“Baiklah, aku akan mengambil tas dan beberapa baju di dalam mobilku. Apa kalian bisa menunggu?”
Mereka mengangguk dan Khiren segera pergi menggambil barang di dalam mobilnya. Dia melihat ada beberapa pakaian yang ternyata bukan miliknya, sebuah kemeja putih milik temannya yang meminjam mobil beberapa hari yang lalu. Karena tidak ada pilihan lain ia terpaksa membawa baju itu untuk di gunakan di tempat penginapan.
Ketika sampai di vila, dia melihat tempat itu di penuhi dengan mawar putih yang sedang mekar, begitu indah hingga dia sejenak berhenti. Mereka menunjukan sebuah kamar yang untuk Khiren di lantai aras, tempat yang sangat mewah untuk daerah terpencil. Saat ingin masuk ke dalam kamar dia terpikir akan sesuatu yang belum sempat di ucapkan pada mereka berdua yang mau menolongnya.
“Terima kasih telah membiarkan aku tinggal di sini, aku kan membayarnya nanti.”
“Jangan sungkan, anggap rumah sendiri. Kamu adalah tamu istimewaku hari ini. Oh ya, jarak kota dan tempat ini jika di tempuh dengan mobil sangat jauh, butuh waktu 5 jam agar bisa sampai ke sini loh! Jadi, kamu kok bisa nyasar ke sini?”
“Aku hanya mencoba mobil baruku dan malah tersesat sampai ke sini. Anggap saja aku sedang berpetualang.” Khiren mencari-cari alasan agar tak ada yang tau akan keadaanya.
“Mata kamu bengkak, apa kamu baru habis menangis, ya?” Untuk pertama kali pria berambut coklat itu bicara.
“Oh ya, siapa nama kalian?” Khiren mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Namaku Jordy dan ini di sampingku panggil aja Vano.”
“Vano?” Khiren sedikit terkejut mendengar nama itu disebut setelah bertahun-tahun, dia mencoba berpikir kalau nama mereka kebetulan sama, karena seingat dia Vano yang dia kenal adalah anak yang imut dan sedikit culun.
“Oh, ok! Aku mau istirahat dulu, apa kalian tidak masalah?” Dia segera masuk ke kamar dan bernafas lega setelah kabur dari pertanyaan yang akan membuat dia malu.
“Aku tak mungkin pulang ke rumah dengan baju ini, apa yang harus aku lautan sekarang?” Dia sejenak berpikir. “huft, Paman Bimo pasti bisa membantu aku? Apa aku hubungi dia saja,ya?” Dia mencari handphonenya di dalam tas dan mencoba menghubungi Bimo.
Bimo adalah asisten pribadi Ayah Khiren yang sudah di anggap seperti Ayahnya sendiri. Khiren meminta Bimo mengirimnya beberapa pakaian untuk dia gunakan esok hari karna dia akan pergi ke kantor Ayahnya untuk menggambil alih perusahaan selama ayahnya pergi. Beberapa jam setelah itu Khiren yang lelah akhirnya tertidur dengan sangat pulas di atas kasur dengan selimut yang begitu lembut dan hangat. Di saat bersamaan datang 5 orang bertubuh besar dan menutup hampir seluruh tubuh mereka dengan pakaian hitam juga menggunakan masker. Tanpa aba-aba mereka mendobrak pintu masuk vila itu, waktu hampir menunjukkan tengah malam, suara-suara dari pintu yang di dobrak dan barang-barang yang pecah tak cukup untuk membangunkan Khiren yang lelap dalam mimpi indahnya.
“Siapa kalian?”
Jordy dan Vano menghampiri mereka, Jordy sangat kesal melihat seluruh penjaga vila itu tumbang dan 5 orang itu juga membuat kerusakan yang cukup parah di bagian ruang tamu.
“Dimana nona Khiren?” Bicara dengan ada membentak dan tatapan membunuh.
“Jangan coba-coba mendekati putri kecilku!”
Jordy hampir saja ingin menghajar mereka namun, dia di tahan oleh Vano dan dia membisik’kan sesuatu pada Jordy.
“Jika kamu masih sayang nyawa lebih baik diam! Nanti akan aku jelaskan, sekarang beritahu saja dimana Khiren sebelum mereka semakin mengamuk.”
Mendengar ucapan Vano, Jordy terpaksa mengatakan di mana Khiren berada.
“Dia di lantai atas di kamar kedua dari tangga.”
Setelah mendapat petunjuk mereka langsung menuju ke kamar khiren, mereka membawa Khiren keluar beserta dengan selimut yang terus di peluk Khiren. Mereka membawa Khiren meninggalkan daerah itu menggunakan halikopter pribadi milik Bimo.
Setelah mereka semua pergi semua orang dalam rumah itu mulai membersihkan kekacauan yang di buat oleh orang yang tidak di kenal itu. Jordy terus melihat kepergian Khiren dengan tatapan rasa bersalah karena telah membiarkan idolanya diculik di depan matanya dan dia tidak dapat membuat apa-apa untuk menolong wanita lemah itu.
“Sudahlah, dia itu bukan di culik!” Vano menepuk pelan pundak Jordy yang masih menatap kepergian Khiren dengan tatapan rasa bersalah.
Jordy berbalik dan menatap Vino dengan tatapan marah.
“Maksud kamu apa?”
“Dia itu anak orang kaya, ayahnya punya 13 perusahaan cabang yang tersebar di Asia, Ayahnya itu adalah orang terkaya ke 3 di Asia dan ibunya juga punya perusahaan sendiri di Indonesia dan bahkan keluarga Ibunya punya rumah sakit terbaik di Jakarta. Jadi, coba pikir apa mungkin dia bisa di culik segampang itu?”
“Entahlah, tapi ini benar-benar gila!” jawab Jordy ragu dan hampir tidak percaya.
“Kalau aku gak salah tebak mereka yang membawa dia pergi itu adalah pengawal khusus milik ayahnya. Kalau aku benar maka tindakan kita tadi adalah hal yang paling benar karna mereka itu tidak pandang bulu dalam membantai orang, mereka patuh sekali dengan tuannya dan mereka itu adalah penjaga yang paling kuat.” Ucap Vano yang ikut memandangi kepergian Khiren.
“Emm… oh ya, aku baru ingat kalau dari pertama kita bertemu dengan Khiren kamu terkesan biasa saja, padahal aku melihat kamu mempunyai banyak koleksi foto Khiren di dalam kamar kamu bahkan ada sebuah foto yang belum sempat aku tanyakan pada kamu.”
“Aku tahu, pasti yang kamu maksud adalah foto kami berdua menggunakan seragam SMA, yakan?”
“Benar banget! Apa kalian teman lama?”
“Ya, bisa dibilang begitu! Kami adalah teman lama dan sebenarnya dulu kami hampir pacaran tapi karena sebuah permasalahan akhirnya kami malah menjadi musuh dan dia membuat aku keluar dari sekolah.” Vano terlihat sedih dan sedikit kecewa saat membahas hal itu.
“Jadi dia jahat?”
“Gak, bukan itu maksudku, itu semua salahku. Dia memusuhi aku karena keserakahan ku, dia dan aku membuat sebuah kesepakatan dimana jika aku kalah maka, aku harus pindah sekolah dan jika dia kalah maka dia harus menuruti permintaanku untuk keluar dari lingkaran 7 bersaudara.”
“Ohhh… em, kenapa kamu terkesan membenci 7 bersaudara?”
“Karna di dalamnya ada 6 orang laki-laki yang terlalu dekat dengan Khiren lebih dari aku, aku hanya tak bisa melihat Khiren duduk dan tertawa dengan laki-laki lain. Makannya aku meminta hal itu dan yang aku dapatkan malah amarahnya. Aku terus menatapnya tadi tapi, sepertinya dia tidak mengingatku. Aku ingin memberitahunya tapi… aku melihat dia baru saja terkena masalah makannya aku tidak ingin menambah beban di pundaknya yang rapuh itu.”
“Ternyata begitu, yang sabar sob! Kalau dia di takdir kan buat kamu meski dia berlari hingga ke ujung dunia takdir pasti akan membuat dia kembali ke pelukan kamu. Ayo kita masuk! Udara di luar cukup dingin” Jordy sedikit menggigil saat angin menghembus.
Mereka segera masuk dalam vila dan kembali untuk tidur, hati Vino sebenarnya masih sedikit sakit saat mengingat masa lalu dimana kebodohan dan keegoisannya membuat dia kehilangan orang yang paling berharga dan yang paling di cintanya. Dia berbaring dan melihat kearah langit-langit kamarnya dan dia berharap kali ini dia tidak akan kehilangan wanita yang sangat di cintainya untuk ke dua kalinya.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Maula
lanjut thorrr
2020-07-29
3