Danira berlari keluar dari lift ia berjalan menuju ruang ganti melepas pakaiannya dan meraih tas-tas besarnya lalu pergi toni melihat sekelibat bayangan danira ia berlari mengejar langkah kaki danira
"Ra lo kemana" toni berhasil menghentikan langkah kaki danira begitu terkejutnya ia saat mengetahui wajah danira sudah basah oleh air matanya
"Ra kenapa" Toni menatap danira iba
"Gak apa-apa ton, gue cabut duluan" Pamit danira tanpa menghiraukan toni yang masih memanggilnya
"Ini pasti gara-gara bajingan itu" Toni melepaskan baju kokinya dan berjalan masuk kedalam lift
Brakk pintu kerja CEO dibuka dengan kasar olehnya
"Lo apain dia" Toni menatap diego yang duduk acuh sembari menatap laptopnya
"Bang lo apain ira" Tanya toni
"Dimana sopan santunmu.. Ini ditempat kerja" Jawab diego namun tetap fokus menatap laptopnya
"Oke fine ini tempat kerja tapi disini cuma ada kita... Kenapa danira cabut nangis-nangis" Tanya toni kembali membuat diego menghela nafas dan akhirnya menatap lelaki tampan itu
"Ini.." Diego memberikan video bukti danira yang mengotori mobilnya
"Why bang ini cuma masalah kecil.."
"Masalah kecil, kamu tahu saya tidak pernah mempermasalahkan tentang mobil tapi ini mobil kesayanganku kamu harusnya tahu betapa saya sangat menghargai mobil ini..." Jawab diego
Toni terdiam ia nampak berpikir sejenak, Oke aku yang akan ganti rugi bang aku yang akan membayar semuanya" Mohon toni
"Tidak. Wanita itu harus bertanggung jawab supaya ia tahu bagaimana harus bertindak didalam kehidupan yang keras ini" Jawab diego acuh
"Tapi..."
"Udah keluar, ingat ini ditempat kerja jangan anggap kita saudara disini saya atasan kamu dan kamu bawahan saya" Usir diego membuat toni dengan kesal pergi dan membanting pintu
"Kamu menyukainya" Bisik diego saat toni pergi
Kembali ke danira ia berjalan ditengah terik matahari sembari menenteng kedua tasnya yang cukup besar
"Sial banget hidup gue.." Isak danira sekarangpun ia tidak tahu harus pergi kemana lagi
Tinnn tiiittt suara klakson mobil membuat danira menepikan langkah kakinya karena saat ini ia sedang tidak ingin mencari gara-gara lagi
"Raa iraa" Danira menoleh saat suara khas milik toni memanggilnya
"Ra masuk.." Pinta toni namun danira tetap acuh ia hanya menoleh sesaat lalu melanjutkan langkah kakinya
"Raa masuk..." Teriak toni lagi bersamaan dengan hujan turun danira dibuat kalang kabut dan langsung berlari memasuki mobil toni dengan baju sedikit basah
"Ngapain sih ton lo mengejar-ngejar gue gini" Protes danira kesal
"Raa kamu mau kemana sekarang" Tanya toni
"ke kontrakan lah" Jawab danira asal
"Ra kamu gak usah bohong yaa tadi pagi aku ke kontrakan mu dan ibu pemilik kontrakan itu udah cerita semua ke gue" Jelas Toni membuat danira tak bisa mengelak lagi
"dasar butet ember" Caci batinnya
"Raa kamu tinggal ditempat ku aja ya" Ucap toni danira menatap wajah lelaki tampan itu
"Gak" Jawab danira tegas membuat toni bertanya tentang alasannya tak mau
"Ton gue udah gak mau nyusahin orang, sekarang gue nyusahin lo gak gak gue gak mau" Tolak danira
"Tapi ra.."
"Iya gue tau maksud lo baik ton tapi gue tetap gak bisa.."
"Ra.."
"Udah ton makasih tawarannya"
"Tapi ra aku gak ngasih cuma-cuma aku bakalan sewain tempat itu buat kamu" Jawab toni dengan cepat danira langsung dibuat terdiam sembari menahan malu
"Ooo.. He he sorry ton.. Kalau gitu berapa sewanya" Tanya ira pelan karena saat ini hanya tempat toni itulah yang menjadi tempat untuknya berlindung saat ini
"Gampang kita ke sana aja dulu kamu liat-liat kalau cocok gas kita teken kontrak" Canda toni
"Eh kontrak apa nih" Balas danira sembari terkekeh
"Kontrak kawin" Goda toni keduanya tertawa terbahak-bahak didalam mobil membuat ira seketika lupa dengan masalah hidupnya
Setelah menempuh perjalanan cukup jauh danira dan toni akhirnya tiba di depan gedung tinggi
"Ton ini"
"Udah masuk aja dulu" Ajak toni sembari membukakan danira pintu mobil dan membawanya masuk
"Pagi tuan" Sapa seorang satpam saat toni masuk danira kagum dengan pelayanan tempat itu berkelas dan nyaman
"Masuk ra.." Ajak toni saat mereka berdiri didepan pintu kamar 321 danira mengikuti langkah kaki lelaki itu masuk dan matanya membulat seketika saat melihat isi kamar apartemen milik toni yang tertata dengan rapi dan estetik untuk ukuran kamar lelaki singel tempat itu sungguh sempurna
"Nih ra tempat yang gak aku tempati udah lama sih ditinggal cuma sesekali aku kesini untuk merapikannya" Jelas toni sembari berjalan memperlihatkan isi kamar apartemennya yang sangat luas dengan kamar tidur kamar mandi serta dapur
"Ton kayaknya gue gak sanggup deh bayar sewanya" Ucap danira sembari melihat-lihat tempat itu
"Raa kamu cukup bayar seperti kamu tinggal di kontrakan lamamu saja"
Danira terbelalak mendengarnya benar-benar perkataan yang tidak masuk akal oke ia tahu toni memang orang berada tapi tidak mungkin ia bisa sebaik itu kepada orang yang bahkan bukan kerabatnya
"Ra kamu jangan mikir macam-macam dong, aku pure bantu kamu aja soalnya aku juga pernah merasakan rasa hidup seperti ini" Ucap toni mendengar itu danira terkekeh
"mana mungkin orang seperti kamu tau rasa hidup seperti ini ton" Bisik batinnya
"Kamu terima yaa kamu tinggal disini aja... Tempat ini dekat dengan kampus mu dan disini juga gampang nyari kerjaannya Ucap toni membuat danira berpikir sejenak meskipun merasa tak pantas menerima bantuan begitu besar namun saat ini ia hanya bisa menerimanya meski dengan perasaan malu yang berkecamuk
"Oke gue terima.." Ucap danira setelah menimbang cukup lama keputusannya membuat toni tersenyum lega
Setelah membantu danira mengangkut tas-tas besarnya ia dan danira saling berpandangan
"Ini.." Danira mengeluarkan amplop coklat yang butet kembalikan semalam
"Apa" Tanya toni sembari menautkan kedua alisnya
"Uang sewalah" Jawab danira sembari memberikan kepada toni
"Ra...
"Ton gue mohon kali ini jangan membuat gue seperti seorang pengemis, gue nyewa ditempat ini dan ini uang buat beberapa bulan ke depan gue janji akan bayar tepat waktu buat lo" Mohon danira, toni terdiam ia menatap wajah manis ayu milik danira wajah itu begitu polos dan tulus
"Oke ini ku terima, tapi jika perlu apapun jangan sungkan untuk menghubungi ku" Ucap toni sembari menerima amplop dari danira
"Baik.. Ehh sepertinya aku udah gak bisa deh pake kata lo gue lagi ke kamu.." Bisik danira sembari menahan tawa
"Loh kenapa" Tanya toni penasaran
"Karena saat ini kamu bapak kost ku" Canda danira membuat keduanya kembali tertawa terbahak-bahak
"Ton makasih" Cicit danira menatap toni dengan lembut
"Santai.. Eh aku balik dulu yaa ingat kalau ada apa-apa
"Hubungi bapak kost" Ucap keduanya bersamaan membuat mereka kembali tertawa bersama
"Bayy..." lambai danira dari balik pintu kamarnya saat toni melenggang pergi danira menutup pintunya dan mengedarkan pandangan menatap tempat baru nya itu
"Ton gue gak tahu harus balas kebaikan lo seperti apa tapi gue janji akan jadi teman yang baik.." Ucap danira ia berjalan menghampiri tasnya dan mulai merapikan barang-barang meskipun ia tak tahu seberapa lama ia akan tinggal ditempat itu tapi danira memiliki kebiasaan untuk selalu merapikan barang-barang miliknya dengan apik dan rapi
setelah selesai merapikan barang-barang nya ia berjalan menghampiri jendela kamarnya yang ternyata menghadap ke taman yang memiliki tasik buatan dibelakang gedung apartemen itu mata danira dimanjakan dengan pemandangan sore hari yang begitu indah dipandang mata setidaknya mulai malam ini dan beberapa bulan ke depan ia tidak harus memikirkan kemana lagi untuk tidur dan berteduh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments