Kemudian, saat mereka berdua melihat sosok hantu wanita itu Ibu Kintan bertanya dan langsung menjerit, “Ah apaan itu?” sambil tangan kirinya memegang pipinya dan tangan kanannya memegang tangan kirinya Pak Roni, hingga saking Ibu Kintan merasa ketakutan dan akhirnya dia pingsan tak sadarkan diri.
Namun Pak Roni malah menjerit pula, karena Ibu Kintan pingsan hingga dia terus memegang tangan Ibu Kintan seraya berkata, “Ibu kumohon bangunlah! Ibu jangan pingsan, Pak Roni takut nih!"
Pak Roni tak berani menoleh melihat ke depan kaca mobil karena dikiranya sosok wanita hantu itu, masih ada di hadapannya.
Seluruh anggota tubuh Pak Roni merinding ketakutan, hingga kedua kakinya gemetar.
Hatinya Pak Roni ingin menoleh ke depan kaca mobil itu, apakah masih ada sosok wanita hantu itu?
Matanya dengan berat hati, ingin melirik sedikit ke depan kaca mobil, namun apa yang terjadi ternyata masih ada sosok wanita hantu itu, hingga dia akhirnya menjerit histeris ketakutan.
Dengan membangunkan Ibu Kintan, “Ibu ... bangun, ayo Bu bangunlah! Perjalanan kita belum sampai Bu, ayo sadarlah!” dengan suara keras karena merasa takut Pak Roni, hingga akhirnya keluar keringat dari wajahnya sampai tangannya menjadi gemetar, sampai dia mencoba memberanikan matanya, untuk melirik melihat lagi ke depan kaca mobil.
Namun apa yang terjadi, ternyata masih tetap ada sosok hantu wanita itu, dengan wajah menakutkan penuh dengan air mata darah yang keluar dari matanya wanita hantu itu.
Pak Roni pun menjerit keras, hingga akhirnya pingsan juga seperti Ibu Kintan yang belum sadar.
Tidak lama kemudian, Ibu Kintan terbangun dari pingsannya. Dia sudah sadarkan diri dan melihat ke depan kaca mobil seraya berkata, “Saya dimana ini? Dan ini oh, masih di mobil ternyata. Kabut asapnya, sudah tidak ada lagi!”
Berusaha mencoba membangunkan Pak Roni yang masih dalam keadaan pingsan dan Ibu Kintan berkata, “Pak Roni ... bangunlah! Kita masih di dalam mobil, kita belum sampai ke rumahnya, Bu Sinta!” seraya kedua tangan Bu Kintan, memegang kedua tangannya Pak Roni.
Namun apa yang terjadi, sosok bayangan hantu wanita itu terlihat sedang berjalan ketika dilihat oleh Bu Kintan. Spontan tiba-tiba menghilang kembali sosok hantu wanita itu.
***
Ibu Kintan pun, semakin ketakutan dan khawatir jika sosok hantu wanita itu menampakannya lagi di depan kaca mobil.
Dengan terus berusaha menyadarkan Pak Roni yang masih pingsan.
“Pak Roni ... ayo bangun, saya takut nih! Ibu mohon bangunlah!” ucap Ibu Kintan seraya kedua tangannya, memegang terus kedua tangan Pak Roni.
Lalu Pak Roni pun, akhirnya sadar juga dari pingsannya itu dan berkata, “Aduh dimana ini? Kok saya ini ... di dalam mobil sama Ibu lagi!”
Pak Roni merasa keheranan dan sedikit lupa dengan kejadian yang menimpa dirinya tadi.
Terus Ibu Kintan menjawab, “Iya Pak Roni sama saya, lagi di dalam mobil. Bapak ingatkan, kalau kita berdua mau pergi ke rumahnya Bu Sinta dan kita ... lagi di jembatan perbatasan desa!”
Mencoba menyadarkan dan mengingatkan Pak Roni.
Kemudian Pak Roni pun berkata, “Oh ya Bu, maaf saya lupa. Yang tadi tuh, kita berdua pingsan ... karena hal itu, melihat sosok wanita hantu itu, ada di depan kaca mobil ya kan?”
Ibu Kintan pun menjawab, “Tentu benar Pak Roni, kita berdua tadi pingsan karena merasa ketakutan melihat sosok hantu wanita. Yang mana tadi tuh, kita lihat di depan kaca mobil ... bahkan saat sebelum melihat hantu itu, kita tak bisa melihat jalanan!”
Lalu Pak Roni pun, tersadar dengan ucapan yang dikatakan oleh Bu Kintan dan berkata, “Tentu betul Bu, lalu kita ini masih di jalanan jembatan perbatasan desa kan?”
Ibu Kintan mengatakan, “Jelas benar, kita masih di jalanan jembatan perbatasan desa dan tadi pas saya terbangun sadar dari pingsan ... tadi saya melihat lagi sosok hantu wanita itu sedang berjalan lalu tiba-tiba entah kemana lagi hantu itu menghilangnya!”
“Saya takut melihat hantu itu, yang mana di kedua tangannya berlumuran darah!” ucap Ibu Kintan seraya tangan kanannya, memegang tangan kirinya Pak Roni karena merinding ketakutan, menceritakan sosok wanita hantu itu.
Terus Pak Roni menjawab, “Memang benar Bu, sosok wanita hantu itu, sungguh menakutkan karena saat Ibu pingsan tadi, saya melihat ... wanita hantu itu, di depan kaca mobil sampai ketiga kalinya, Bapak penasaran melirik hantu itu lagi. Dan di kedua matanya menangis mengeluarkan air mata darah dari hantu wanita itu yang berambut panjang tadi, sampai saya menjerit hingga akhirnya pingsan!”
Ibu Kintan semakin merinding ketakutan, saat Pak Roni menjelaskan secara rinci sosok wanita hantu yang dilihatnya itu.
Hingga Ibu Kintan meminta Pak Roni untuk segera melanjutkan perjalanan menuju rumahnya Bu Sinta seraya berbicara, “Ayo kita lanjutkan lagi, perjalanan kita cukup jauh menuju ke rumahnya, Bu Sinta! Ayo mulai menyetir lagi buruan, takut ada hantu wanita itu menampakkan lagi rupanya. Karena kita ini berhenti di tengah-tengah jalanan jembatan!”
“Baik Bu, siap laksanakan!” ungkap Pak Roni.
Lalu, mobil pun mulai melaju kembali dengan cepatnya Pak Roni menyetir menjalankan mobilnya dan ketika mau sampai ke ujung jembatan perbatasan, sosok hantu wanita itu mulai menampakkan lagi rupanya dengan seperti dia mau menyeberang.
Tiba-tiba Ibu Kintan menjerit seraya berkata, “Awas Pak Roni, itu ada wanita yang mau menyeberang!”
Lalu Pak Roni pun menjawab, “Mana Bu, tidak kelihatan?”
Terus Ibu Kintan mengatakan, “Itu Pak Roni masa tidak terlihat, awas itu ada wanita yang memakai baju putih!” seraya mewanti-wanti kepada Pak Roni, agar tidak menabrak sosok wanita yang di maksudnya itu.
Saat mobil yang mereka tumpangi itu, mau menabrak sosok wanita yang mau menyeberang di hadapannya.
Spontan tiba-tiba saja menghilang bayangan itu entah kemana perginya.
Dan Pak Roni pun, merasa keheranan apa yang dimaksud mengenai sosok wanita yang mau menyeberang itu, tidak tampak di indra penglihatannya.
Hanya menampakkan sosok wanita hantu itu, pada indra penglihatannya Ibu Kintan.
Pak Roni berucap, “Mana Bu, tuh kan tidak ada orang ataupun wanita yang mau menyeberang?” seraya meyakinkan indra penglihatannya Ibu Kintan.
“Tadi betul ada, Ibu melihat jelas dengan mata kepala saya sendiri. Kalau tadi tuh, ada sosok wanita berpakaian berwarna putih dan berambut panjang yang ingin menyeberang ... tapi kenapa sekarang tidak terlihat lagi orang yang mau menyeberangnya!" ucap Ibu Kintan seraya meyakinkan Pak Roni.
"Apa mungkin Pak Roni, kalau sosok wanita itu adalah hantu yang berusaha menampakkan rupanya lagi!” ungkap Ibu Kintan dengan bulu kuduknya yang merinding ketakutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Dokter adwin
Tim Mangatoon, mohon dong di buatin Filmnya pasti bakal seru banget karena ceritanya bikin ambyar, baper dan penasaran.
2021-03-03
11
🐝⃞⃟𝕾𝕳ᴹᵃˢDANA°𝐍𝐍᭄
terlalu bertele tele
2021-02-20
1
ferdyan
Sama sekali tidal berbelit, karena kalau bahasa dan penulisan tidak sesuai PUEBI, pastinya tidak akan lls kntrak.
2021-01-23
8