Bertemu Seseorang

"Vodka Rye satu dan tambahkan sebutir es batu saja," ucap Noah pada bartender di sana.

"Siap," jawab pria usianya yang masih di bawah Noah itu.

Suara musik di sana membuat tubuh Noah bergerak perlahan. Noah merasa sudah lama sekali tidak merasakan hal seperti ini.

"Kamu baru ya bekerja di sini?" tanya Noah pada bartender yang sedang membuat minuman.

"Baru lima bulan, Bro. Aku juga baru pertama lihat kamu di sini."

"Lima bulan?" Noah tampak berpikir. 'Jadi, selama lima bulan ini dia melakukan apa saja?' Noah yang memang mengetahui jika dirinya amnesia mencoba mengingatnya, tapi yang ada malah Noah merasakan sakit kepalanya.

"Sakit sekali!" Noah mencoba berjalan menuju kamar mandi.

Bruk!

"Noah? Kamu Noah, kan?" tanya seorang gadis yang terlihat berbinar saat melihat Noah.

"Rose? Kenapa kamu ada di sini?" Noah ingat siapa gadis yang menyapanya.

"Noah! Jadi, ini beneran kamu?" Kedua tangan gadis itu memeluk Noah dengan senangnya.

"Rose, jangan seperti ini! Kalau nanti kakak kamu melihat kita, pasti akan terjadi masalah di sini." Noah perlahan melepaskan pelukan tangan Rose.

"Kamu tenang saja, Noah. Kakakku sudah tidak tinggal di sini, dia pindah ke luar kota dengan istrinya dan dia juga sudah tidak pernah pergi ke club' malam. Aku ke sini karena diundang ulang tahun oleh temanku. Noah, aku senang sekali bisa bertemu sama kamu, aku rindu sekali denganmu." Gadis itu kembali memeluk Noah.

Noah merasa ada sesuatu yang aneh, tapi dia bingung sendiri dengan semua ini.

"Rose, aku mau ke kamar mandi dulu." Noah berjalan menuju kamar mandi.

Di dalam kamar mandi Noah dengan cepat membasuh mukanya. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Rose gadis yang memang saat awal kuliah suka dengannya dan Noah pun sebenarnya juga memiliki perasaan padanya karena Rose memang gadis yang baik dan perhatian.

Noah keluar dari kamar mandi dan bermaksud untuk pulang ke rumah. Namun, tiba-tiba tangannya di pegang oleh seseorang.

"Noah, kamu mau ke mana? Aku menunggu kamu di sini." Rose ternyata yang menahan tangan Noah.

"Aku mau pulang, Rose."

"Rose, dia siapa? Kekasih kamu?" tanya seorang gadis yang tiba-tiba melihat mereka berdua.

"Dia Noah, dan dia teman dekatku."

"Dia tampan sekali dan kamu sangat cocok dengannya." Puji gadis dengan baju kurang bahannya dengan memperlihatkan pusarnya.

"Noah dan aku teman baik, tapi aku tidak menyangkal jika aku menyukai sosok Noah." Rose melihat dengan pandangan seorang gadis yang sedang jatuh cinta dan sangat mengagumi Noah.

"Kenapa tidak pacaran saja?"

Rose menatap ke arah Noah. Rose tau jika Noah ini orangnya tidak mau terikat dengan satu gadis, Noah sosok yang gampang menyukai setiap gadis, tapi walaupun begitu, Rose sangat menyukai Noah.

"Rose, aku permisi mau pulang dulu. Kepalaku agak pusing."

"Noah, kapan kita bisa bertemu lagi dan kamu sekarang jangan khawatir karena kakakku tidak akan mengganggu kita lagi." Tangan Rose mengusap lembut pipi Noah.

"Nanti aku hubungi kamu. Aku permisi dulu." Noah segera pergi dari club malam itu.

Di atas motornya yang sedang berjalan. Noah merasa dia seolah ada yang menahan dirinya untuk tidak memakai perasaannya pada Rose, seolah ada rasa bersalah saat dia berdekatan dengan seseorang, tapi apa? Dia juga tidak tau apa itu?

***

Pagi itu, Noah yang sudah datang ke kantor lebih awal tampak mondar mandir di depan meja kerjanya. Dia sepertinya sedang menunggu seseorang.

Tok ... Tok

Noah segera berjalan ke arah pintu dan saat pintu dibuka, dia dengan cepat menarik tangan orang itu.

"Pak, ada apa?" Raya sangat kaget saat tangannya ditarik Noah dan dibawa lebih masuk ke ruangannya.

"Apa yang kamu katakan pada paman Arya?" Noah menatap Raya dengan tajam.

"Ma-maksud, Pak Noah?" Raya tampak kaget mendengar pertanyaan bosnya itu.

"Kenapa paman Arya sampai menyuruh kamu ikut datang ke acara pesta nanti malam denganku?"

"Saya tidak tau tentang hal itu. Tadi malam saja saya baru diberitahu kalau nanti malam saya harus siap dijemput Pak Noah di rumahku karena akan ikut Pak Noah menghadiri undangan."

Noah tampak tidak percaya dengan apa yang dia dengar sampai akhirnya dia tersadar jika dirinya masih menggenggam tangan Raya. Noah pun akhirnya melepaskan pegangan tangannya.

"Nanti malam aku akan mengajak kamu datang ke acara pesta itu, tapi aku tidak akan mau menjemputmu ke rumahmu. Aku akan mengirimkan alamatnya sama kamu dan datang sendiri ke sana."

Lana atau Raya tampak terdiam sejenak. "Pak, apa ada yang salah dengan saya?" tanya Raya lirih.

"Maksud kamu apa?"

"Kenapa Pak Noah sepertinya tidak menyukai saya? Saya di sini benar-benar ingin bekerja dengan serius karena saya memang sangat membutuhkan pekerjaan ini."

Noah seketika merasa bersalah. Dirinya sebenarnya hanya kesal saja melihat penampilan Raya, apa lagi Noah pernah meminta pada Paman Arya jika dia membutuhkan sekretaris dengan kriteria yang dia sukai, tapi paman Arya malah memberikan Raya.

"Aku tidak membencimu, hanya saja penampilan kamu membuat aku sakit mata. Kenapa masih ada wanita kuno sepertimu di dunia ini?"

"Tapi memang penampilan saya seperti ini, Pak," jawab Lana lirih.

Lana memang sengaja seperti ini agar Noah benar-benar tidak mengenalinya. Lana tau jika Noah akan dengan mudah jatuh cinta pada gadis cantik, tapi tidak menggunakan hatinya, Lana dulu bukan tipe Noah sama sekali, tapi akhirnya mereka bisa saling jatuh cinta. Lana ingin kembali merebut hati Noah—suami seperti dulu.

"Ya sudah, sekarang kamu kembali saja bekerja." Noah kembali ke tempat duduknya dan Lana berjalan keluar dari ruangan Noah.

Pekerjaan kembali seperti biasa. Hari ini paman Arya tidak berada di kantor karena harus pergi ke luar kota.

Lana masuk ke dalam ruangan Noah dan melihat bosnya itu terlihat bingung melihat beberapa berkas kerja di atas mejanya.

"Pak Noah tidak istirahat makan siang?"

"Kalau aku tinggal makan siang, apa semua pekerjaan ini bisa selesai sendiri?"

"Pak Noah makan siang saja dan biarkan saya yang menyelesaikan pekerjaan ini. Pak Noah harus makan dan minum obat teratur."

Noah seketika menghentikan kegiatannya dan melihat pada Raya atau Lana.

"Bagaimana kamu tau aku harus minum obat teratur?"

"Paman Arya yang memberitahu aku semua hal tentang Pak Noah."

"CK! Kenapa paman Arya memberitahumu segalanya tentangku? Memangnya kamu istriku yang harus mengurus segala keperluanku?" Omel Noah kesal.

'Aku memang istrimu, Noah, dan aku memiliki tanggung jawab untuk memastikan semua keperluanmu terpenuhi, meskipun hal kecil seperti ini yang bisa aku lakukan.' batin Lana dalam hatinya.

"Hei! Kamu melamun apa? Ada apa kamu ke sini?"

Teguran Noah seketika membuat Lana tersadar.

"Pak, Anda silakan makan siang dulu dan biarkan saya saja yang melakukannya, saya tidak mau nanti dikira tidak bertanggung jawab dengan apa yang sudah paman Arya katakan pada saya."

Terpopuler

Comments

riyani

riyani

semangat ya kak thorrr

2024-04-04

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!