Beberapa menit kemudian mobil yang di tumpangi Tania dan Reza berhenti pada sebuah toko perhiasan terbesar di kota ini.
Setelah memastikan mobil benar-benar berhenti. Para penumpang mobil itu langsung turun.
Tania ber-decap kagum melihat pemandangan di depannya, karena tentunya dia belum pernah datang ketempat itu.
Memang toko perhiasan itu di desain semenarik mungkin. Hingga tak heran membuat orang kagum melihatnya.
'Wah bagus sekali'
Dalam hati kecilnya gadis itu sedang mengagumi apa yang tengah di lihatnya.
"Mari tuan, nona" Pria pengawal Reza mempersilahkan Reza dan Tania untuk melangkah masuk ke toko yang mungkin hampir mirip gedung pastinya.
Tania berjalan di belakang Reza memasuki toko itu. Saat memasuki pintu masuk, mereka langsung di sambut hormat oleh pegawai dan pemilik toko, yang sudah berdiri berjajar untuk menyapa tamu kehormatan mereka.
" Silahkan Tuan Reza, merupakan suatu kehormatan bagi kami, karena anda sudah mengunjungi toko kami." Seorang Pria pemilik toko itu menyapa penuh keramahan sambil menundukkan sedikit kepalanya menyambut Tania dan Reza.
" Pilihkan Sepasang cincin pernikahan untuk ku dan calon istriku." Tania sontak terkejut mendengar perkataan Reza, dan membuat dia memandang laki-laki yang berdiri di sampingnya. Walaupun terdengar dingin tapi membuat gadis itu sedikit geli.
'Hah. Calon istri? kukira aku mau di anggap pembantu.' Gumam Tania dalam hati sambil menahan tawa. Karena sejak dari tadi gadis itu merasa tak di anggap keberadaannya oleh Reza.
" Baik tuan, silahkan." Pemilik toko itu berkata penuh sopan. Mempersilahkan Tania dan Reza masuk ke dalam.
Kali ini pemilik toko itu yang langsung melayani sendiri Reza dan Tania memilih cincin pernikahan. Dengan di kawal dua pegawainya.
Saat memilih cincin Tania tak banyak bicara, dia hanya diam seperti sudah pasrah pada pria di sampingnya itu. Ibarat seorang anak yang sudah pasrah pada orang tuanya. Hingga akhirnya pemilihan Reza berhenti pada sepasang cincin yang dihiasi berlian di tengahnya. Benar-benar indah.
Setelah di rasa sudah selesai. Reza langsung beranjak dari kursi tempatnya duduk.
" Maaf kak, boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Tania tiba-tiba dengan masih duduk di kursinya. mendongakkan kepala menatap Reza.
"Apa?"
" Setelah ini kita akan kemana lagi?"
Tania bertanya penasaran. Karena jujur saja dari tadi dia menahan rasa lapar akibat dia belum sarapan.
" Sudah ku bilang jangan terlalu banyak bertanya. Jika kau mau menjadi istriku ikuti saja kemana aku akan mengajakmu." Reza menjawab dingin dan acuh.
"Ah baiklah." Ucap Tania pasrah. Dia tak berani berkata sejujurnya pada pria itu.
' Ya Tuhan, perut ku sakit sekali rasanya.'
Gumam Tania dalam hati sambil menahan rasa perih dalam perutnya.
" Ayo kita pergi." Ucap Reza langsung melangkah tanpa memperdulikan Wanita di sampingnya itu.
Mendengar itu Tania langsung beranjak dari kursinya, berjalan mengikuti langkah Reza keluar dari toko, yang masih di ikuti pria pengawal Reza.
Mereka bertiga langsung menaiki mobil dan melaju meninggalkan halaman toko perhiasan itu. Seperti ikut serta dalam keramain jalan raya.
Saat di dalam mobil Tania hanya menutup mulut nya sambil meremas tangannya, masih menahan perih perutnya yang masih kosong. Karena ia merasa percuma jika ia berkata, tak akan di anggap laki- laki itu.
Beberapa menit kemudian, mobil yang mereka tumpangi sudah memasuki sebuah halaman luas salah satu restoran ternama di kota ini. Mobil itu berhenti di tempat parkir yang disediakan restorant itu.
Menyadari itu Tania terkejut.
" Turunlah. Aku tahu kalau kamu sedang lapar dari tadi." Masih dengan nada dinginnya.
' Bagaimana dia tahu kalau aku lapar? apa dia mendengar suara perut ku yang meronta- ronta sejak tadi?' Gumam Tania dalam hati terkejut mendengar ucapan Reza.
" Baik kak" tanpa banyak bicara Tania langsung mengikuti Reza keluar mobil dan berjalan mengekor di belakang nya.
Mereka berdua masuk kedalam tanpa di ikuti pengawal itu.
Dan di sambut ramah pelayan restorant itu.
" Silahkan tuan kami sudah menyediakan meja yang anda pesan." Pelayan itu berkata penuh sopan. Menuntun langkah Reza dan Tania ke suatu meja yang memang di pesan Reza.
" Mau pesan apa tuan dan nona?"
bertanya saat Tania dan Reza sudah duduk di kursinya masing-masing, saling berhadapan.
"Aku pesan spagethi dan segelas jus jeruk, dan kau pesan apa?" Tanya Reza sambil melirik Tania.
" Aku pesan nasi dan ayam bakar, dan juga segelas jus jeruk."
" Baik, silahkan di tunggu sebentar tuan dan nona." Ucap pelayan itu lalu meninggalkan mereka berdua.
Sambil menunggu pesanan. Reza sedang sibuk dengan ponselnya sedangkan Tania hanya mengedarkan pandangan kesana kemari melihat meja di restorant itu yang sudah penuh dengan pengunjung. Sesekali Wanita itu melihat ke arah Reza yang masih fokus dengan pekerjaannya di ponselnya.
Tak lama kemudian pesanan mereka sudah datang, Tania dan Reza langsung menikmatinya tanpa ada perkataan satu katapun di antara mereka.
"Aku antar kamu pulang. Dan kita bertemu lagi pas acara berlangsung." Kata Reza setelah melihat Tania sudah menghabiskan makanannya.
"Iya kak" Jawab Tania sambil tersenyum tipis.
" Ayo kita pulang sekarang."
Reza beranjak dari kursinya, dan berjalan ke pintu keluar di ikuti Tania di belakangnya.
Mereka langsung masuk kedalam mobil dan melaju menuju rumah Tania.
Bersambung dulu yah...
Hai, disini aku masih menggambarkan watak Tania yang pendiam yah.. Sebenarnya Tania bukan seseorang yang pendiam. Hanya saja disinikan dia masih belum terlalu mengenal Reza lebih dalam. Jadi dia hanya menjaga sikapnya di depan pria itu..simak terus yah ceritanya..Disini aku berusaha supaya bisa membuat cerita ini semenarik mungkin...☺☺😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Santi Rizal
to the poin banget reza
2022-12-14
0