~Chapter 02~

Seorang gadis duduk manis di sebuah sambil melihat ke luar menatap jalanan yang mulai ramai. Gadis itu sendirian. Tiba-tiba saja seorang lelaki menghampirinya.

“Haii... Lara ya?” Bianca terperangah melihat laki-laki yang kini berdiri di hadapannya.

Laki-laki itu sangat tampan, tinggi, berkulit putih dan tubuhnya atletis, otot-otot besar di lengannya seakan  meronta ingin keluar dari baju yang  membalutinya.

Mata Bianca menjelajahi dada bidang laki-laki yang terlihat menggoda dipadu dengan kaos ketat berwarna hijau army. Kaos yang berlingkar leher V itu memamerkan dada atasnya dan itu sexy. Bianca tersipu membayangkan kata sexy di benaknya. Sejak kapan dia menjadi segenit itu. Wajahnya tersipu malu dan merona.

“Hai.. Alex ya?” Bianca berusaha serelaks mungkin.

Siapa yang tidak gugup saat berhadapan dengan  cowok tampan macho sedang tersenyum memamerkan lesung pipi di sebelah kiri wajahnya. Senyumannya sangat ramah, terkesan hangat dan akrab.

Cowok itu mengulurkan tangannya ke arah Bianca. Bianca dengan sigap beranjak dari kursinya dan berdiri menyambut uluran tangan cowok itu.

“Alex. ” Laki-laki yang tampak berusia mendekati 30 tahun itu mengulurkan tangannya.

“Bii.. hmm, Lara.” Jawab Bianca cepat karena dia hampir salah menyebutkan namanya dan segera menjabat balik tangan Alex.

Hufsss... Hampir saja ketahuan. Baru permulaan Bianca, jangan sampai kebocoran. Bianca memperingati dirinya sendiri.

“Mau pesan makan sekarang? ”

“Boleh.” Bianca merasa jantungnya berdebar-debar.

Gimana gak deg-degan? Hari ini Lara meminta Bianca berbohong menggantikan dia bertemu dengan Alex, cowok yang dijodohkan Mamanya. Dan lagi ternyata cowok blind date Lara itu sangat tampan sehingga membuatnya semakin salah tingkah.

“Kamu sudah lama nunggu? Maaf, nggak seharusnya pertemuan pertama kita aku membiarkan kamu menunggu.” Alex berbasa-basi saat mereka sudah menyelesaikan mengorder makanan.

“Gak pa-pa. Aku juga belom lama datengnya.” Jawab Bianca gugup.

Tak jauh dari meja mereka, tepatnya sekitar  3 meja di samping mereka, duduklah seorang wanita berkacamata yang menggunakan kemeja merah kotak-kotak. Wanita itu memperhatikan tingkah laku kedua orang itu.

Sesekali Bianca melirik ke arahnya itu sambil memberikan tatapan isyarat. Dia tak lain adalah Lara. Dia sedang mengawasi kencan buta si Lara palsu, dan seketika Lara menyesal bukan dia yang di posisi Bianca karena pria itu sangatlah tampan.

Tak jauh dari meja Lara, kira-kira 3 meja darinya ada segerombolan cowok berjumlah 3 orang yang sedang nongkrong sambil sesekali bercanda satu sama lain.

Mereka adalah teman-teman Alex, ada Jack, Max dan Jerry. Mereka juga sedang membuntuti kencan buta Alex, untuk sekedar iseng dan menemani Alex.

Bianca merasa berbincang dengan Alex sangat menarik, selain itu pengetahuan Alex sangat luas sehingga mereka tidak kehabisan bahan pembicaraan. Begitu juga sebaliknya, Alex merasa Bianca adalah gadis yang menarik, polos dan humoris. Tak jarang terlihat mereka saling tertawa dan melempar senyum.

“Heii...!” Seru seorang laki-laki menyapa teman-teman Alex.

Tubuhnya tinggi, hidung mancung, berkulit putih dan ototnya tidak kalah saing dengan Alex. Laki-laki itu memakai kaos ketat berwarna hitam dan celana jeans panjang yang berwarna biru tua. Pakaiannya terlihat simple tapi menarik, rambutnya hitam tebalnya terlihat acak-acakan.

“Woiii Leon....Lama banget sihh. Basi nih nungguin loe.” Sapa laki-laki yang dipanggil Jack menoleh membalas sapaan orang yang menyapanya dan diiringi tawa teman lainnya.

Yah, laki-laki itu adalah Leon Gerald Demaind, kakak angkat Bianca yang baru saja pulang dari Amerika untuk meneruskan perusahaan ayahnya.

“Ayoo duduk. Mana cewek loe, gak ikut?” Pria bernama Max dengan tubuh agak berisi dan berkacamata  bertanya dengan antusias.

“Apaan sih loe, Alex mana? Kencan sama ceweknya?”

“Tebak Alex di mana?” Tanya Jack balik.

“Yang pasti kencan sama cewek.” Jawab Leon yakin.

“Haha..., he is not like you Leon. Memang kamu, selalu sibuk sama cewek-cewek dan gonta ganti pacar?” Pria yang dipanggil Leon itu mengangkat bahunya cuek.

“Di sana...” Leon mengikuti arah yang ditunjuk Jack, tampak seorang gadis mungil sedang tersenyum dan menyimak apa yang Alex ucapkan, sepertinya dia sedang menceritakan lelucon.

Leon menoleh sekilas dan menoleh lagi memicingkan matanya memperhatikan wajah wanita yang duduk di hadapan Alex. Berusaha mengingat siapa dia karena tampak tak asing baginya.

Seperti mendapat ilham, Leon tiba-tiba saja ingat, membuat raut wajahnya berubah, rahangnya mengeras dan matanya terlihat berkilat, kini dia menyadari siapa wanita itu.

"Wowww...!! You said that Alex is not like me, but you see! Dia sedang kencan.” Protes Leon menggepalkan tangannya tapi dengan wajah tersenyum sinis.

“Mereka sedang kencan buta, Alex dijodohkan dengannya.” Bela Max sambil membenarkan posisi kacamatanya.

“Dijodohkan?" Tanya Leon bingung.

"Ya, biasa, bisnis sesama ibu-ibu, jadilah perjodohan anak mereka." Jelas Jack yang membuat Leon mengernyitkan dahinya semakin merasa aneh dan bingung.

"Sepertinya ada yang tidak beres.” Protes Leon.

“Kamu baru sampai dan hanya sibuk protes tentang masalah ini? Cmon, ini tidak lucu. Dan kamu tenang saja, diantara kita berlima, posisi The King of  Playboy tetap di tanganmu, tidak akan bisa kita rebut.” Jawab Jack menepuk-nepuk bahu Leon.

“Dan kita tidak berniat merebutnya.” Timpal Jerry yang sedari tadi hanya diam menyimak.

Jerry memiliki mata sipit karena keturunan dari ibunya orang Korea dan ayahnya orang Malaysia, terkesan lebih pendiam karena dia tak suka mencampuri urusan orang lain.

Leon hanya diam, tak menanggapi lebih jauh, ia memposisikan pandangannya tepat menghadap ke arah meja Bianca dan Alex. Leon sesekali mengobrol sambil mengamati serunya perbincangan Bianca dan Alex. Meskipun agak jauh tapi samar-samar dia bisa melihat interaksi antara Bianca dan Alex yang akrab.

~ ~ ~

“Oh ya, kamu tinggal di mana?” Bianca tersentak mendengar pertanyaan Alex, senyumnya tiba-tiba memudar. Dengan susah payah Bianca meneguk air ludahnya, memutar otaknya dengan cepat.

“Aku sewa apartemen deket sini, kalau kamu?"

“Aku tinggal di sekitar sini juga, tidak jauh.”

“Oh,” Jawab Bianca asal lalu melirik ke arah Lara. Gadis berkacamata itu memberikan isyarat menunjuk ke arah jam tangan yang dipakainya. Bianca membelalakan matanya kaget dan segera melihat arlojinya. Sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam dan Bianca bergegas mengambil tasnya.

“Alex.., maaf ya, aku harus pulang sekarang. Aku masih ada urusan.”

“Urusan apa semalam ini?” Alex melihat arlojinya, dia mengerutkan keningnya heran. Bianca tersenyum menjawab pertanyaan Alex dan itu membuat Alex bingung.

“Sesuatu.” Jawab Bianca asal.

“Se..suatu?”

“Sorry.., aku buru-buru, mesti pulang sekarang. Sampai jumpa nanti ya.” Pamit Bianca.

“Oh, it’s oke… see you next time.” Alex tersenyum kecil dengan tatapan heran dan  sedikit kecewa karena pertemuannya hari itu akan berakhir. Bianca beranjak dari kursinya dan melambaikan tangannya.

Tak lupa Bianca membayar makanannya di kasir, kemudian bergegas mendorong pintu cafe dan melangkah pergi. Dari balik kaca Alex melihat kepergian Bianca dengan tersenyum, menandakan dia menikmati pertemuan mereka dan dia mulai tertarik pada wanita kencan butanya itu.

Tak lama kepergian Bianca, Larapun bergegas membayar billnya dan menyusul Bianca. Mereka janjian bertemu di depan sebuah apotik yang terletak 20 meter dari cafe.

Bianca melihat orang yang berlalu lalang, langit sudah gelap dan hanya dihiasi beberapa bintang. Angin malam berhembus dengan tenang tapi dingin, Bianca memeluk dirinya sendiri yang sudah kedinginan.

“Bian..”

“Kok kamu lama sih La, aku kan takut nunggu sendirian.”

“Sorry... sorry, tadi aku gak sengaja nabrak tante-tante, barang bawaannya jatuh semua.”

“Nabrak orang? Kamu gak pa-pa kan?” Bianca memutar-mutarkan badan Lara dengan cemas.

“Tenang, gak da korban kok... Cuma beberapa butir telur yang pecah. ”

“Hah?? Kok bisa?”

“Bisalah, aku mau ganti rugi tapi Tantenya bilang gak usah. Baik banget.”

“Syukurlah kalo semua baik-baik aja. Yuk kita pulang.”

Bianca dan Lara memutuskan segera pulang karena takut kepergok oleh Alex. Bisa jadi Alex dan teman-temannya melewati jalan itu. Hari semakin gelap dan angin bertiup semakin kencang seperti akan turun hujan.

“Jadi apa yang kalian bicarakan sampai tertawa begitu akrab?” Selidik Lara saat mereka sudah tiba di apartemen Bianca.

“Kasih tahu gak yaaa??” Goda Bianca. Lara memegang tangan Bianca, menatapnya dengan tajam dan dengan lirih berkata,

“Ceritakan padaku semuanya, pleaseee. Aku bahkan menyesal memintamu menggantikan ku. Dia sangattttt... errr... Hot!” Ucap Lara histeris dan tak sabaran, rasa penasarannya terhadap cowok yang bernama Alex semakin tinggi, apalagi saat melihat cowok itu terus tersenyum dan tertawa saat berbincang dengan Bianca.

Lara merasa sangat menyesal karena tidak bisa bebicara langsung dengan Alex. Jika dia tahu dari awal Alex adalah cowok tampan yang dalam sekedip mata memandang bisa meluluhlantakkan hati para wanita, tentu saja Lara akan bertemu langsung dengannya tanpa membiarkan kesempatan itu diberikan kepada Bianca.

“Aku bilang juga apa? Lebih baik kamu lihat dan ketemu sendiri dengan dia. Sekarang bagaimana? Kamu dari tadi mengerutu menyesal? Hehh... ” Bianca mengomel menanggapi penyesalan Lara. Lara memanyunkan bibirnya.

“Aku mana tahu kalo dia seganteng dan sekeren itu, aku pikir dia biasa–biasa saja dan mana ada cowok ganteng mau blind date, kayak dia susah jodoh aja."

“Hahaa... Lain kali jangan suruh aku lagi ya, aku hampir mati kebingungan.”

“Oke, sekarang ceritain tadi kalian ngobrol apa aja." Lara melihat Bianca dan tersenyum nyengir. Bianca  mengerti maksud Lara. Ia mengangguk dan mengambil duduk di tepi kasurnya, sedangkan Lara duduk manis di kursi duduk milik Bianca. Bianca terlihat siap untuk memulai ceritanya.

"Hmm, kasih tau gak yaaa?? ” Ucap Bianca masih  mempermainkan perasaan Lara membuat teman baiknya menjadi kesal dan semakin tidak sabaran.

Dia menyadari Lara mati penasaran dengan Alex. Bianca saja masih bisa merasakan sisa panas di tubuhnya karena gugup, jantungnya berpacu dengan cepat seakan-akan dia baru saja berlari cepat dalam waktu yang lama. Bianca tahu dia juga menaruh ketertarikan kepada Alex yang benar-benar tampan dan errrr, benar kata Lara, HOT!

.

.

.

.

.

To be Continue~

Terpopuler

Comments

Ririn Mutiarini

Ririn Mutiarini

Wah Bianca jangan sampe saingan ma sahabat sendiri tp itupun jika Lara beneran suka bkn cm mengagumi sesaat sosok Alex 🤭

2024-05-16

2

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

syokorinnnnnn...
nyesel..
gak...?
tp...
nyesek.... 😄😃🤣🤣

2024-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 ~Chapter 01~
2 ~Chapter 02~
3 ~Chapter 03~
4 ~Chapter 04~
5 ~Chapter 05~
6 ~Chapter 06~
7 ~Chapter 07~
8 ~Chapter 08~
9 ~Chapter 09~
10 ~Chapter 10~
11 ~Chapter 11~
12 ~Chapter 12~
13 ~Chapter 13~
14 ~Chapter 14~
15 ~Chapter 15~
16 ~Chapter 16~
17 ~Chapter 17~
18 ~Chapter 18~
19 ~Chapter 19~
20 ~Chapter 20~
21 ~Chapter 21~
22 ~Chapter 22~
23 ~Chapter 23~
24 ~Chapter 24~
25 ~Chapter 25~
26 ~Chapter 26~
27 ~Chapter 27~
28 ~Chapter 28~
29 ~Chapter 29~
30 ~Chapter 30~
31 ~Chapter 31~
32 ~Chapter 32~
33 ~Chapter 33~
34 ~Chapter 34~
35 ~Chapter 35~
36 ~Chapter 36~
37 ~Chapter 37~
38 ~Chapter 38~
39 ~Chapter 39~
40 ~Chapter 40~
41 ~Chapter 41~
42 ~Chapter 42~
43 ~Chapter 43~
44 ~Chapter 44~
45 ~Chapter 45~
46 ~Chapter 46~
47 ~Chapter 47~
48 ~Chapter 48~
49 ~Chapter 49~
50 ~Chapter 50~
51 ~Chapter 51~
52 ~Chapter 52~
53 ~Chapter 53~
54 ~Chapter 54~
55 ~Chapter 55~
56 ~Chapter 56~
57 ~Chapter 57~
58 ~Chapter 58~
59 ~Chapter 59~
60 ~Chapter 60~
61 ~Chapter 61~
62 ~Chapter 62~
63 ~Chapter 63~
64 ~Chapter 64~
65 ~Chapter 65~
66 ~Chapter 66~
67 ~Episode 67~
68 ~Chapter 68~
69 ~Chapter 69~
70 ~Chapter 70~
71 ~Chapter 71~
72 ~Chapter 72~
73 ~Chapter 73~
74 ~Chapter 74~
75 ~Chapter 75~
76 ~Chapter 76~
77 ~Chapter 77~
78 ~Chapter 78~
79 ~Chapter 79~
80 ~Chapter 80~
81 ~Chapter 81~
82 ~Chapter 82: Stuck in your life forever, the ending!~
83 ~Perkenalan Visual~
Episodes

Updated 83 Episodes

1
~Chapter 01~
2
~Chapter 02~
3
~Chapter 03~
4
~Chapter 04~
5
~Chapter 05~
6
~Chapter 06~
7
~Chapter 07~
8
~Chapter 08~
9
~Chapter 09~
10
~Chapter 10~
11
~Chapter 11~
12
~Chapter 12~
13
~Chapter 13~
14
~Chapter 14~
15
~Chapter 15~
16
~Chapter 16~
17
~Chapter 17~
18
~Chapter 18~
19
~Chapter 19~
20
~Chapter 20~
21
~Chapter 21~
22
~Chapter 22~
23
~Chapter 23~
24
~Chapter 24~
25
~Chapter 25~
26
~Chapter 26~
27
~Chapter 27~
28
~Chapter 28~
29
~Chapter 29~
30
~Chapter 30~
31
~Chapter 31~
32
~Chapter 32~
33
~Chapter 33~
34
~Chapter 34~
35
~Chapter 35~
36
~Chapter 36~
37
~Chapter 37~
38
~Chapter 38~
39
~Chapter 39~
40
~Chapter 40~
41
~Chapter 41~
42
~Chapter 42~
43
~Chapter 43~
44
~Chapter 44~
45
~Chapter 45~
46
~Chapter 46~
47
~Chapter 47~
48
~Chapter 48~
49
~Chapter 49~
50
~Chapter 50~
51
~Chapter 51~
52
~Chapter 52~
53
~Chapter 53~
54
~Chapter 54~
55
~Chapter 55~
56
~Chapter 56~
57
~Chapter 57~
58
~Chapter 58~
59
~Chapter 59~
60
~Chapter 60~
61
~Chapter 61~
62
~Chapter 62~
63
~Chapter 63~
64
~Chapter 64~
65
~Chapter 65~
66
~Chapter 66~
67
~Episode 67~
68
~Chapter 68~
69
~Chapter 69~
70
~Chapter 70~
71
~Chapter 71~
72
~Chapter 72~
73
~Chapter 73~
74
~Chapter 74~
75
~Chapter 75~
76
~Chapter 76~
77
~Chapter 77~
78
~Chapter 78~
79
~Chapter 79~
80
~Chapter 80~
81
~Chapter 81~
82
~Chapter 82: Stuck in your life forever, the ending!~
83
~Perkenalan Visual~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!