Lana dengan perlahan menerima jabatan tangan Noah. Saat tangannya menyentuh tangan pria itu, ada desiran yang terasa menenangkan di dalam hati Lana, bahkan Lana menggenggam erat tangan pria itu.
Lana merasakan kerinduannya pada pria yang dicintai itu sedikit terobati.
"Mau sampai kapan kamu menggenggam tanganku? Kamu jangan sampai jatuh cinta padaku karena kamu sama sekali bukan tipeku," ucap Noah yang kemudian melepaskan tangan Lana.
"Maaf, Pak, tadi saya tidak sengaja, saya sangat senang bisa diterima bekerja di sini karena saya sayang membutuhkan pekerjaan itu." Lana tampak gugup sendiri.
"Ya sudah, kalau begitu kamu silakan kembali ke meja kerjamu dan lakukan pekerjaanmu dengan benar."
Lana mengangguk dan keluar dari ruangan Noah. Lana berjalan menuju ruang kerjanya. Dia tidak sengaja berpapasan dengan paman Arya di sana.
"Paman Arya," sapa Lana lirih.
Paman Arya yang melihat ke arah Lana tampak bingung. "Anda siapa?" tanyanya yang tidak mengenali Lana.
"Aku Lana, Paman," ucap Lana masih dengan nada lirih.
"Oh Tuhan! Nyonya Lana?" Paman Arya melihat Lana dari atas sampai bawah. "Ternyata penyamaran Nyonya Lana sangat sempurna, saya tidak menyangka akan melihat penampilan Nyonya Lana seperti ini."
"Panggil aku Raya, Paman. Paman jangan lupa kalau sekarang itu namaku," bisik Lana.
"Oh iya! Maaf, saya lupa. Nona Raya, Nenek sangat merindukan ingin bertemu dengan Nona Raya nanti selepas pulang dari luar negeri."
"Aku juga merindukan Nenek. Paman, kalau nenek sudah pulang, nanti langsung minta temui aku di rumah saja."
"Baik, akan saya sampaikan." Paman Arya terlihat tersenyum pada Lana.
Lana yang tadinya membalas senyum, seketika memasang wajah datar karena dia melihat Noah melihatnya dari kejauhan.
"Paman, bisa ke ruangan aku sebentar," panggil Noah dan seketika Paman Arya mengangguk.
Paman Arya melihat Noah kembali masuk ke ruangannya. "Nyonya Lana. Eh, maksud saya Nona Raya, saya permisi dulu dan selamat menjalankan misinya."
Paman Arya pun memasuki ruangan Noah. Noah yang ada di kursi kebanggaannya tampak melihat datar pada paman Arya.
"Paman, apa paman dan Raya kenal baik? Kenapa aku melihat tadi Paman terlihat akrab dengannya?"
"Raya adalah anak dari sahabat paman dulu waktu paman masih kuliah dan paman sangat mengenal Raya. Dia wanita yang baik, pintar dan sangat bertanggung jawab dengan pekerjaannya," terang paman Arya.
"Oh ... Begitu. Kita lihat saja nanti cara kerjanya karena jujur saja aku tidak terlalu suka dengan penampilannya atau cara dia memandangku."
"Mungkin Tuan Muda baru berkenalan dengannya, nanti lambat laun Tuan Muda akan terbiasa karena saya tau Nona Raya sangat bisa diandalkan."
"Iya, Paman," jawab Noah malas.
"Tuan Muda, Minggu depan Anda mendapat undangan pesta dari salah satu rekan kerja kita, dan saya harap Tuan Muda Noah bisa datang ke sana karena Tuan Muda bisa lebih banyak bertemu dengan pengusaha muda yang sukses lainnya di sana. Nanti Tuan Muda bisa lebih banyak belajar dari mereka."
"Paman kira aku bodoh harus belajar dari mereka dalam memimpin perusahaan ini?" sahut Noah kesal.
"Bukan begitu,Tuan Muda. Nantinya Tuan Muda Noah bisa lebih banyak menjalin kerja sama dengan mereka dan hal itu pastinya akan lebih menguntungkan perusahan kita juga."
"Aku malas. Paman tau, kan, aku mau menjalankan perusahan ini hanya karena tidak mau nenek sedih, tapi pada dasarnya aku tidak terlalu ingin. Aku lebih ingin membuka bengkel motor dan mobil, pokoknya yang berkaitan dengan otomotif atau membuka club malam." Noah malah tersenyum miring.
"Tuan Muda jangan pergi ke club malam lagi karena Tuan Muda sudah lama meninggalkan kebiasaan itu." Paman Arya ingat jika setelah Noah mulai jatuh cinta pada Lana, Noah bahkan sama sekali tidak pernah menginjakkan kakinya ke club' malam. Noah lebih senang menemani Lana dan fokus bekerja. Lana benar-benar sudah merubah Noah.
"Paman, terima kasih sudah mengingatkan aku jika aku lama tidak pergi ke club' malam dan nanti malam aku akan ke sana." Noah malah tersenyum senang.
"Tuan Muda, jangan ke sana, kasihan nenek pasti akan sedih jika Tuan Muda sampai pergi ke sana."
"Nenek sedang berada di luar negeri sampai Minggu depan dan dia tidak akan sedih jika tidak tau aku pergi ke club malam dan Paman, jangan coba-coba mengatakan hal apapun padanya."
"Tapi, Tuan Muda, saya—."
"Paman, bisa kembali ke ruangannya dan aku mau kembali bekerja." Noah tiba-tiba memotong ucapan paman Arya.
Paman Arya pun tidak mau lebih meneruskan pembicaraan karena bisa-bisa paman Arya mencoba mengingatkan Noah akan perubah sikap Noah setelah menikah dengan Lana dan hal itu akan membuat hal buruk terjadi pada Noah.
Siang itu Lana masuk ke dalam ruangan Noah dan dia membawakan makan siang untuk Noah.
"Pak, ini sudah jam makan siang dan ini saya bawakan makan siang untuk Pak Noah," ucap Lana sembari menunjukan kotak makan siang yang sudah Lana belikan di rumah makan dekat kantor Noah. Kebetulan ada rumah makan yang menjual masakan rumahan yang Noah sukai.
Noah hanya terdiam menatap Lana dari atas sampai bawah. "Aku tidak ingin makan siang di ruanganku karena aku mau pergi ke restoran dengan temanku."
"Tapi ini makanan kesukaan Pak Noah."
"Apa? Makanan kesukaanku?" Noah melihat Lana aneh.
Lana atau Raya membuka kotak makan siang itu dan memang ada makanan ke sukaan Noah.
"Tunggu! Dari mana kamu tau makanan kesukaanku?"
"Paman Arya yang memberitahu saya tentang semua hal mengenai Pak Noah karena saya yang memintanya. Saya ingin menjadi sekretaris pribadi Pak Noah yang memang benar-benar bisa diandalkan," Lana mencari alasan.
"Apa? Lucu sekali. Jangan saja paman Arya itu ingin mendekatkan kamu denganku? CK! Awas saja," omel Noah.
"Maaf, bukan seperti itu niat paman Arya. Saya juga ingin benar-benar bisa bekerja dengan baik di sini, Pak Noah," jawab Lana dengan sedikit menundukkan kepalanya.
"Dengar ya, Raya, kamu tidak perlu terlalu sok perhatian padaku sampai mengetahui apa yang aku sukai dan tidak karena bagiku hal itu tidak penting. Kamu bisa bekerja dengan baik membantuku menyelesaikan pekerjaan kantor ini saja aku sudah sangat senang. Aku pusing sebenarnya dengan semua berkas yang banyak sekali tulisannya ini."
"Tentu saja, Pak Noah tinggal bilang saja apa yang bisa saya bantu dan pasti saya akan dengan senang hati membantunya."
"Sudahlah! Aku mau pergi dulu. Makan saja sendiri makanan itu."
Noah berjalan melewati Lana begitu saja. Lana tampak terdiam di tempatnya. Noah yang sekarang memang sangat berbeda dengan Noah saat bersama dengan Lana. Noah kembali benar-benar menjadi pria yang arogan dan suka berbuat sesukanya dan tentang sifat playboynya, Lana berharap hal itu tidak melekat pada Noah karena pasti akan sangat menyakitkan bagi Lana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Defi
Noah kembali ke setelan pabrik, Lana sabar ya
2024-03-31
1
riyani
awas noah kamu pasti menyesal nanti.
2024-03-31
1
Hanisah Nisa
lanjut lagi
2024-03-31
1