4. Kemarahan Bunda

“Ada perbedaan antara nyaman atau memilih untuk nyaman” ucapan brandon bukan hanya membungkam ku, tapi orang orang di dekatku. “Aku yakin kau tidak pernah memiliki hubungan dengan orang lain, dan tidak pernah merencanakan masa depan dengan orang lain” tebak Bruno.

“Ha ha ha” aku hanya bisa tertawa hambar.

“Kau tidak bisa mengatakan seseorang tidak punya masa depan jika tidak menikah? Ucapanmu barusan mengatakan jika kehidupan seseorang itu akhirnya adalah pernikahan, tidak semua masa depan seperti itu!” sungut Rina kesal.

“alah, bilang aja ucapanmu itu hanya alasan, ucapan yang kalian bilang itu hanya alasan yang dikatakan para orang yang sudah tua dan terlambat untuk menikah, wajar jika kalian mengatakan seperti itu, kalian pasti malu karena belum menikah juga padahal umur kalian sudah terlalu tua semua itu alasan untuk menghibur diri kalian sendiri” ledek Bruno.

“Apa kamu yakin pernikahan adalah akhir yang benar benar sempurna di dalam kehidupan?” sela kevin, dia memang diam sejak tadi. Aku menatapnya sambil tersenyum, benar aku setuju dengan ucapannya, pernikahan bukanlah akhir, karena masih banyak rintangan yang akan muncul.

Bruno langsung terdiam, sedangkan kevin tersenyum sambil mengangkat gelas wine miliknya.

“Secara personal aku lebih suka dengan kebebasan, aku senang dengan kehidupanku yang tanpa pasangan, jadi apa kamu yakin pernikahan itu adalah akhir yang benar benar sempurna?” ulang kevin sekali lagi.

“Uhhh… aku merasa mabuk, aku permisi dulu” Bruno langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan kevin. Statusnya memang sudah menikah tapi dilihat dari posisi jabatannya dia berada dibawah kevin, mungkin karena itu dia tidak bisa menjawab ucapan Kevin.

“Lain kali tolong beri tau kami tentang kehidupan pernikahanmu Bruno, aku akan senang menjadikan kehidupanmu sebagai Pelajaran di masa depan ku” ujar kevin sedikit berteriak.

“Dia menyebalkan, datang tiba tiba dan pergi seenaknya” gerutu Rina kesal. Kami semua tertawa ketika Bruno sudah pergi dari hadapan kami, aku senang karena banyak yang membantuku.

“Dia memang pria yang menyebalkan” angguk Kevin. Sambil menambah wine ke dalam gelas milik Rina.

“makasih” ujar rina sambil meneguk minumannya.

“Makasih sudah membantuku mengusir pria itu” ujarku berterima kasih padanya.

“Aku tidak membantumu, aku hanya mengatakan opiniku sendiri” balas Kevin.

“Wooaaahhhh, Pak kevin, apa benar kau masih single sampai sekarang? Melihatmu aku tidak percaya kalau kau masih single” sela Rina sedikit mengejek, mohon maklum sahabatku ini mudah sekali akrab dengan orang lain, dia tidak takut dengan yang namanya jabatan.

“sayangnya memang benar aku masih single, aku masih belum menemukan wanita yang cocok untuk pendamping hidupku, atau aku masih senang dengan kehidupanku sekarang, aku takut pernikahan akan menghancurkan kebahagiaanku yang sekarang” ujar kevin sambil menatap mataku dan tersenyum kearah ku, entah apa maksud pria ini, tapi itu membuat aku sedikit malu, kenapa dia seperti itu padaku, padahal yang berbicara padanya adalah Rina.

Ayolah siapa wanita yang tidak tertarik dengan pria tampan yang menatapnya dengan dalam? aku hanya manusia biasa yang bisa dag dig dug kalau di tatap sama Dewa.

“aku setuju dengan itu” angguk ku.

Sekali lagi Kevin tersenyum dan menatapku dalam, “sepertinya kita berdua punya pemikiran yang sama” ucapnya santai sambil kembali meminum wine nya, dan itu membuat dia terlihat semakin mempesona, aku yakin dia itu cassanova, dia terlihat bisa mempermainkan hati para wanita, aku saja tadi sudah dag dig dug melihat tatapannya.

“Bukan hanya kamu, mungkin orang orang yang duduk di sini punya pikiran yang sama denganmu tentang pernikahan” Arjuna yang sejak tadi diam akhirnya ikut bicara juga.

“Hahaha benarkah?” Kevin tertawa keras, “aku tidak yakin akan hal itu, apalagi tentangmu” lanjut Kevin dengan nada mengejek.

“kenapa kau bilang seperti itu?”

“Karena aku mengenalmu teman, dalam kamus mu tidak akan ada pernikahan, karena kamu tidak pernah bisa mencintai orang lain” ujar kevin sambil tertawa.

“Kamu tidak butuh cinta dalam hal itu” balas Arjuna dengan suara pelan, mungkin hanya aku yang bisa mendengarnya karena dia duduk memang tepat di sebelahku.

“Tunggu, apa tadi?” sela ku.

Arjuna langsung menoleh padaku, pria itu mulai mengangkat bibirnya ke atas, dia tersenyum, lalu memberi isyarat jari telunjuknya di bibir, seperti menyuruhku merahasiakan apa yang baru saja dia katakan karena sepertinya memang hanya aku yang mendengar apa yang baru saja dia katakan.

“kau tanya apa Ra?” tanya Rina.

“Haa?” mataku kembali menatap Arjuna yang masih memberikan senyumannya padaku, wahh dia benar benar pria muka dua. “gak ada” lanjut ku.

“oke sekarang kita bersulang untuk kebebasan kita” seru Kevin yang tampak sudah mulai mabuk.

Aku ikutan bersulang bersama mereka, aku mengambil sebuah botol yang bentuknya menarik, aku belum pernah merasa wine yang seperti ini rasa penasaranku langsung muncul, karena gelasku sudah kosong aku langsung saja memasukkan isi dari botol yang aku ambil tadi.

“Ra, minuman itu…” aku tidak terlalu mendengar ucapan yang dikatakan rina, karena minuman itu langsung meluncur ke dalam tenggorokanku, rasanya lumayan, wahh mulai sekarang aku akan menjadikan ini sebagai minuman favorit ku yang selanjutnya.

‘Ting’

Aku menghentikan gelas ketiga yang ingin aku minum saat mendengar ada pesan masuk ke dalam ponselku.

‘Client’

“Maaf, aku pergi sebentar” pamit ku, pesan dari klien harus aku utamakan, seingat ku klien ini memang ingin meminta contoh desain yang sudah aku buat, aku segera berlari menuju lift menuju ruang kerja milikku tentu saja untuk mengirim file yang sudah aku siapkan sebelumnya.

...🌞🌞...

📨 ‘Aku akan mengirim dokumen pendukung lainnya besok’ setelah menekan beberapa kata aku langsung mengirim email itu pada klien. Aku menghela nafas panjang, akhirnya selesai juga pekerjaanku, aku sangat beruntung klien kali ini tidak terlalu banyak tanya dan langsung setuju dengan ide yang telah aku berikan. Aku memang hebat dalam pekerjaanku, pujiku pada diriku sendiri.

Aku berdiri dari kursiku tapi kemudian aku kembali terduduk di kursi karena kepalaku terasa pusing secara tiba-tiba, aku mengusap wajahku pelan, apa yang terjadi padaku, aku dulu tidak pernah mabuk, Apa karena tadi aku berlari kesini dengan sangat cepat membuat alcohol langsung bereaksi hingga aku mabuk?

Aku merasakan tenggorokanku mulai terbakar, atau apa minuman yang tadi aku minum adalah penyebabnya?

Aku menyandarkan diriku di kursi berusaha meredakan mabuk ku.

📳‘Drrtttrrrtt’

Ponsel dalam sakuku bergetar, tanpa melihat siapa yang menelpon aku langsung mengangkat telepon itu dengan cepat.

📲“Selamat malam, saya sudah mengirim file konfirmasinya_”

📲“Naura! Apa yang kamu katakan pada ayahmu? Aku tau dia mengirim mu pesan” suara bunda yang sudah lama tidak aku dengar muncul dari ponselku. Aku sedikit menjauhkan ponsel dari telingaku untuk melihat nama si pemanggil.

‘Bunda’

Ahhh ternyata aku baru saja mengangkat telepon kematian, kenapa aku bisa mengangkat tanpa melihat nama pemanggil sih. Kalau seperti ini aku akan habis di marahi oleh bunda. Apa aku harus berpura pura sinyal disini rusak? Atau langsung mematikan saja telepon ini?

...🎀🎀🎀🎀🎀...

Kevin Basillio

Terpopuler

Comments

Jade Meamoure

Jade Meamoure

duh tuh bibir merah pake lipstik merk apa ya

2024-03-21

1

Shai'er

Shai'er

cogan bertebaran/Drool//Drool//Drool/

2024-03-20

0

Shai'er

Shai'er

lho kok...

2024-03-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!