Dalam perjalanan pulang, Vazal terus tersenyum. Dadanya masih berlubang, tapi tubuhnya terasa lebih kuat, lebih ringan. Ia tidak sabar mengetahui bentuk kekuatan yang telah ia peroleh.
Namun, senyum itu tiba-tiba menghilang saat sebuah suara asing terdengar di dalam kepalanya.
"Hah... manusia bodoh, kenapa kau tersenyum seperti itu?"
Vazal berhenti melangkah. Matanya melebar, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Ia menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada orang di sekitar.
"Siapa itu?! Siapa yang berbicara?!"
Tidak ada jawaban. Hanya ada suara angin malam yang berhembus pelan.
"Apa aku mulai gila? Apakah ini efek mutasi hingga aku mendengar suara aneh di kepalaku?" gumamnya.
Tiba-tiba suara itu tertawa, keras dan dalam.
"Hahaha... Kau memang bodoh, ya? Aku adalah Gerad, monster High-End yang telah hidup lebih dari 2000 tahun."
Vazal tersentak.
"Apa?! Monster?!"
Jantungnya berdegup kencang. Ia langsung memeriksa tubuhnya, berpikir ada sesuatu yang bersembunyi di dalamnya. Tapi tidak ada yang aneh, selain lubang hitam di dadanya yang masih ada.
"Mengapa ada monster dalam tubuhku?! Apa yang telah kau lakukan padaku?! Aku kira ini mutasi biasa!" serunya panik.
"Hmph, aku melarikan diri dari dunia asalku. Dunia itu penuh pertarungan setiap hari. Pemimpinnya haus kekuasaan, memperbudak para monster sesuka hati. Aku benci hidup di bawah kendali orang lain."
Gerad tertawa pelan, seolah mengenang sesuatu yang menjijikkan baginya.
"Tapi sayangnya, tubuhku dalam keadaan lemah. Aku butuh inang... dan kau, manusia bodoh, adalah pilihan terbaik."
"Jadi aku hanya wadah bagimu?!" Vazal mengepalkan tinjunya.
"Tenang saja. Aku tidak berniat mengambil alih tubuhmu... untuk saat ini. Kita bisa bekerja sama. Kau mendapatkan kekuatanku, dan aku mendapatkan perlindungan. Sama-sama untung, bukan?" ucap Gerad santai, seolah-olah mereka sedang membahas bisnis biasa.
Vazal hendak membantah, tetapi tiba-tiba matanya menangkap pemandangan mengerikan.
Di depan rumahnya, monster-monster berkeliaran.
Beberapa berjalan dengan empat kaki seperti serigala mengerikan, yang lain berdiri tegak dengan cakar panjang dan gigi tajam. Jeritan manusia terdengar dari kejauhan.
"Tolong! Tolong aku! Siapa saja, tolong!! Aaargh!!"
Darah mengalir di jalanan. Vazal menelan ludah.
"Sial... Apa yang harus kulakukan?! Aku tidak mungkin bisa mengalahkan mereka!"
"Seharusnya kau sudah bisa menggunakan 5% dari kekuatanku," jawab Gerad tenang.
"Apa?! Serius?! Bagaimana caranya?!"
"Bayangkan saja seperti kau bernafas. Itu seharusnya tidak sulit. Tubuh kita sudah mulai menyatu."
Vazal mencoba fokus. Ia memejamkan mata, merasakan sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Ada sesuatu yang bergejolak... sesuatu yang besar.
Gerad tertawa pelan.
"Coba gunakan Pelahap Segala. Dengan itu, kau bisa menelan apapun bahkan kekuatan musuhmu."
Vazal membuka matanya. Empat monster mendekat, taring mereka berkilat di bawah cahaya bulan.
"Baiklah... mari kita coba!"
Ia menarik napas dalam-dalam, lalu membuka mulutnya lebar-lebar.
Hap!
Empat monster yang ada di depannya langsung lenyap tanpa jejak.
Vazal terkejut.
"Apa yang terjadi? Mereka... hilang begitu saja?!"
"Tentu saja. Itu kekuatanku," jawab Gerad santai. "Aku bisa melahap segalanya. Dan kau sekarang bisa juga."
Sebuah senyum muncul di wajah Vazal.
"Ha... Hahaha! Ini luar biasa! Aku punya kekuatan yang hebat!!"
Namun, euforia itu hanya berlangsung sesaat.
Tiba-tiba, dua monster lain melompat dari belakang dan mencakar punggungnya.
"Argh!! Sial!!" Vazal terjatuh ke tanah, tapi sesuatu terasa aneh.
Ia meraba punggungnya. Ada luka, tapi...
"Tunggu... kok aku nggak merasa sakit?"
"Tubuh kita mulai beregenerasi dengan cepat. Serangan itu tidak cukup untuk membunuhmu," kata Gerad.
Vazal menarik napas lega, tetapi serangan belum selesai. Monster yang tersisa jauh lebih cepat daripada yang pertama. Vazal mencoba menggunakan Pelahap Segala lagi, tapi kali ini mereka berhasil menghindar.
"Sial, kenapa monster ini lebih cepat?!"
"Karena mereka berada di tingkat yang lebih tinggi, bodoh. Kemampuanku belum sepenuhnya sinkron dengan tubuhmu, jadi kau harus menggunakan otakmu."
Vazal mengumpat dalam hati.
"Jadi aku harus memakai strategi?"
Ia memikirkan cara untuk menjebak monster itu. Lalu, sebuah ide terlintas di kepalanya.
Ia pura-pura lengah, membiarkan monster-monster itu mendekat dengan cepat. Saat mereka sudah cukup dekat...
Hap!
Salah satu monster lenyap.
"Yes! Tinggal satu lagi!"
Monster yang tersisa melompat ke arahnya, matanya merah menyala penuh amarah. Vazal bersiap, menunggu momen yang tepat untuk menyerang.
Namun, tiba-tiba
BOOM!!
Suara dentuman keras terdengar dari arah lain, membuat monster itu menoleh sesaat.
Vazal tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Dengan secepat kilat, ia menggunakan Pelahap Segala sekali lagi.
Monster itu lenyap dalam sekejap.
Vazal berdiri terengah-engah.
Ia menatap tangannya.
"Aku... berhasil."
Gerad tertawa kecil.
"Lihat? Bukankah ini menyenangkan?"
Vazal tersenyum, tapi kali ini bukan karena kebahagiaan.
Ada sesuatu dalam dirinya yang mulai berubah.
Dan ia tidak yakin apakah itu hal yang baik... atau buruk....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Alif Rahman
sangat keren
2024-06-11
0
CantStopWontstop
Alur yang kuat dan tak terduga membuat saya terpukau.
2024-03-18
0