Bab2.Pertarungan Di Padang Pasir.

“Kejar! Jangan biarkan Peng An mencuri pusaka Kita!”teriak Tong Se.

Tek Jiu dan Tong Se pun kembali berlari ke arah jatuhnya Thung Seng.

Di sisi lain Peng An yang sudah agak jauh terlihat ragu-ragu, pandangannya melihat ke arah bawah ke tubuh Thung Seng.

Dan akhirnya Peng An pun melompat turun, kemudian berlari ke arah tubuh Thung Seng.

“Apakah ini pusaka? Pusaka macam apa ini? Manusia ataukah patung, seperti manusia tapi tubuhnya sangat keras?”pikir Peng An dengan heran sambil meraba-raba dan memijat-mijat tubuh Thung Seng dengan heran.

Tong Se dan Tek Jiu segera melompat turun dan mereka berdua pun berlari ke arah Peng An yang masih sibuk memeriksa tubuh Thung Seng.

Tek Jiu segera menusuk ke arah punggung Peng An dengan pedang sedangkan Tong Se mengayunkan pedangnya ke arah kepala Peng An.

Peng An yang mendapatkan dua serangan berbahaya segera memakai tubuh Thung Seng sebagai perisai diriNya.

Trang! Trang!

Tong Se dan Tek Jiu yang khawatir serangan mereka merusak benda pusaka segera berhenti menyerang.

“Hahahaha patung ini sangat kuat, mampu menahan serangan Kalian tanpa rusak sama sekali!”seru Peng An dengan bahagia.

“Peng An taruh patung tersebut, mari Kita bertarung secara jantan, Aku tidak mau merusak patung tersebut!”seru Tong Se dengan gusar.

“Bertarung secara jantan? Dua lawan satu itu yang Kau bilang bertarung secara jantan? Lagipula kalau Aku tinggalkan patung ini, salah satu dari Kalian pasti mencuri patung ini. Hahaha siasat murahan Kalian tidak akan mempan bagiKu,”ucap Peng An yang kemudian melesat pergi dengan membawa tubuh Thung Seng.

“Kurang ajar Peng An!”teriak Tek Jiu sambil berlari mengejar Peng An yang sudah melompat ke atas.

Kejar-kejaran kembali terjadi di padang pasir.

“Aku tidak dapat melarikan diri dari Mereka, patung ini memperlambat gerak lariKu,”pikir Peng An yang kemudian membalikkan badannya ke arah Tong Se dan Tek Jiu.

“Aku berikan patung ini kepadaMu Tong Se!”seru Peng An seraya melemparkan tubuh Thung Seng ke arah Tong Se.

Tong Se yang kaget karena tidak menduga patung yang tadinya dipegang oleh Peng An malah sekarang dilemparkan ke arahnya segera berusaha menangkap patung tersebut.

Sebilah pisau terbang meluncur dengan cepat ke arah dahi Tong Se, dimana pertahanan Tong Se sudah sangat terbuka.

“Tong Se awas!!”teriak Tek Jiu sambil berusaha memblok pisau yang meluncur ke arah dahi Tong Se.

Tring!

Pedang Tek Jiu hanya sempat menyentuh sedikit gagang pisau, yang menyebabkan pisau tersebut sedikit berubah arah dan hanya berhasil menggores dahi kanan Tong Se.

Darah membasahi dahi Tong Se.

Peng An segera melesat ke arah Tek Jiu dengan masing-masing tangannya menggenggam sebilah pisau jagal.

Trang! Trang! Trang!!

Pertarungan seru terjadi antara Tek Jiu dengan Peng An, sementara itu Tong Se segera membuka sebuah botol dan mengambil krim dalam botol untuk dioleskan ke luka di dahinya.

“Tong Se, segera bawa lari patung itu, sementara Aku menghadang Peng An dan panggil saudara-saudara Kita untuk membantuKu!”seru Tek Jiu.

“Tanpa memberi jawaban,”Tong Se langsung lari menjauh secepatnya.

“Tong Se jangan coba-coba Kau kabur!”teriak Peng An.

“Hahaha percuma Peng An, patung pusaka sudah dibawa lari oleh Tong Se,”ucap Tek Jiu sambil menebaskan pedangnya.

Trang!

Tebasan pedang Tek Jiu bisa ditahan oleh dua bilah pisau jagal.

Bruak, setelah berlari dua puluh langkah, Tong Se jatuh mencium pasir.

“Huh sudah Kubilang jangan kabur,”ucap Peng An.

“Grr Peng An apa yang Kau lakukan pada saudara seperguruanKu!”teriak Tek Jiu dengan penuh emosi.

“Apa yang Aku lakukan, sudah lupa tuh,”ucap Peng An untuk mengacaukan pikiran Tek Jiu.

Serangan yang dilakukan oleh Tek Jiu semakin ganas karena emosinya sudah tidak terkendali.

Sampai suatu ketika tusukan dari Tek Jiu berhasil di tahan oleh pisau jagal yang dipegang oleh tangan kiri Peng An dan pisau jagal di tangan kanan Peng An berhasil menembus dada Tek Jiu.

“Tek Jiu selamat tinggal,”ucap Peng An menyeringai.

Brukk!!

Tubuh Tek Jiu jatuh mencium pasir untuk tidak bangun selama-lamanya.

Peng An dengan santai berjalan mendekati jasad Tong Se dan mengambil tubuh Thung Seng.

“Racun yang kububuhi di pisauKu ternyata sangat ampuh, hahaha,”ucap Peng An.

Selama satu jam Peng An berjalan di bawah panasnya terik matahari.

Peng An yang merasakan adanya hawa pembunuhan segera menengok ke belakang, terlihat seekor burung raksasa terbang ke arahnya.

Di atas burung raksasa duduk seorang Kakek tua.

“Peng An segera serahkan nyawaMu!”teriak Kakek tua tersebut.

“Maaf siapakah Pak tua? Rasanya Aku belum pernah memiliki permusuhan dengan Pak tua,”ucap Peng An dengan heran dan waspada.

“Huh, dua hari lalu Kau membunuh cucu kesayanganKu Kalajengking Malam,”ucap Kakek tua tersebut.

“Gawat Kakek dari Kalajengking Malam konon sakti mandraguna. Kupikir setelah puluhan tahun tidak terlihat di dunia persilatan, Kakek He Si ini sudah meninggal,”pikir Peng An dengan rasa ngeri.

“Hmm Peng An kenapa Kau diam saja!”tegur Kakek He Si.

“Aku tidak pernah membunuh Kalajengking Malam,”ucap Peng An berbohong dengan suara yang tenang.

“Hahaha Peng An, Kau sangat pandai bermain sandiwara, ketika Kalajengking Malam tewas, racunnya hilang dan bukankah tadi Kau menggunakan racun tersebut untuk membunuh lawanMu?!”ucap Kakek Hesi.

Muka Peng An memucat mendengar omongan dari Kakek Hesi.

“Aku bukan tipe orang yang suka mempersulit orang lain, hanya saja Aku minta agar Kau Peng An menemani cucuKu di alam sana. Kasihan cucuKu pasti kesepian di alam sana,”ucap Kakek He Si.

“Sial Aku bertemu dengan orang gila yang sakti, Aku harus bagaimana?”pikir Peng An dengan panik.

“Hahaha tak menjawab berarti setuju, terimalah ini,”ucap Kakek He Si sambil menggerakkan tangannya.

Dari tangan Kakek He Si keluar kabut racun hitam yang meluncur ke arah Peng An.

Peng An yang dari tadi sudah sangat waspada segera melompat menghindar dari terjangan kabut racun hitam, melempar pisau terbangnya ke arah Kakek Hesi dan segera lari secepatnya.

Tring!!!

Pisau yang dilempar oleh Peng An dengan mudahnya digigit oleh Kakek Hesi.

Dalam tempo yang singkat pisau terbang milik Peng Ang ditiup kembali oleh Kakek He Si dan meluncur dengan sangat cepat ke arah Peng An.

Tzziiiingggg!! Bang!

Peng An menahan pisau terbangnya sendiri dengan memakai tubuh Thung Seng yang dipegangnya.

“Apa itu? Manusia, boneka atau patung? Kalau manusia sepertinya bisa Aku pakai. TubuhKu yang sekarang sudah terlalu tua,”pikir Kakek He Si dengan penuh minat.

Bersambung :))

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

lanjut

2024-07-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1.Raja Teng Ping.
2 Bab2.Pertarungan Di Padang Pasir.
3 Bab 3. Kakek He Si VS Peng An.
4 Bab 4.Thung Seng Terbangun.
5 Bab 5.Akhir Riwayat He Si
6 Bab 6. Pek Liong.
7 Bab 7. Mengambil Kereta Kuda.
8 Bab 8.Thung Seng VS Tuan Lie.
9 Bab 9. Mengalahkan Lie Chuan.
10 Bab 10.Jembatan Maut.
11 Bab 11.Menggetarkan Benteng Lawan.
12 Bab 12.Tiga Pill.
13 Bab 13. Perubahan Wujud.
14 Bab 14.Tertangkap.
15 Bab 15.Tetua Ungu.
16 Bab 16.Berkunjung Ke Partai Neraka.
17 Bab 17.Yinhwiejh
18 Bab 18. Yang Yang.
19 Bab 19.Pertunjukan Dimulai.
20 Bab 20.Selamat Jalan Yang Yang.
21 Bab 21.Tiga Murid Jatuh Dalam Sehari.
22 Bab 22.Serigala Perak.
23 Bab 23.Pendekar Pengelana Salju VS Tetua Naga Hijau.
24 Bab 24.Sketsa Wajah,
25 Bab 25.Dibawah Bulan Purnama.
26 Bab 26.Hutan Terlarang.
27 Bab 27.
28 Bab 28. Tiga Pemimpin Bandit.
29 Bab 29.Fang Fang.
30 Bab 30.Gunung Muroq.
31 Bab 31.Hasil Bumi.
32 Bab 32. Buah Legenda.
33 Bab 33.Bajak Laut.
34 Bab 34.Terluka.
35 Bab 35.
36 Bab 36.Pulau Bajak Laut.
37 Bab 37.Tungku Pill.
38 Bab 38.Bulan Merah Purnama.
39 Bab 39.Reuni Dua Saudara Angkat.
40 Bab 40.Tamu Tak Diundang.
41 Bab 41. Tuan Rumah Yang Baik Hati.
42 Bab 42.
43 Bab 43. Serangan Gelap.
44 Bab 44.Xie Hua.
45 Bab 45.Pertarungan Di Atas Kapal.
46 Bab 46.Kemesraan.
47 Bab 47. Kebobolan.
48 Bab 48. Kunjungan Sahabat.
49 Bab 49. Ilusi Atau Kenyataan?
50 Bab 50.
51 Bab 51.Penyerbuan.
52 Bab 52.
53 Bab 53.Hancurnya Formasi.
54 Bab 54.Tarian Pedang Sepasang Kekasih.
55 Bab 55.Berkunjung Ke Partai Surga.
56 Bab 56.Perpisahan.
57 Bab 57. Labirin.
58 Bab 58. Selamat Jalan Ketua Partai Surga.
59 Bab 59.Kota Caxu.
60 Bab 60.
61 Bab 61.
62 Bab 62. Pedagang Aneh.
63 Bab 63.
64 Bab 64
65 Bab 65.
66 Bab 66. Dunia Oryx.
67 Bab 67.Gorilla Mata Satu.
68 Bab 68.
69 Bab 69. Suku Pengembara.
70 Bab 70.
71 Bab 71.
72 Bab 72.Serangan Ular Berkepala Tiga.
73 Bab 73.
74 Bab 74.
75 Bab 75.Negeri Sun Menyerah.
76 Bab 76. Tanah Pertanian.
77 Bab77.
78 Bab 78. Gugurnya Satu Setan.
79 Bab79. Manusia Kate Jelmaan.
80 Bab 80.
81 Bab 81.Pengejaran Terhadap Setan Ke Tiga.
82 Bab 82.Naga Darah.
83 Bab 83. Raja Teng Tzu.
84 Bab 84. Tangga.
85 Bab 85. Pengepungan Di Padang Pasir.
86 Bab 86.
87 Bab 87. Phoenix VS Pang Shouwen.
88 Bab 88. Pengakuan.
89 Bab 89. Menyelusup Ke Partai Neraka.
90 Bab 90. Keributan Di Markas Partai Neraka.
91 Bab 91. Thung Seng VS Ketua Partai Neraka.
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Bab 1.Raja Teng Ping.
2
Bab2.Pertarungan Di Padang Pasir.
3
Bab 3. Kakek He Si VS Peng An.
4
Bab 4.Thung Seng Terbangun.
5
Bab 5.Akhir Riwayat He Si
6
Bab 6. Pek Liong.
7
Bab 7. Mengambil Kereta Kuda.
8
Bab 8.Thung Seng VS Tuan Lie.
9
Bab 9. Mengalahkan Lie Chuan.
10
Bab 10.Jembatan Maut.
11
Bab 11.Menggetarkan Benteng Lawan.
12
Bab 12.Tiga Pill.
13
Bab 13. Perubahan Wujud.
14
Bab 14.Tertangkap.
15
Bab 15.Tetua Ungu.
16
Bab 16.Berkunjung Ke Partai Neraka.
17
Bab 17.Yinhwiejh
18
Bab 18. Yang Yang.
19
Bab 19.Pertunjukan Dimulai.
20
Bab 20.Selamat Jalan Yang Yang.
21
Bab 21.Tiga Murid Jatuh Dalam Sehari.
22
Bab 22.Serigala Perak.
23
Bab 23.Pendekar Pengelana Salju VS Tetua Naga Hijau.
24
Bab 24.Sketsa Wajah,
25
Bab 25.Dibawah Bulan Purnama.
26
Bab 26.Hutan Terlarang.
27
Bab 27.
28
Bab 28. Tiga Pemimpin Bandit.
29
Bab 29.Fang Fang.
30
Bab 30.Gunung Muroq.
31
Bab 31.Hasil Bumi.
32
Bab 32. Buah Legenda.
33
Bab 33.Bajak Laut.
34
Bab 34.Terluka.
35
Bab 35.
36
Bab 36.Pulau Bajak Laut.
37
Bab 37.Tungku Pill.
38
Bab 38.Bulan Merah Purnama.
39
Bab 39.Reuni Dua Saudara Angkat.
40
Bab 40.Tamu Tak Diundang.
41
Bab 41. Tuan Rumah Yang Baik Hati.
42
Bab 42.
43
Bab 43. Serangan Gelap.
44
Bab 44.Xie Hua.
45
Bab 45.Pertarungan Di Atas Kapal.
46
Bab 46.Kemesraan.
47
Bab 47. Kebobolan.
48
Bab 48. Kunjungan Sahabat.
49
Bab 49. Ilusi Atau Kenyataan?
50
Bab 50.
51
Bab 51.Penyerbuan.
52
Bab 52.
53
Bab 53.Hancurnya Formasi.
54
Bab 54.Tarian Pedang Sepasang Kekasih.
55
Bab 55.Berkunjung Ke Partai Surga.
56
Bab 56.Perpisahan.
57
Bab 57. Labirin.
58
Bab 58. Selamat Jalan Ketua Partai Surga.
59
Bab 59.Kota Caxu.
60
Bab 60.
61
Bab 61.
62
Bab 62. Pedagang Aneh.
63
Bab 63.
64
Bab 64
65
Bab 65.
66
Bab 66. Dunia Oryx.
67
Bab 67.Gorilla Mata Satu.
68
Bab 68.
69
Bab 69. Suku Pengembara.
70
Bab 70.
71
Bab 71.
72
Bab 72.Serangan Ular Berkepala Tiga.
73
Bab 73.
74
Bab 74.
75
Bab 75.Negeri Sun Menyerah.
76
Bab 76. Tanah Pertanian.
77
Bab77.
78
Bab 78. Gugurnya Satu Setan.
79
Bab79. Manusia Kate Jelmaan.
80
Bab 80.
81
Bab 81.Pengejaran Terhadap Setan Ke Tiga.
82
Bab 82.Naga Darah.
83
Bab 83. Raja Teng Tzu.
84
Bab 84. Tangga.
85
Bab 85. Pengepungan Di Padang Pasir.
86
Bab 86.
87
Bab 87. Phoenix VS Pang Shouwen.
88
Bab 88. Pengakuan.
89
Bab 89. Menyelusup Ke Partai Neraka.
90
Bab 90. Keributan Di Markas Partai Neraka.
91
Bab 91. Thung Seng VS Ketua Partai Neraka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!