Sore ini Faris mengajak Shifa jalan-jalan sore. ia sebenarnya risih, namun ia tidak mungkin menolak. Tidak ada alasan ia menolak laki-laki yang sekarang berstatus suaminya.
"Oh. Kita mau kemana mas.?" Tanya Shifa saat motor yang mereka berjalan ke arah yang jarang Shifa lalui.
"Kita ke Jembatan Jablai. Mana tahu kita menjadi kekasih yang sebenarnya." Goda Faris pada istrinya. Rayuan Faris tidak mempan, Shifa malah melenguh saja merasa jijik mendengar rayuan suaminya yang sudah berselingkuh di hari pertama pernikahan nya.
"Kamu pernah ke sana.?" Tanya Faris yang tidak mendapat jawabannya tadi.
"Pernah. sekedar lewat dan belanja." Jawab Shifa apa adanya.
Ia memang pernah di ajak Shinta dan Lola temannya ke sana belanja. karena mereka penasaran dengan jembatan yang katanya bisa membuat pasangan kekasih bisa langgeng. atau orang yang bertemu jodohnya di sana. makanya di bilang Jembatan Jablai.
Di sana tiap sore banyak anak muda yang duduk santai. ada ngobrol sambil jajan jagung panggang. ada bakso bakar. cilok dan banyak menu cemilan lainnya yang menggiurkan selera anak muda.
Kadang tak jarang juga. ada anak-anak sekolahan yang nongkrong rame sekedar ha..ha..hi..hi . nggak jelas. pokoknya tiap sore kalau nggak musim hujan . jembatan itu penuh. bukan hanya anak muda. pasangan yang syak (suami istri ) pun banyak juga.
Cukup lama perjalanan mereka. akhirnya sampai. Di sana lampunya kalau bagian puncaknya terang benderang. tapi kalau bagian ke bawahnya agak remang-remang. Mobil dan motor sudah banyak yang berbaris di sepanjang jembatan. ada juga yang sekedar lewat. karena akhir dari jalan jembatan ini adalah menuju bandara.
Kadang jam 7 lagi hari libur. ada kelompok senam di adakan di sana. siapa saja boleh ikut. jadi kalau sudah begitu. mobil terpaksa turun ke bawah kalau mau ke bandara.
Jembatan Tersebut juga terhubung ke pabrik di akhir sebelah jalan by pass. Jadi sangat strategis tempat itu nongkrong dengan modal murah tapi asyik.
"Kita sudah sampai. turun yok sana." Ajak Faris berusaha romantis. Namun hati Shifa benar sudah mati. padahal sebelum ia menerima vidio mesum tersebut. ia akan berusaha menerima ke adaan atau pernikahannya.
"Oh." Jawab Shifa santai. ia pun turun dari motor tersebut berjalan santai menuju tempat pedagang jagung bakar.
"Jagungnya 2 kak." Ucap Shifa lada pedagang yang kebetulan wanita yang tidak jauh beda umurnya darinya
"Ok. di tunggu ya dek " Jawab wanita tersebut tersenyum ramah.
Shifa pun duduk di bangku dekat sana. begitu Faris. " Sebentar saya beli minuman dulu." Faris berjalan ke arah orang tempat jual minuman.
Setelah beli minuman. Faris melangkah ke tepi jembatan. dia melihat sekeliling. Dan sedikit tersenyum saat ada pagar jembatan yang sudah ada yang patah.
Faris pun mendekati Shifa." Sudah masak jagungnya ?" Tanya Faris pada Shifa dan di anggukkannya.
"Yuk duduk di sana. di sana agak sepi." Ucap Faris menunjuk ke arah yang di lihatnya tadi. Di sana emang sepi. Karena pagar jembatan yang rusak tadi.
"Mbak. saya sewa bangkunya ya." Ucap Faris pada penjual jagung. ya di sana ada yang sewakan bangku atau tikar. Dan di anggukkan pedagang.
Faris membawa dua buah bangku ke arah yang di tunjukan. Shifa hanya mengikuti tanpa rasa curiga apa pun.
Shifa duduk di bangku tersebut. sambil makan jagung. Karena bosan ia pun membuka handphonenya sekedar melepas kan rasa canggungnya.
Faris mengajak Shifa cerita. namun hanya jawaban singkat yang selalu di berikan Shifa. Namun Faris berusaha sabar.
"Bentar. saya bi kacang rebus dulu di sana. nggak apa kan aku tinggal sendiri." Tanyanya Faris tersenyum. Dan di anggukan Shifa.
Faris tahu. di dekat sana ada beberapa preman yang mungkin akan mengganggu Shifa jika dia tinggalkan.
Benar saja. belum lama Faris jalan. Seorang preman mendekati Shifa. Dan langsung duduk di bangku yang di duduki Faris tadi
"Halo cantik. kok sendirian saja. Abang temani ya." Goda preman tersebut. dan di sambut tawa oleh temannya yang juga mendekatinya.
Shifa sangat takut. dia tidak melihat suaminya yang katanya tadi beli kacang rebus. Karena dia tadi sibuk dengan handphonenya. jadi ia tidak fokus dengan situasi sekitar.
"Maaf.. saya harap Abang jauh dari saya. nanti suami saya marah " Ucap Shifa mencoba tenang.
Namun malah tawa yang di dapati Shifa. Bulu kuduk Shifa berdiri mendengarnya.
Ia berdoa dalam hati. agar di beri pertolongan.
Ia tidak sadar di belakangnya ada pagar jembatan yang rusak. sementara preman tersebut berusaha mendekatinya. Shifa makin mundur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments