~Chapter 05~

Bianca bingung harus berbuat apa, matanya melihat sekeliling kamar, mencari sesuaru yang bisa digapai dengan cepat.

Siluet laki-laki itu masih berada di balkon dan tiba-tiba berbalik berjalan mendekati pintu. Bianca panik dan memutuskan kembali masuk ke kamar mandi dan menutup pintu dengan pelan.

Sialnya kunci pintu kamar mandi sedang rusak, jadi Bianca menahan pintu dengan tangannya supaya tidak terbuka dengan mudah. Jantung Bianca berdebar kencang seakan ingin keluar dari rongganya karena takut dan was-was.

Tok... Tok...

Tok... Tok...

Seseorang mengetuk pintu kamar mandi.

Cetek... Cetek...

Pria itu menggapai gagang pintu namun masih tidak terbuka.

Dreeeeetttt... Dreeeettttt...

Pintu didorong paksa dari luar namun Bianca tahan dengan tubuhnya.

Dreeeett... Dreeettttt...

Lagi! Pintu didorong paksa dengan tenaga yang lebih kuat. Bianca tidak yakin dia bisa menahannya lebih lama.

"Ahhhh...," Tiba-tiba Bianca terpental akibat dorongan pintu yang kuat.

Pintu terbuka dan menampilkan sosok siluet pria tadi yang sebenarnya.

"Apa yang kau lakukan? Aku kira kau pingsan." Ucap pria itu sambil membuka pintu lebih lebar. Bianca yang tadinya terkesiap kaget langsung berubah menjadi kesal.

"Ternyata kau Leon! Kenapa kau menakuti ku heh?"

"Kau yang menakuti dirimu sendiri. Aku melihatmu bersembunyi saat aku masuk." Jawab Leon sambil melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Biancapun refleks ikut melangkah mundur.

"Bagaimana aku tidak takut jika ada orang lain sembarang memasuki kamarku?"

"Aku terpaksa masuk sendiri karena kau sangat lama, aku sudah menunggu hampir satu jam."

"Apa? Untuk apa kamu ke sini?"

"Papa mencemaskanmu. Jadi aku membantunya untuk mengecekmu." Leon melangkah lagi membuat Bianca mundur dan terpentok dinding kamar mandi.

"Kau mau apa?" Tanya Bianca gugup melihat Leon mendekatkan wajahnya.

Jarak di antara mereka pun semakin menipis, Bianca dapat menghirup bau rokok pada tubuh Leon. Bianca refleks meletakkan kedua tangannya bersilang di depan dada bermaksud menutup tubuhnya. Leon tersenyum kecil dan tiba-tiba meletakkan tangannya ke dahi Bianca membuat gadis itu semakin kaget.

"Badanmu normal, artinya kau baik-baik saja." Ucap Leon di samping telinga Bianca setengah berbisik. Bianca meremang merasakan hembusan nafas Leon di sekitar lehernya.

"Kecuali wajahmu yang merona merah." Lanjut Leon sambil mengusap pipi Bianca. Bianca langsung menepis tangan Leon. Matanya melotot tidak suka.

"Apa yang kau lakukan, lancang sekali! Pergi! Keluar sekarang juga!" Bianca mengusir Leon dengan tegas.

Mendengar bentakan Bianca, senyum canda Leon menghilang, tatapan dingin berkilat di matanya, rahangnya mengeras menandakan dia kesal dan marah.

"Cepat pergi...! Keluarrrr...!" Teriak Bianca lagi sambil mendorong Leon.

Leon mengalah, dia memutar badannya dan melangkah keluar dari apartemen. Bianca menghela nafas lega saat melihat punggung Leon sudah menghilang dari kamarnya. Dalam pikirannya, dia masih bertanya-tanya bagaimana Leon bisa masuk ke kamarnya.

Leon membuka dan menutup pintu mobil dengan kasar. Nafasnya memburu karena kesal dan marah, dia tidak suka diperlakukan seperti tadi. Leon menyalakan mobilnya dan mengemudi dengan kecepatan kencang, menuju sebuah Club.

Leon sedang melampiaskan kekesalannya dengan meminum alkohol ditemani oleh Jack. Hampir tiap malam Jack berada di karena dia adalah pemiliknya.

"Jadi ada apa Bro? Dari muka loe kusut gitu?" Teriak Jack ditengah dentuman musik yang memekakan telinga. Dia tidak tahan sedari tadi hanya diam melihat Leon minum sendiri dalam diam.

"Loe gak mau cerita nih? Ok, fine. Tapi kalo loe butuh bantuan, jangan sungkan bilang gue. Gue ke sana dulu, ada client." Ucap Jack pamit sambil menepuk pundak Leon.

"Thanks Jack." Jawab Leon dingin tapi bersungguh-sungguh.

~ ~ ~

Keesokan harinya Bianca masih terpikirkan kejadian semalam, masih terasa sentuhan tangan Leon yang menyentuh kulitnya wajahnya, tapi berusaha ia tepis dengan memfokuskan diri ke pekerjaannya. Dia juga semakin sibuk karena harus mencari penggantinya dalam waktu 2 minggu.

Jam menunjukkan setengah dua belas siang, handphone Bianca bergetar beberapa kali menandakan ada panggilan masuk, tertera nomor handphone yang tak ia kenal.

"Hallo."

"Hallo Miss Bianca. Ini saya Calvin." Jawab di sebrang sana.

"Oh ya Calvin, ada apa?"

"Mr. Leon meminta anda datang segera mungkin ke kantor kami membawa data perusahaan untuk mengurus investasi."

"Sekarang?" Tanya Bianca kaget.

"Ya, sekarang."

"Apa bisa setelah makan siang?" Tawar Bianca yang panik karena belum mempersiapkan datanya.

"Hmm, semakin cepat semakin baik. Jadwal Mr. Leon sangat padat hari ini." Jawab Calvin tegas.

"Baiklah, saya usahakan secepatnya tiba." Jawab Bianca pasrah.

Bianca bergegas merapikan dan menyiapkan data yang diperlukan, kemudian memasukkannya ke dalam map. Tak lupa ia membawa laptopnya untuk berjaga-jaga.

Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, Bianca pun memesan ojek online. Demi mengejar waktu, Bianca rela menunda makan siang dan berpanas-panasan menunggu ojeknya di tepi jalan raya dengan memegang laptop dan dokumen.

Empat puluh menit kemudian, Bianca sudah tiba di lobby kantor Leon berdasarkan alamat yang dikirim oleh Calvin.

Bianca terlebih dahulu melapor dan mendatakan diri di meja resepsionis. Seorang wanita muda yang cantik mempersilahkan Bianca untuk duduk menunggu sembari dia menghubungi Calvin.

Bianca memperhatikan sekeliling gedung yang terlihat besar dan mewah, segala sesuatu di sana terlihat rapi,terawat dan mahal.

Saat asik menggagumi hasil karya designer dan tukang bangunan gedung itu, resepsionis cantik tadi terlihat berjalan menghampiri, Bianca segera menoleh.

"Maaf Bu, Mr. Calvin sudah keluar kantor beberapa menit yang lalu."

"Apa? Berapa lama? Bagaimana dengan Mr. Leon?"

"Mereka pergi bersama."

"Apakah akan lama?" Tanya Bianca mendesak.

"Itu kami tidak bisa memastikan."

Bianca menghela nafas kasar mendengarnya. Ia merogoh handphone dan menelfon Calvin.

Sekali.

Dua kali.

Tiga kali.

Hingga tiga kali menelfon pun Calvin tidak mengangkat bahkan ia sengaja mematikan telfonnya.

Bianca merasa kesal dipermainkan. Ia bingung lebih baik menunggu atau kembali ke kantornya. Tapi bagaimana saat ia sudah tiba di kantornya dan mereka tiba-tiba kembali serta memintanya datang lagi, bukankah Bianca akan bersusah payah kembali lagi?

Sudah pukul tiga sore dan selama tiga jam Bianca masih menunggu di lobby kantor Leon sembari mengerjakan pekerjaannya di laptop. Masih beruntung karena gedung itu memiliki coffee shop sendiri sehingga ia dapat mengisi perutnya yang kelaparan dengan dua potong roti yang dijual di sana.

Leon dan Calvin terlihat baru saja keluar dari lift VIP. Perawakan mereka yang sama-sama tampan tak heran selalu menarik perhatian orang.

Bianca mendongakkan kepalanya saat mendengar orang di sekitarnya berdesas desus, matanya mengikuti pandangan orang-orang yang menoleh dan melihat dua pria tampan seperti model sedang berjalan menuju pintu lobby.

Bianca terperangah melihatnya. Sejak kapan mereka kembali? Dan kenapa resepsionis tidak mengabarinya jika mereka sudah kembali?

Bianca bergegas berdiri dan berlari mengejar Leon dan Calvin.

"Calvin....! Leonnn!!" Teriak Bianca berusaha mengejar. Kini semua perhatian teralihkan kepadanya, menatap bingung dan heran.

.

.

.

.

.

To be Continue~

Terpopuler

Comments

3sna

3sna

ngapain nanya cb,,lngsung aja usir,,

2024-07-10

0

HNF G

HNF G

hahahaha..... gak sadar panggil mereka lgsg sebut nama😂😂😂😂😂

2024-06-03

1

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

ooo dasar!!!
siapa nih yg ngerjain bianca??

2024-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 ~Chapter 01~
2 ~Chapter 02~
3 ~Chapter 03~
4 ~Chapter 04~
5 ~Chapter 05~
6 ~Chapter 06~
7 ~Chapter 07~
8 ~Chapter 08~
9 ~Chapter 09~
10 ~Chapter 10~
11 ~Chapter 11~
12 ~Chapter 12~
13 ~Chapter 13~
14 ~Chapter 14~
15 ~Chapter 15~
16 ~Chapter 16~
17 ~Chapter 17~
18 ~Chapter 18~
19 ~Chapter 19~
20 ~Chapter 20~
21 ~Chapter 21~
22 ~Chapter 22~
23 ~Chapter 23~
24 ~Chapter 24~
25 ~Chapter 25~
26 ~Chapter 26~
27 ~Chapter 27~
28 ~Chapter 28~
29 ~Chapter 29~
30 ~Chapter 30~
31 ~Chapter 31~
32 ~Chapter 32~
33 ~Chapter 33~
34 ~Chapter 34~
35 ~Chapter 35~
36 ~Chapter 36~
37 ~Chapter 37~
38 ~Chapter 38~
39 ~Chapter 39~
40 ~Chapter 40~
41 ~Chapter 41~
42 ~Chapter 42~
43 ~Chapter 43~
44 ~Chapter 44~
45 ~Chapter 45~
46 ~Chapter 46~
47 ~Chapter 47~
48 ~Chapter 48~
49 ~Chapter 49~
50 ~Chapter 50~
51 ~Chapter 51~
52 ~Chapter 52~
53 ~Chapter 53~
54 ~Chapter 54~
55 ~Chapter 55~
56 ~Chapter 56~
57 ~Chapter 57~
58 ~Chapter 58~
59 ~Chapter 59~
60 ~Chapter 60~
61 ~Chapter 61~
62 ~Chapter 62~
63 ~Chapter 63~
64 ~Chapter 64~
65 ~Chapter 65~
66 ~Chapter 66~
67 ~Episode 67~
68 ~Chapter 68~
69 ~Chapter 69~
70 ~Chapter 70~
71 ~Chapter 71~
72 ~Chapter 72~
73 ~Chapter 73~
74 ~Chapter 74~
75 ~Chapter 75~
76 ~Chapter 76~
77 ~Chapter 77~
78 ~Chapter 78~
79 ~Chapter 79~
80 ~Chapter 80~
81 ~Chapter 81~
82 ~Chapter 82: Stuck in your life forever, the ending!~
83 ~Perkenalan Visual~
Episodes

Updated 83 Episodes

1
~Chapter 01~
2
~Chapter 02~
3
~Chapter 03~
4
~Chapter 04~
5
~Chapter 05~
6
~Chapter 06~
7
~Chapter 07~
8
~Chapter 08~
9
~Chapter 09~
10
~Chapter 10~
11
~Chapter 11~
12
~Chapter 12~
13
~Chapter 13~
14
~Chapter 14~
15
~Chapter 15~
16
~Chapter 16~
17
~Chapter 17~
18
~Chapter 18~
19
~Chapter 19~
20
~Chapter 20~
21
~Chapter 21~
22
~Chapter 22~
23
~Chapter 23~
24
~Chapter 24~
25
~Chapter 25~
26
~Chapter 26~
27
~Chapter 27~
28
~Chapter 28~
29
~Chapter 29~
30
~Chapter 30~
31
~Chapter 31~
32
~Chapter 32~
33
~Chapter 33~
34
~Chapter 34~
35
~Chapter 35~
36
~Chapter 36~
37
~Chapter 37~
38
~Chapter 38~
39
~Chapter 39~
40
~Chapter 40~
41
~Chapter 41~
42
~Chapter 42~
43
~Chapter 43~
44
~Chapter 44~
45
~Chapter 45~
46
~Chapter 46~
47
~Chapter 47~
48
~Chapter 48~
49
~Chapter 49~
50
~Chapter 50~
51
~Chapter 51~
52
~Chapter 52~
53
~Chapter 53~
54
~Chapter 54~
55
~Chapter 55~
56
~Chapter 56~
57
~Chapter 57~
58
~Chapter 58~
59
~Chapter 59~
60
~Chapter 60~
61
~Chapter 61~
62
~Chapter 62~
63
~Chapter 63~
64
~Chapter 64~
65
~Chapter 65~
66
~Chapter 66~
67
~Episode 67~
68
~Chapter 68~
69
~Chapter 69~
70
~Chapter 70~
71
~Chapter 71~
72
~Chapter 72~
73
~Chapter 73~
74
~Chapter 74~
75
~Chapter 75~
76
~Chapter 76~
77
~Chapter 77~
78
~Chapter 78~
79
~Chapter 79~
80
~Chapter 80~
81
~Chapter 81~
82
~Chapter 82: Stuck in your life forever, the ending!~
83
~Perkenalan Visual~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!