Pada suatu hari tepatnya di sebuah kota metropolitan yang sangat sibuk terlihat ada seorang pria berbadan tinggi besar yang mengenakan Hoodie hitam sedang berjalan di sebuah trotoar yang berada di pinggir jalan raya yang sangat ramai.
Pemandangan yang berada di sekitaran pria itu terlihat sangat sibuk, terlihat ada beberapa orang yang mengenakan setelan jas dengan rapih berlalu lalang melewati pria itu dengan langkah yang cukup cepat sembari memegang sebuah ponsel di tangan mereka.
Beberapa orang juga terlihat sangat sibuk dengan ponsel mereka masing-masing, ada yang sedang mengobrol melalui ponsel mereka dan juga terlihat ada yang sedang merekam aktivitas mereka sendiri menggunakan sebuah kamera.
Walaupun sedang berada di tengah-tengah kota metropolitan yang terlihat sangat maju gelandangan dan pengemis tidak luput dari pandangan pria itu.
Dengan tatapan matanya yang kosong pria itu memperhatikan kondisi di sekitarnya yang terlihat sangat berantakan.
"Hah..." Desah pria itu dengan wajah lelahnya.
"Kapan kehidupan yang melelahkan ini akan berakhir?" Racau pria itu seolah sudah tidak memiliki harapan untuk hidup.
"Aku sudah lelah melamar pekerjaan kesana kemari namun tidak ada satupun perushaan yang mau menerimaku." Tambah pria itu sembari berdiri di pinggir jalan menunggu gilirannya untuk menyebrang.
Beberapa detik kemudian lampu yang menandakan sudah boleh menyebrang kini telah menyala, melihat hal itu dengan segera ia menyebrang bersama dengan beberapa orang tak dikenal.
Setelah sampai di ujung jalan pria itu kembali berjalan menuju ke salah satu gedung tinggi yang terlihat berada tidak jauh dari tempat pria itu berada, akan tetapi saat baru saja berjalan beberapa langkah secara tiba-tiba langkah pria itu terhenti seraya memandangi gedung tinggi itu.
"Aku harap kali ini akan berhasil." Keluh pria itu dengan suara yang terdengar lemas dan ekspresi wajahnya yang terlihat sangat datar, setelah mengeluh sejenak pria itu kembali berjalan menuju pintu masuk gedung lalu kemudian memasukinya.
Setelah beberapa menit berada di dalam gedung itu akhirnya pria itu keluar dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat ceria, wajahnya kini terlihat sangat jauh berbeda dengan ekspresi wajahnya sebelum memasuki gedung tinggi itu.
"Akhirnya, setelah sekian lama melamar pekerjaan kesana kemari akhirnya aku di terima kerja di tempat ini, dan posisi yang diberikan juga cukup bagus, mulai besok aku akan mulai bekerja dengan giat di tempat ini sebagai kepala security." Ungkap pria itu seraya memandangi gedung tinggi yang baru saja ia masuki.
Setelah berhasil diterima bekerja di salah satu perusahaan pria itu kembali berjalan menuju ke arah tempat tinggalnya, setelah beberapa menit berjalan akhirnya pria itu telah sampai di tempat tinggalnya yang ternyata hanyalah sebuah kos-kosan kecil.
"Huh... Cukup melelahkan jika setiap hari harus berjalan kaki kesana kemari, saat aku menerima gajih pertamaku nanti aku akan menggunakannya untuk membayar DP motor." Ujar pria itu sembari merebahkan tubuhnya di sebuah kasur kecil yang berada di dalam kos-kosan miliknya lalu secara perlahan mulai tertidur.
Malam hari akhirnya tiba, pria yang sedang tertidur itu tiba-tiba terbangun dari tidurnya dikarenakan perutnya yang terus berbunyi seolah sedang meminta makanan.
"Bang laper bang!" Anggap saja seperti itu.
"Tenang saja temanku, aku akan segera mencari makanan untukmu." Ujar pria itu sembari mengelus-elus perut sixpack miliknya.
Karena pria itu merasa lapar lantas dia keluar dari rumahnya dan berjalan menuju ke supermarket yang berada di dekat tempat tinggalnya, akan tetapi saat di tengah perjalanan pria itu melihat ada seorang wanita yang tengah dirampok oleh tiga orang preman.
"Hey hey hey, apa yang kalian lakukan?" Tanya pria itu sembari menghampiri ketiga preman tersebut.
"Sebaiknya kamu segera pergi sebelum aku membunuhmu." Usir salah satu preman itu.
"Silakan jika kalian bisa." Tantang pria itu.
Karena para preman fokus kepada pria itu wanita yang sedang dirampok berhasil melarikan diri dan meninggalkan pria itu begitu saja.
"Berhasil!" Batin pria itu sembari melihat ke arah wanita yang tadinya sedang dirampok berhasil melarikan diri.
Dirasa pria itu adalah pengganggu lantas salah satu preman berlari ke arah pria itu lalu melayangkan tinjunya.
Dag... Tas...
Pria itu bisa dengan mudah menangkis serangan yang dilayangkan oleh salah satu preman itu.
Jedar... Dug...
Pemuda itu berhasil membalas serangan salah satu preman itu dengan melayangkan tinjunya, menerima serangan dari pria itu salah satu preman itu langsung tersungkur ke tanah.
"Astaga." Gurutu salah satu preman yang berada di paling belakang sembari mengambil sesuatu yang berada dibalik jaketnya.
Duar... Duar...
Suara tembakan terdengar sebanyak dua kali memecah keheningan malam itu, tanpa butuh waktu lama tubuh pria itu langsung tersungkur ke tanah dengan sangat keras, setelah melihat korbannya terjatuh ketiga preman itu melarikan diri.
"Uhug... uhug... Setidaknya aku berhasil menyelamatkan satu orang." Ujar pria itu sembari memegangi perutnya yang mengeluarkan banyak darah.
Seiring berjalannya waktu tubuh pria itu terasa semakin dingin dan secara perlahan mata pria itu semakin tertutup, gelap, hitam, dan tidak bisa melihat apa-apa, namun seketika sebuah cahaya muncul dari kegelapan itu.
"Kehidupan yang menyedihkan." Terdengar suara seorang wanita yang berasal dari cahaya itu.
"Dimana ini? Dan dengan siapa aku berbicara?" Tanya pria itu yang kini sama sekali tidak terlihat wujudnya.
"Aku adalah seorang dewi dan sekarang kamu sedang berada di alam yang berbeda." Jawab cahaya itu yang ternyata adalah seorang dewi.
"Begitu, itu artinya aku sudah mati, ya?" Balas pria itu.
"Ya, sekarang kamu memang sudah mati. namun, karena aku melihat dengan cara apa kamu mati aku memutuskan untuk memberikanmu kesempatan untuk hidup sekali lagi." Ujar dewi itu.
"Benarkah?" Tanya pria itu.
"Tentu saja, tapi untuk kali ini aku menyarankanmu untuk hidup sebagai pelindung umat manusia, dan saat kamu kembali lagi kepadaku nanti kamu tidak boleh memiliki sedikitpun penyesalan." Jawab dewi itu.
"Baiklah, aku berjanji!" Balas pria itu.
"Bagus, sebagai hadiah aku akan memberikanmu sebuah kekuatan yang bahkan mampu melampaui batas umat manusia. Jadi, kekuatan seperti apa yang kamu mau?" Tanya dewi itu.
"Aku ingin aku tidak bisa mati!" Jawab pria itu.
"Mana bisa gitu." Tolak dewi itu.
"Kalau begitu aku ingin memiliki regenerasi super cepat, dan dengan begitu aku tidak perlu khawatir aku akan terluka parah saat menyelamatkan orang lain" Sanggah pria itu.
"Pilihan yang tepat, aku akan memberikanmu sebuah hadiah spesial lagi, setiap kali kamu berhasil menyelamatkan satu nyawa kamu akan mendapatkan satu poin peningkatan" Ujar dewi itu.
"Poin peningkatan? Apa itu?" Tanya pria itu.
"Kamu akan mengetahuinya nanti, aku akan segera memindahkan jiwamu ke dalam tubuh seorang bayi yang baru saja lahir di sebuah dunia yang sangat berbeda dengan duniamu sebelumnya." Ungkap dewi itu.
"Dunia yang berbeda?, dunia yang seperti apa?" Tanya pria itu.
"Kamu harus mempelajarinya sendiri setelah sampai di sana." Jawab dewi itu.
"Baiklah kalau begitu, Terima kasih dewi." Ujar pria itu.
Setelah itu secara perlahan cahaya yang tadinya terlihat sangat terang kini kian meredup dan secara perlahan menghilang, belum sempat membuka matanya pria itu mendengar sebuah suara.
Oe... Oe... Oe... Suara yang pria itu dengar adalah suara tangisan dari seorang bayi yang baru saja lahir.
Setelah cahaya dewi itu menghilang terlihat ada sebuah cahaya baru yang bisa dilihat oleh pria itu, bersamaan dengan kemunculan cahaya itu pria tersebut merasakan ada kehangatan yang menyelimuti tubuhnya, dan dengan telinganya pria itu juga mendengar sebuah suara yang terdengar sangat riuh.
Disaat pria itu membuka matanya terlihat ada seorang pria berambut oranye dan dengan matanya yang berwarna biru itu melihat ke arahnya dengan ekspresi yang terlihat sangat bahagia.
"Anakku yang sangat tampan telah lahir." Ucap pria itu dengan penuh semangat.
Dan benar saja, pria yang baru saja tewas itu kini telah bereinkarnasi menjadi seorang bayi kecil yang imut, di dalam sebuah ruangan kamar itu terlihat ada beberapa orang yang bertepuk tangan sembari memberi selamat kepada pria itu.
Lalu, pria itu mengangkat bayi itu dengan kedua tangannya lalu menggendongnya, di ruangan itu juga terlihat ada seorang wanita cantik yang memiliki rambut putih yang indah dan mata yang berwarna hitam terlihat sedang terbaring lemas di atas kasurnya
"Anak kita sangat tampan ya Melvil, dia memiliki mata biru yang indah persis seperti ayahnya." Ujar wanita yang sedang terbaring itu yang ternyata adalah seorang ibu dari bayi laki-laki itu.
"Kamu benar Cecilia, rambut putihnya juga terlihat sangat indah persis seperti rambut ibunya." Balas pria itu yang ternyata adalah ayah dari bayi laki-laki itu.
Di dalam ruangan itu juga terlihat ada seorang wanita tua yang sedang berdiri di dekat sebuah pintu, dengan rambutnya yang berwarna oranye namun sudah sedikit beruban wanita tua tersebut menatap ke arah bayi laki-laki tersebut dengan sangat bahagia dengan mata birunya itu.
"Melvil, bukankah sebaiknya kamu segera memberi nama anakmu itu?" Tanya wanita tua tersebut.
"Baik bu, kalau begitu aku akan memberikan nama anakku ini dengan nama Alaric." Jawab Melvil sembari mengangkat bayi laki-laki itu dengan lebih tinggi lahi.
"Nama yang bagus, sayang." Ungkap Cecilia sembari tersenyum ke arah bayi laki-laki itu.
"Alaric, nama yang bagus nak." Ucap wanita tua itu yang ternyata adalah ibu dari Melvil sekaligus nenek dari bayi laki-laki tersebut.
Setelah Melvil memberikan nama untuk anaknya itu Melvil kembali membaringkan anaknya ke sebelah Cecilia yang sedang terbaring lemas, lalu, Cecilia memeluk anaknya itu dengan penuh rasa kasih sayang.
"Aku telah mengerti situasinya, persis seperti yang dikatakan oleh dewi itu kini aku telah di reinkarnasi ke tubuh seorang bayi yang baru saja lahir." Ujar batin pria yang sebelumnya itu tewas dan kini telah dilahirkan kembali menjadi seorang bayi bernama Alaric.
"Dengan begini kehidupanku baru saja dimulai kembali, aku berjanji akan lebih menikmati hidup ini dan menjalaninya tanpa mengeluh." Imbuhnya.
Disaat Alaric sedang menikmati momen itu tiba-tiba, Brag... terdengar suara dobrakan pintu yang terdengar sangat kencang sehingga membuat Alaric dan orang-orang yang berada di ruangan itu terkejut.
Setelah pintu itu terbuka terlihat ada seorang anak perempuan yang berusia 3 tahun dan terlihat sangat persis seperti Alaric sedang berlari ke arah Alaric dengan wajah yang terlihat sangat ceria dan penuh semangat.
"Alyva, jaga perilakumu, kamu membuat semua orang yang berada di sini terkejut." Seru Melvil kepada anak perempuan itu.
"Baik ayah" Jawab anak perempuan itu yang ternyata namanya adalah Alyva.
"Hey apakah kamu adikku? Selamat datang, sebagai kakakmu satu-satunya aku akan menjagamu dengan baik" Ujar Alyva dengan suara imutnya setelah berada di samping Alaric.
Semua orang yang ada di ruangan itu juga merasa ucapan dan suara dari Alyva terdengar sangat imut dan bahkan mengalahkan keimutan dari bayi yang baru lahir itu.
"Sepertinya anak perempuan yang bar-bar itu adalah kakak perempuanku, aku harap kehidupanku kali ini akan terasa sempurna." Ujar batin Alaric.
Setelah Cecilia melahirkan tidak terasa waktu sudah berjalan dengan sangat cepat, kini Alaric sudah berusia 10 tahun dan sudah tumbuh menjadi anak laki-laki yang tampan seperti ayahnya yaitu Melvil.
Selama 10 tahun terakhir ini Alaric lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam rumah untuk membaca buku yang berada di ruang kerja Melvil secara diam-diam, hal itu sangat diperlukan oleh Alaric agar bisa mengenal dunia barunya itu dengan sangat baik.
Di dunia ini biasanya anak-anak akan mulai masuk sekolah pada umur 13 tahun, dan pada saat mereka memasuki sekolah untuk pertama kalinya mereka akan diminta untuk memilih salah satu mata pelajaran khusus yang berguna untuk mengembangkan keahlian mereka masing-masing dalam bidang pertempuran.
Ada beberapa jenis mata pelajaran khusus yang bisa dipilih oleh para murid-murid itu, dan diantaranya adalah ilmu serangan, ilmu pertahanan, dan ilmu sihir.
Pada ilmu serangan para murid-murid akan difokuskan untuk belajar tentang bagaimana caranya menyerang dengan menggunakan pedang, tombak, panah, dan berbagai alat perang lainnya, dan karena kelas ini sangat beragam banyak murid-murid yang memilih untuk mendalami ilmu ini.
Lalu, pada ilmu pertahanan para murid-murid akan difokuskan untuk belajar tentang bagaimana caranya untuk melindungi orang-orang di sekitarnya hanya dengan menggunakan sebuah perisai, dan karena terdengar tidak menarik murid-murid yang memilih untuk mendalami ilmu ini jumlahnya sangat sedikit.
Akan tetapi, karena Alaric teringat bahwa dia harus mengemban tugas mulia yang diberikan oleh sang dewi disaat sebelum dia bereinkarnasi, Alaric memiliki tujuan untuk memilih ilmu pertahanan di masa depan nanti agar bisa melaksanakan tugasnya itu dengan sangat baik.
Lalu, pada ilmu sihir para murid-murid akan difokuskan untuk memaksimalkan potensi yang telah ada di dalam tubuh mereka masing-masing, ilmu sihir ini bisa dibilang adalah ilmu yang sangat eksklusif karena tidak semua orang memilikinya.
Pada kelas khusus ini para murid-murid yang lolos akan diminta untuk memilih kembali dua tipe kelas yang berbeda, yaitu sihir tipe serangan dan sihir tipe pertolongan.
Pada sihir tipe serangan para murid-murid akan belajar tentang bagaimana caranya menyerang menggunakan sihir dengan sangat baik, sihir tipe serangan ini juga sangat beragam, ada sihir air, api, udara, tanah, dan petir.
Lalu, pada sihir tipe pertolongan para murid-murid akan belajar tentang bagaimana caranya menyembuhkan orang yang terluka dengan menggunakan sihir.
Walaupun ilmu sihir bisa dibilang adalah ilmu yang eksklusif akan tetapi jumlah murid-murid yang berada di kelas ini jumlahnya lebih banyak daripada murid-murid yang berada di kelas pertahanan.
Tidak cukup sampai disitu, di setiap kelas khusus yang tersedia akan terbagi lagi kedalam beberapa tingkatkan kelas sesuai dengan kekuatan yang dimiliki oleh para masing-masing murid, ada tiga tingkatan kelas yang diantaranya adalah Kelas A, Kelas B, dan Kelas C.
Mata pelajaran khusus ini wajib dipilih dan dipelajari oleh seluruh anak anak yang akan bersekolah, hal itu sangat diperlukan agar nantinya para murid-murid itu mampu melindungi dirinya sendiri dan melindungi orang-orang yang berada sekitarnya.
Beralih ke ayahnya Alaric yaitu Melvil, Melvil sendiri adalah seorang Baron sekaligus seorang kesatria yang dipercaya untuk mengurus sebuah desa kecil yang bernama Verlaten yang letaknya berada di daerah paling selatan kerajaan Northumbria, selain itu desa verlaten juga termasuk kedalam salah satu desa yang dijuluki sebagai 3 desa utama pertahanan monster.
Hal itu dikarenakan letak dari desa Verlaten itu sendiri yang berhadapan langsung dengan hutan terlarang yang berada di arah selatan desa, setiap satu tahun sekali, ketiga desa itu harus menghadapi monster yang menyerang dari dalam hutan selama satu bulan penuh, pada bulan itu orang-orang menyebutnya sebagai "bulan monster".
Malam hari akhirnya tiba, Melvil, Cecilia, Alyva dan Alaric berkumpul di sebuah meja makan di sebuah ruangan, mereka berkumpul untuk makan malam bersama, dan di depan mereka sudah tersaji beberapa jenis makanan yang kelihatannya sangat lezat ada juga jus buah yang kelihatannya sangat segar sudah tersaji di depan mereka juga.
Tanpa menunggu waktu lama mereka semua mulai menyantap makanan dan minuman yang tersedia, dan pada waktu yang bersamaan saat Alaric hendak meminum jus miliknya dia melihat ada seekor semut kecil yang masuk ke dalam jus miliknya itu.
Tanpa pikir panjang Alaric langsung mengambil semut kecil itu lalu menaruhnya di meja makan dengan sangat hati-hati, lalu semut itu langsung berlari ke arah bawah meja untuk bersembunyi.
Ting... Sebuah layar hologram muncul tepat di depan Alaric dan tertulis sebuah kalimat pada layar hologram itu "Selamat, kamu telah menyelamatkan satu nyawa, sebagai imbalannya kamu akan mendapatkan satu poin peningkatan".
Dan pada layar hologram itu ada beberapa tabel yang diantaranya tertulis "Ketahanan" "Serangan" "Insting" "Kecepatan" Dan "Kekuatan" Dan dari masing-masing kata tersebut di sebelahnya terdapat tulisan 1x. Dan ada tanda + di sebelah tulisan 1x itu.
Karena kaget dengan kemunculan layar hologram yang tiba-tiba Alaric mulai memperhatikan situasi di sekitarnya untuk memastikan apakah orang lain dapat melihat layar hologram yang berada tepat di depannya itu.
"Alaric kenapa kamu hanya diam saja? Cepat makan makananmu" Ucap Cecilia dengan suaranya yang lembut.
"Baik bu" Ucap Alaric sambil mengambil sendok yang ada di piringnya, "Sepertinya mereka tidak dapat melihat atau mendengar layar hologram ini" Ucap Alaric dari dalam hatinya sambil melihat layar hologram yang berada tepat di depannya itu.
Beberapa menit kemudian mereka semua telah menghabiskan makanannya, semua hidangan yang sebelumnya tersedia di piring semuanya habis dan hanya menyisakan sedikit sisa makanan, setelah semua orang selesai makan beberapa pelayan datang untuk mengambil piring-piring kotor itu.
Walaupun hanya bangsawan tingkat rendah memiliki beberapa pelayan adalah hal yang wajar, di rumah ini sendiri ada tiga orang pelayan wanita yang dipekerjakan oleh Melvil untuk mengerjakan beberapa pekerjaan rumah tangga seperti membantu Cecilia menyiapkan makanan, mencuci, merapikan dan membersihkan rumah, dan mengurus kebun kecil di belakang rumah.
"Alyva beberapa bulan lagi kamu akan berumur 13 tahun dan akan mulai masuk sekolah, lalu bagaimana dengan persiapanmu sekolahmu" Ucap Melvil dengan suara yang pelan namun terdengar tegas.
"Tenang saja ayahanda, Aku sudah mempersiapkannya dengan matang dan aku akan langsung masuk ke kelas A setelah tes nanti" Ucap Alyva dengan penuh percaya diri.
"Anak ibu sangat hebat, kelak kamu akan menjadi kesatria pedang yang kuat" Ucap Cecilia sambil tersenyum.
"Tentu saja bu" Jawab Alyva.
"Hoam... Maaf aku merasa sangat mengantuk, ibu, ayah, dan kakak lanjutkan saja mengobrolnya aku akan pergi ke kamarku untuk tidur" Ucap Alaric sambil turun dari kursinya lalu berjalan menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
"Baiklah, selamat malam Alaric" Ucap Melvil dan Cecilia.
Lalu setelah Melvil dan Cecilia mengucapkan selamat malam kepada Alaric mereka melanjutkan percakapan mereka dengan Alyva tentang persiapan sekolahnya.
Akhirnya Alaric sampai di kamarnya dan langsung duduk di atas kasurnya lalu membuka layar hologram yang tadi dia lihat.
"Mungkin ini yang dimaksud oleh dewi sebagai hadiah spesial, aku ingat saat dia bilang aku akan mendapatkan satu poin peningkatan setelah menyelamatkan satu nyawa tapi dia sendiri tidak bilang nyawa manusia, pantas saja saat aku menyelamatkan seekor semut tadi aku mendapatkan satu poin peningkatan" Ucap dalam hati Alaric sambil memegang dagunya.
"Disini aku memiliki satu poin peningkatan, aku akan mencoba meningkatkan kecepatan ku" Ucap Alaric sambil menekan tanda + yang berada di samping tulisan Kecepatan yang ada di layar hologram itu, lalu tulisan 1x yang berada di samping tulisan kecepatan berubah menjadi 2x.
Setelah Alaric menekan layar hologram itu tubuh Alaric terlihat memancarkan sebuah cahaya selama beberapa detik lalu setelah itu cahaya yang tadinya terlihat sedikit terang itu perlahan mulai meredup lalu menghilang.
"Setelah meningkatkan poin kecepatan ku aku merasa tubuhku menjadi lebih ringan" Ucap Alaric sambil menggerakan badannya.
Setelah itu Alaric berdiri dari kasurnya lalu berjalan ke arah pedang yang terbuat dari kayu yang terpajang di dinding kamarnya, setelah mengambil pedang kayu yang terpajang di dinding kamarnya itu Alaric mencoba untuk mengayunkan pedang kayu itu dengan serius.
Dan benar saja, gerakan Alaric saat mengayunkan pedang kayu itu terlihat lebih cepat dari sebelumnya saat dia mengayunkan pedangnya kepada Alyva saat di taman belakang rumah siang tadi.
"Hahahaha apa ini, aku merasa kecepatan ku bertambah dua kali lipat, sekarang aku mengerti cara kerja sistem ini, saat aku menyelamatkan satu nyawa aku akan mendapatkan satu poin peningkatan, dan poin peningkatan itu bisa aku pakai untuk meningkatkan beberapa kemampuan yang ada di dalam diriku, dan tulisan 2x artinya adalah dua kali lipat" Ucap Alaric dengan ekspresi yang terlihat sangat bahagia dan penuh semangat.
Setelah beberapa kali mengayunkan pedang kayu miliknya itu Alaric akhirnya merasa kelelahan lalu menyimpan kembali pedang kayu miliknya itu lalu berjalan ke arah ranjangnya, setelah sampai di ranjangnya Alaric langsung merebahkan tubuhnya di kasur miliknya itu lalu tanpa sadar Alaric langsung tertidur di kasurnya itu.
Pagi hari yang indah akhirnya tiba, suara kicauan burung yang saling bersahutan dengan indahnya membangunkan Alaric dari bobo cantiknya.
"Hoam... Apakah sudah pagi?" Ucap Alaric sambil menguap.
Dag... Dug... Dag... Dug... Terdengar Suara langkah seseorang yang sedang menaiki tangga, cekrek... Suara pintu terbuka.
"Alaric ayo bangun lalu cepat pergi mandi, lalu setelah itu datanglah ke ruang makan untuk sarapan" Ucap Cecilia dengan nada yang harus sambil mengenakan celemek dan memegang sebuah centong sayur di tangan kanannya.
"Iya sebentar bu" Ucap Alaric sambil duduk di kasurnya.
Setelah melihat Alaric terbangun dari tidurnya Cecilia berjalan kembali menuruni tangga, sedangkan Alaric berjalan pergi ke arah jendela lalu memandangi pemandangan yang ada di balik jendela itu.
Pemandangan yang indah terlihat dari jendela kamar milik Alaric, Dari jendela kamarnya itu Alaric bisa melihat langit biru yang terlihat sangat indah, hamparan padang rumput hijau yang luas, lalu beberapa warga yang sedang berkerja, dan juga beberapa rumah warga yang masih terlihat sangat tradisional.
Dan Alaric juga bisa melihat sebuah tembok kecil yang memisahkan antara desa dan hutan yang berada jauh di ujung desa, Alaric juga bisa melihat gunung tinggi yang berada sangat jauh di dalam hutan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!