaringkan Kyotaka di kasur dengan hati-hati, mendekap tubuhnya erat sambil mencium pipinya.
"Melihatmu tertidur dengan senyuman di wajahmu sudah cukup membuatku bahagia, Kyotaka," ucapnya pelan.
"Aku akan selalu melindungi dan mencintaimu."
Mereka pun tertidur dengan damai, berpelukan erat satu sama lain, terbuai dalam mimpi indah.
---
Arigatou gozaimasu yang telah meluangkan waktunya untuk membaca. Semoga bermanfaat dan membawa kebahagiaan.
Bye-bye!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments