...Bismillahirrohmanirrohim....
...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...
...بسم الله الر حمن الر حيم...
...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....
...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...
... 🍒Selamat membaca semua🍒...
"Bapak, Hana berangkat ke kuliah dulu, nanti pulang dari kuliah Hana mau langsung kerja sore baru pulang."
Gadis dengan pakaian syar'i rapi itu mengambil tangan bapaknya untuk bersalaman sebelum pergi.
"Bapak antar saja Han, sekalian mau ke rumah sakit ayo," ajak Herwin.
"Iya pak."
Satu minggu setelah operasi ibu Hana berjalan dengan lancar gadis itu sekarang berangkat kuliah sering berjalan kaki. Untungnya Hana tidak harus sering-sering pergi ke kampus karena hanya tinggal bertemu dosen pembimbing saja untuk menyelesaikan tugas akhirnya.
Sejak seminggu ini ibu, Hana belum juga sadar setelah melakukan operasi, Hana selalu berdoa untuk kesembuhan ibunya.
"Bapak hati-hati dijalan," pesan Hana setelah turun dari motor.
Sekarang Herwin sudah sampai mengantar Hana di depan kampus putrinya. "Iya, bapak pergi dulu. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Motor Herwin sudah tidak terlihat lagi Hana segera masuk gerbang kampus. "Han tumben sekarang nggak bawa motor lagi?" tanya Adel teman Hana yang baru saja menghampiri temannya itu.
Mendapatkan pertanyaan dari Adel, Hana menghembuskan nafas pelan seraya menatap Adel yang berdiri di sampingnya.
"Motornya udah dijual Del, jadi sekarang dianter bapak kalau mau ke kampus."
"Padahal pagi ini kita mau kunjungan ke perusahaan Sky Group untuk semua mahasiswa-mahasiswi bimbingan Ibu Nita."
"Astagfirullah kok aku nggak dapat info apa-apa sih Del."
Kedua gadis itu terus berjalan menuju gedung kampus sambil mengobrol. "Kamu kebiasaan jarang buka wa sih!"
"Lagian kalau nggak penting-penting amat ngapain buka wa coba," sahut Hana enteng hal tersebut malam membuat Adel menatap sahabat tak percaya.
"Makanya punya pacar Han biar hidup kamu nggak begitu-begitu aja biar wa kagak sepi, kalau punya pacarkan enak walaupun kamu nggak ada motor bisa diantar jemput, kalau ada pacar bisa bantuin ngerjain skripsi juga, enak kan punya pacar."
Hana memutar bola matanya malas mendengar ucapan temannya, kalau sama Adel pasti bahasnya kesana dan Hana paling tidak suka membahas hal menurutnya yang tidak penting.
"Dari pada pacaran lebih baik nikah saja Del, kalau nikah sudah jelas arahnya sudah jelas statusnya. Kalau pacaran apa coba? Nggak ada yang bersangkutan status pacar itu tidak kuat Del coba kamu pikir."
"Lagipula tidak punya pacar itu lebih asyik, tidak ada yang mengatur A dan B tidak ada yang menghalangi mau ngapain aja. Padahal cuman pacar kok kayak sudah jadi suami saja jadi lebih baik mana."
"Pacaran!" kekeh Adel tidak mau kalah.
"Lalu sudah berapa banyak kamu dirugikan dalam pacaran? Bukan hanya masalah finansial saja tapi semua, waktu, apa yang ada di diri kita atau mungkin juga harta. Aku tahu Del pacaran itu memang kelihatan indah tapi kalau dipikir-pikir lagi bukankah itu merugikan."
Cek!
"Enak saja itu tidak merugikan Hana, justru menguntungkan lalu membuat kita bahagia," balas Adel, dia ingin membuktikan pada Hana jika pacaran itu sangat membahagiakan dan juga menguntungkan seperti yang Adel katakan sebelumnya.
Dua gadis itu kini sudah sampai di depan ruang dosen mereka tapi tidak langsung masuk Hana tersenyum mendengar jawaban dari Adel.
"Coba kamu indra lagi Del seberapa banyak orang diluar sana yang depresi karena pacaran, bunuh diri karena pacaran rela melakukan apapun demi pacaran. Bahkan tak sungkan menyerahkan hal paling berharga dalam hidup mereka, seberapa banyak perempuan yang hamil diluar nikah, awal mula juga karena pacaran bukan. Walaupun aku tidak punya pacar tapi aku tahu seperti apa cara pacaran orang-orang diluar sana. Sekarang aku tanya sama kamu, apakah kamu pacaran sama Kenzo cuman sekadar jalan-jalan, pegangan tangan pasti lebih dari itu bukan."
Pertanyaan dari Hana membuat Adel terdiam, dia membenarkan apa yang Hana katakan dia dan Kenzo pacaran bukan hanya sekedar pengang tangan saja.
Melihat Adel yang diam saja Hana jadi merasa bersalah sudah terlalu banyak bicara. Hana menepuk pelan pundak Adel menyadarkan temannya sedang melamun.
"Sudah jangan dipikirkan itu pendapatku saja semua orang berhak memilik pendapat mereka masing-masing. Tapi yang jelas dalam islam pacaran tidak boleh, ayo masuk."
Tak lupa Hana mengetuk pintu ruangan dosen pembimbingnya lebih dulu baru setelah itu masuk ke dalam, sudah ada beberan mahasiswa disana.
"Kalian sudah datang semua kita berangkat sekarang," instruksi wanita paru baya yang merupakan ibu Nita.
"Baik bu!" jawab mereka semua.
Para mahasiswa-mahasiswi yang berjumlah sekitar sembilan orang itu mengikuti Nita memimpin langkah mereja menuju Sky Group sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri fashion perusahaan tersebut bukan hanya bekerja dengan perusahaan dalam negeri tapi juga sudah ada cabangnya diluar negeri pula.
Sampai di parkiran Hana sedikit bingung karena dia tidak memilik teman untuk ikut bersama dengan dirinya.
"Ada apa, kalian kenapa tidak segera jalan?" tanya Nita yang dibonceng oleh salah satu mahasiswanya.
"Hana tidak ada kendaraan bu," sahut salah satu teman Hana.
Sedangkan Hana tertunduk sedih memang di kota sulit sekali jika tidak punya motor walaupun Han tak masalah dirinya tidak punya motor sekalipun tapi jika disituasi seperti ini membuat Hana jadi terhambat.
Rasanya Hana ingin menangis, susah payah dia menahan diri untuk tidak menangis. Kamu bisa Hana, tolong jangan nangis sekarang, kamu cuman perlu tahu tempat tujuannya saja nanti bisa naik angkot.
"Saya tidak apa bu bisa naik angkot saja, boleh minta alamatnya nanti Hana akan menyusul," ucap Hana setelah bisa menguasai dirinya agar tetap tenang
"Ambil ini," sebuah kertas Nita berikan pada Hana, gadis itu cepat mengambil kertas dari tangan Nita.
"Terima kasih bu."
Nita mengangguk sebagai jawaban lalu menyuruh yang lain segera berangkat Hana pasti akan menyusul mereka.
"Han, aku duluan," ujar Adel merasa sedikit bersalah.
"Iya Del, hati-hati nanti kita ketemu di Sky Group semangat," sekarang Hana berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Melihat Hana tidak sedih lagi Adel bernafas lega, dia ingin mengajak Hana tapi sudah janji dengan yang lain lebih dulu.
Tes!
"Apa sih Hana, begitu doang kok kamu nangis," ucapnya pada diri sendiri.
Cepat Hana menyusul yang lain, ketika sampai di depan gedung Sky Group Hana datangan paling akhir dia tidak tahu harus kemana.
"Tuan bukankah itu gadis di rumah sakit satu minggu lalu," ucap Dito memberitahu Sky yang baru sampai ke perusahaan karena sudah memilik janji akan bertemu dengan mahasiswa-mahasiswi dari dua kampus ternama di kota mereka.
"Sedang apa dia disini? Apakah gadis itu sudah berubah pikiran, tapi tunggu bagaimana dia tahu jika saya ada disini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Susetiyanti RoroSuli
waduh ketemulahi nich , gimana nich mau dijadikan istrinya kali
2024-06-05
1
Yani
Sky gr 😁🤭
2024-03-21
0
Mukmini Salasiyanti
ihhhh si Babang baper an..
lain tujuan atuh, bang...
🤣🤣
2024-03-16
0