seorang gadis duduk terdiam dengan pandangan kosong,seolah nyawanya sedang di dunia lain sampai seseorang yang sedari tadi memanggil namun tak ada respon.
brukk.
sebuah bantal melayang tepat di wajah nadda, yang sedang melamun ia ingin marah namun ia tahan setelah melihat sang pelaku.
"apa! mau marah lo,kenapa sih dipanggilin gak nyaut cuma bengong kayak mayat hidup aja"
"sorry ada apa?"
ucap nadda.
"gue..ngapain ya entar dulu gue inget inget dulu"
ucap gadis didepan nadda dengan pose berpikir.
"ya sudah gue ambil minum dulu"
sebelum nadda keluar gadis tadi berbicara.
"sekalian makanannya gue laper"
"baik tuan putri Adelia"
ucap nadda pergi keluar ruangannya meninggalkan gadis yang bernama Adelia Vega Ervina.
"dasar kebiasaan pelupanya gak ilang-ilang"
gerutu nadda yang sedang membuat minuman dan makanan kenapa ia tidak menyuruh karyawan lain ? jawabannya karena ia bukanlah pemilik resto ini dan dia masih bisa mengerjakan sendiri.
"buat siapa mba"
tanya Ita salah satu karyawan
"buat tuan putri Adel"
gerutu nadda mengingat kelakuan salah satu sahabatnya.
"ouh sabar-sabar ya mba"
"sudah dari dulu"
"Mba nanti meeting gak?"
"meeting? buat apa?"
nadda menghentikan pekerjaannya dan menatap kearah Ita dengan wajah bingung.
"Mba lupa,setiap akhir bulankan kita mengadaan meeting.apa penyakit tuan putri Adelia menular? kalau memang,ia sepertinya aku harus berhati-hati"
ucap polos Ita membuat nadda menepuk dahinya.
"hah,mana ada penyakit pikun menular ada-ada saja kau ini.saya memang lupa mungkin karena banyak pikiran,makasih sudah mengingatkan dan bilang pada yang lain jangan pulang dulu"
nadda membawa nampan pergi ke ruangannya.
setelah Adelia pergi nadda meneruskan pekerjaannya dan iya mengadakan meeting.
"oke sekian sampai disini kalian boleh pulang"
ucap nadda
"iya mba assalamualaikum"
ucap semua karyawan
"wa'alaikumsalam hati-hati dijalan"
nadda belum beranjak dari tempat duduknya, iya masih kepikiran soal Adelia yang datang hanya untuk memberi tahu pernikahan iza,ia pusing memikirkannya walau keluarga tidak mempersalahkan nadda,namun ia tahu kalau didalam lubuk hatinya ia ingin segera menikah seperti lainya.
brukk..
"aw sakit siapa sih jalan gak mata"
gerutu nadda memungut sayuran serta buah yang ia beli tanpa melihat orang yang menabraknya.
"maaf saya tidak sengaja"
ucap seseorang yang membantu memungut buah dan sayuran milik nadda.
"iya gak pa...pa"
nadda terdiam ketika melihat wajah didepannya.
"kamu gak papa? kenapa kamu diam,ada yang salah dengan wajah saya"
tanya seseorang didepannya.
"gu..gue gak papa lain kali hati-hati jalannya permisi"
nadda berdiri dan meninggalkan seseorang tadi sendiri dengan tatapan bingung.
"dia kenapa? perasaan ini pertama kalinya aku bertemu dia ahh sudah mending aku pulang"
seseorang itu pun pergi dengan perasaan yang susah dijelaskan.
disisi lain nadda hanya terdiam memikirkan apa yang baru ia lihat ia menepuk kedua pipinya untuk menyadarkan kalau ini bukan mimpi.
plakk..
"akhh ternyata sakit berarti ini, bukan mimpi lalu kenapa wajahnya sama persis? apa benar kalau di dunia ini kita punya kembaran meski berbeda darah? akhh kenapa dipirin sih pusing aku"
nadda semakin pusing dengan pemikirannya ia pun beranjak rak lain untuk membeli kebutuhan lain.
maaf kalau banyak typo maklum penulis pemula terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
ossi
terima kasih kak.
2022-08-24
1
Ais-Sulastry
semangat kk othor 👍😘
2022-08-23
1