Tidak Tahu

Giska pun telah selesai mengganti pakaian Shifa. Shifa tersadar saat Giska akan membuka bajunya.

flash back

"Siapa kamu.?" Tanya Shifa heran.ada gadis yang akan membuka pakaiannya.

"Oh. kenalkan. aku Giska. adiknya bang Faris yang akan membantu mbak ganti baju." Jawab Giska tersenyum.

"Oh.... aku tidak tahu namaku. biar aku saja yang ganti sendiri. cukup bantu saya berdiri." Pinta Shifa. dan di setujui Giska.

Akhirnya Shifa mengganti sendiri baju yang sudah di persiapkan. "Terimakasih sudah membantuku." Jawab Shifa lembut.

Flash back.

Giska pun keluar bersamaan dengan Shifa. Gadis tersebut merasa canggung. ia ingat kalau saat ia sadar tadi. ia sempat minta tolong pada laki-laki yang ia temui saat ia sadar.

"Duduklah." ucap Faris mempersilahkan Shifa duduk di kursi.Bima dan Giska berdiri, mereka hanya memperhatikan saja.

"Saya menemukan mu di pinggir sungai. apa yang terjadi. dan kenapa kamu tidak mau di bawa ke rumah sakit.?"Tanya Faris penasaran.

Shifa berusaha mengingat. ia memegang kepalanya. yang terasa berdenyut. " Entahlah saya tidak bisa mengingat dengan jelas. yang saya rasakan. saya hanya takut di temukan seseorang. saya.... ingat.. saya hanyut.. Auw.. sakit." Ucap Shifa memegang kepalanya.

Bima memegang pundak Faris dan menggelengkan kepalanya. Faris pun diam. dia berdiri dan melihat adiknya.

"Abang minta bantu.. kamu bawa.. harus panggil siapa ya... " Bingung Faris.

Giska yang tahu dia pun memberikan usul. " Sasa aja bang." Usul Giska dan di setujui Bima.

"Baiklah. untuk sementara namamu Sasa. sampai ingatan kamu pilih. kamu tinggallah di rumah mama ku dulu. di rumah utama ada Giska. mama dan mbok min." Faris menjelaskan. dan di anggukan Shifa. Atau Sasa. ( untuk sementara ya Thor he..he..)

"Yok mbak. kita sarapan dulu."Ajak Giska pada Sasa alias Shifa. ia pun mengangguk dia mengikuti langkah gadis yang menariknya. namun sebelum melangkah ia tersenyum pada Faris.

Faris terpesona dan Bima yang melihatnya menggodanya."HM. pandangan pertama awal aku berjumpa.." Bima malah bernyanyi sambil bergoyang.

Faris memukul Bima yang meledeknya. ia pun masuk ke dalam. matanya melotot. karena ada tumpukan baju basah di sudut ruangan tersebut. tapi ada tersembul pakaian dalam gadis yang ia tolong. Dengan cepat Faris mengumpulkannya dan memasukkan ke paper back yang di bawa adiknya.

"Hampir saja." Lirih Faris dengan degup jantung tak karuan. saat ia menyentuh pakai tersebut.

"Apakah pakaian tersebut kita gunakan untuk di jadikan dokumentasi.?" Tanya Bima yang melihat Faris mengumpulkan pakaian gadis tersebut ke dalam paper back.

"Tidak usah. kita lihat perkembangannya. dulu... gadis tersebut saja hilang ingatan. tentu sangat lama kita menemukan siapa gadis tersebut." Jawab Faris yang di anggukan Bima.

"Kenapa tidak kau serahkan saja ke kantor.?"Selidik Bima ingin tahu.

"Entahlah. aku tak tega.. mungkin ia butuh perlindungan. jika kita bawa dia ke kantor.. Tentu saja orang katir menyarankan sebagai orang hilang. nah apa dia tidak terancam.?" Tanya Faris balik.

"Benar juga sih. tapi juga harus ekstra menjaganya. jangan sampai ia keluar rumah sendiri kalau begitu. dan jangan dulu biar dia di toko. takutnya ada orang yang curiga dia wanita mu." Ledek Bima.

"Bangsat lu." Kesal Faris. ia mengganti spray yang basah di tiduri Shifa.

"Ha..ha.. jika gadis tersebut tidak punya ikatan sama orang lain. aku rasa dia gadis baik. cantik.. dan bisa melepaskan masa lajang mu yang hampir kadaluarsa." Ucap Bima sambil terkekeh.

"Kamu kira aku tidak laku.!" Hardik Faris kesal.

"Ha. ha.. kamu tuh laku. banyak gadis yang mengejar mu. tapi selalu tak kau tanggapi. bahkan Tante Lina saja sudah bosan Carikan jodoh buat kamu. tapi kamu cuek saja. beda dengan gadis tersebut. tatapanmu beda sekali. Kalau benar kamu jatuh cinta pada pandangan pertama. kamu usahakan dia sadar dan cari identitasnya. Ya udah aku pamit. terlalu telat nanti marah nyonya ku." Bima pamit pulang dan di anggukan Faris

Setelah kepergian Bima. Faris pun masuk ke ruang utama. dia melihat Gadis yang di beri nama Sasa tersebut pun duduk di sedang sarapan berusa adiknya. Mamanya tidak di rumah. karena mamanya ada perlu ke luar kota.

Mamanya sangat sibuk dengan bisnisnya. padahal sudah di larang Faris. agar mamanya istirahat. Tapi wanita tangguh tersebut tidak menghiraukan. Bisnis furniture. mamanya sudah terkenal. untuk itu ia kadang harus melihat bahannya langsung ke luar daerah memastikan bahannya bagus atau tidak. seperti kemaren memastikan bahanya bagus dan layak.

"Abang nggak sarapan sekalian.?"Tanah Giska ketika melihat Abangnya masuk rumah.

Faris hanya mengangguk dan duduk di seberang ke dua gadis tersebut.

Giska dan Sasa yang sarapan dengan di Wlingi celoteh dan tawa. membuat Faris terasa terhibur.

Ia menatap gadis di depannya secara bergantian. dan terus makan nasi goreng yang telah di siapkan mbok Min.

Shifa merasa ada yang memperhatikan. dia pun menoleh di sela tawanya. ia terkejut. Faris menatapnya. ke dua mata mereka beradu. Faris tidak sedikit pun mengedipkan matanya.

"Cie..cie.. sepertinya bujang lapuk akan laku nih." Goda Giska pada abangnya.

Shifa yang mendengar ucapan Giska merasa risih. dia pun menunduk dan memakan sisa makanan yang ada di piring.

Sedangkan Faris pun tak kalah gugupnya. baru kali ini ia merasa gugup pada seorang gadis. Jantungnya berdegup kencang saat tatapan mereka beradu.

"Jangan bercanda dek." Elak Faris. ia tidak mau Sasa merasa tidak enak. dan keluar dari rumah ini. rasanya ia tidak Rama jika gadis tersebut jauh darinya. Entahlah.. ia baru merasakan perasaan seperti ini.

"Iya deh. yok Kak.. kalau masih kurang nambah aja. masih banyak tuh.." Tunjuk Giska pada panci yang masih ada nasi gorengnya.

"Makasih. ini sudah terlalu kenyang. Oh ya.. pakaian kakak tadi tertinggal di paviliun." Ucap Shifa yang ingat. dia malu kalau sempat laki-laki yang menolongnya melihat pakaian dalamnya yang ada dalam pakaian yang ia ganti tadi tadi.

"Oh. ini sudah aku bawa." Jawab Faris menyerahkan paper back.

"Waduh. sigap sekali Abang ku ini. wah beruntung sekali mbak Sasa dapat perhatian nya bang Faris. biasanya Bang faris itu sangat cuek dengan cewek." Cerita Giska yang membuat Faris melototi nya.

Sementara Shifa hanya tersenyum melihat dua kakak beradik tersebut berantem di depannya.Ia sedikit melupakan kesedihannya. yang tidak tahu siapa dirinya. apalagi keluarganya.

Hari itu Faris libur kerja. jadi ia bisa memperhatikan Sasa dari jauh bersama adiknya bercengkrama. entah kenapa rasanya sangat enggan untuk pergi.

Padahal biasanya. di saat hari libur ia lebih suka pergi keluar. untuk latihan bersama temannya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!