Merebutkan Warisan

Perjalanan baru saja dimulai ketika Bai Feng meninggalkan kemegahan dari Aula Kemuliaan tempat dimana Dia menimba ilmu. Fitnah dan jebakan diterimanya secara kejam memaksanya menjadi hina dimata semua orang. Penghinaan yang tak akan pernah bisa dilupakan sampai kapanpun. Hembusan angin lembut mendinginkan suasana hatinya ketika sampan miliknya berada di tengah-tengah lautan lepas. Gunung menjulang tinggi begitu indah namun mematikan. Bai Feng ingat bahwa gunung di depannya merupakan tempat asal mula dirinya mendapatkan fitnah. Salah satu dari tiga gunung suci dan pulu mistis Aula Kemuliaan.

"Jika melihat alur dari peta maka jalur menuju harta karun berada diantara tiga gunung yang menjadi gerbang masuk dimensi lain," gumamnya melihat peta yang tertanda garis segitiga yang berada di atas gunung.

Bai Feng menyimpan kembali peta miliknya menajamkan indra penglihatannya ketika melihat seseorang berdiri di atas air tak jauh di depannya.

"Xi Qingling? " gumamnya tak percaya.

Sampan berhenti ketika jarak menjadi lebih dekat. Xi Qingling tersenyum sedih melihat keadaan Bai Feng.

"Mengapa kau mengambil resiko pergi? "

"Kau tak akan mengerti bagaimana laki-laki menghargai dirinya sendiri, " jawab Bai Feng.

"Jika kau tetap mencari harta yang tertera pada peta maka kematian hanyalah akhir dari perjalanan panjang, " balas Xi Qingling.

"Kau selalu mendukungku selama ini namun nasehatmu hari ini aku terima dengan baik. Hidup ataupun mati memiliki prosesnya sendiri dan aku memilih jalan yang benar"

Keduanya saling menatap satu sama lain. Xi Qingling mengulurkan lengannya memberikan artefak kepada Bai Feng.

"Kipas bulu emas artefak kerajaan Huangjin yang diberikan khusus kepadaku. Kau bisa menggunakannya selama pencarian harta karun"

Bai Feng menerima kipas bulu emas pemberian Xi Qingling dan menyimpannya dengan baik.

"Aku akan mengembalikannya"

Xi Qingling menganggukkan kepalanya pergi. Bai Feng kembali melanjutkan perjalanan dengan mendayung sampan untuk pergi ke perairan di balik gunung logam. Beberapa hari kemudian Bai Feng sampai di tengah-tengah perairan tiga gunung suci. Air begitu tenang menyembunyikan bahaya yang tersembunyi. Kemegahan gunung suci yang begitu dipuja serta di jaga oleh Aula Kemuliaan.

"Sekarang adalah mencari cara untuk mengaktifkannya, " gumam Bai Feng melihat sekelilingnya cermat.

Ledakan energi tiba-tiba muncul menghempaskan angin kuat menyebabkan gelombang pasang. Bai Feng mencengkeram erat sampan menahannya sekuat tenaga.

"Seseorang mendekat! " pekiknya ketika merasakan hawa keberadaan orang lain mendekat. Dirinya melompat ke dalam air bersembunyi di bawah sampan. Tak lama kemudian seseorang datang melihat sampan yang masih bergoyang memandang curiga.

"Yang Mulia, apakah ada sesuatu? " tanya seseorang datang setelahnya.

"Tidak. Hanya saja aku merasakan hawa keberadaan seseorang sebelumnya, " jawab Xi Xuanming. Pangeran kerajaan Huangjin, kakak kandung Xi Qingling.

"Sesuai perintah Yang Mulia, hamba menandai perairan tenang sesuai peta, " ucap Bao Xin. Penjaga sekaligus orang kepercayaan pangeran Xi Xuanming.

"Bagus! Aku akan membuka gerbang masuknya, " balas Xi Xuanming mengeluarkan artefak slip giok yang mengeluarkan kekuatan hebat menembakkan sinar ke arah gunung logam yang disusul dengan tembakan kekuatan balik dari gunung logam ke gunung lainnya hingga segitiga emas tercipta. Pintu portal muncul di tengah-tengah segitiga emas dimana Xi Xuanming dan penjaganya masuk ke dalam.

Bai Feng menyembul keluar dari balik air melihat portal yang tertutup memandang rumit memikirkan caranya masuk.

"Tidak! Satu-satunya kesempatanku adalah hari ini, " ucapnya bertekad merangkak naik ke sampan namun dirinya tersadar ketika tubuhnya seakan ditarik oleh sesuatu. Pusaran air raksasa tercipta membuatnya berputar-putar mengikuti arus air.

"Tidak!!! " teriaknya keras ketika mata pusaran menelan dirinya.

Blubuk.. Blubuk.. Blubuk...

Bai Feng tersadar ketika dirinya berada di dalam air segera berenang naik ke permukaan. Nafasnya tersengal-sengal melihat sekelilingnya bingung. Dirinya berada di pinggiran kolam dimana dinding-dinding batu memiliki relief kuno yang aneh.

"Sepertinya aku memasuki reruntuhan kuno di bawah air, " gumamnya beranjak berdiri menjelajahi tempat melihat-lihatnya lebih jelas.

Bai Feng berjalan melalui lorong-lorong mengikuti intuisi nya dimana ia menemukan aula megah. Langit-langit ruangan penuh akan bintang-bintang astronomi dengan bola armiler menggantung begitu besar. Altar Yin Yang tepat berada di bawah bola armiler dengan sebuah peti mati giok di tengah-tengahnya. Bai Feng berjalan mendekati peti menyentuh reliefnya merasakan tekstur halus yang tak terbayangkan sebelumnya.

"Jika kau ingin hidup, menyingkirlah dari sana, " ucap Xi Xuanming.

Bai Feng berbalik begitu mendengar suara angkuh menggema di ruangan.

"Siapa kau? "

"Xi Xuanming, pangeran kerajaan Huangjin. Kau seharusnya berlutut ketika melihatku"

"Berlutut! "

Bai Feng tak gentar dengan bentakan serta dominasi Xi Xuanming. Dirinya tetap tegap mengangkat kepalanya menjaga harga dirinya.

"Kau benar-benar berani mengabaikan perintah Yang Mulia, " balas Bao Xin melesat maju melemparkan pisaunya.

Bai Feng salto menghindari pisau berkecepatan tinggi yang mengarah kepadanya.

Buggg...!!!

Bao Xin memukul kaki Bai Feng dimana keduanya bertarung jarak dekat tanpa henti melemparkan serangan bertubi-tubi.

"Ternyata kau seorang sampah, "ucap Bao Xin tersenyum remeh menggores bahu Bai Feng menggunakan pisau tajamnya.

Bai Feng mundur setelahnya. Dia menatap lurus pisau yang berada di tangan Bao Xin.

"Ternyata Dia, penjaga pangeran Xi Xuanming Bao Xin pengguna pisau tercepat keempat di dunia dari klan Bao, " batin Xie Feng waspada.

"Kenapa? Kau takut mati setelah melihat teknik ku? " tanya Bao Xin.

"Heh! Aku tak melihat kau melukai tubuhku, " jawab Bai Feng mendengus dingin memperlihatkan bagian yang dimaksud Bao Xin. Luka goresan menghilang tak berjejak membuat Bao Xin mengernyitkan dahinya.

"Pisau Tak Berjejak milik Bao Xin memiliki kecepatan seperti kilat dengan luka dalam yang mampu memutuskan otot dan syaraf seseorang membuatnya lumpuh seketika. Tapi dia tak terluka sama sekali, apakah dia melatih teknik tubuh surgawi? " batin Xi Xuanming.

Bao Xin berlari mengelilingi Bai Feng dengan kecepatan tinggi hingga membuatnya tak terlihat. Angin berhembus secara searah menciptakan bilah tajam menembakkannya secara beruntun.

"Seranganmu tak berpengaruh kepadaku, " ucap Bai Feng menyombongkan diri.

"Kau benar-benar sombong, " balas Xi Xuanming melambaikan tangannya menekan Bai Feng hingga berlutut.

Bao Xin berhenti begitu melihat Bai Feng jatuh tertunduk di tanah. Penekanan jiwa dari ranah yang lebih tinggi ampuh menyerang dari jarak jauh.

"Sial! Dia memiliki ranah yang lebih tinggi dibandingkan diriku. Aku dipaksa tunduk olehnya," gumamnya kesal.

Gulungan kemaharajaan mengeluarkan auranya di dalam lautan kesadaran melindungi jiwa Bai Feng dari penekanan Xi Xuanming membuat sang empu tersenyum cerah. Dia berdiri secara perlahan-lahan menatap Xi Xuanming tajam.

"Aku seorang sampah? Kau sampah yang sebenarnya, " ucapnya mendengus dingin.

"Kau! " marah Xu Xuanming.

Bao Xin hendak bertindak namun kekuatan hebat tiba-tiba menekan semua orang tak terkecuali. Cahaya melesat keluar dari dalam peti yang merupakan sisa kesadaran seseorang dimasa lalu.

"Kalian benar-benar datang ke reruntuhan Aula Lama. Semuanya murid Aula Kemuliaan kecuali seorang assasin dari klan Bao" ucapnya penuh wibawa.

Xi Xuanming maupun Bai Feng sama-sama terkejutnya mendengar ucapan seseorang di depannya.

"Aula Lama? Tempat dimana asal berdirinya Aula Kemuliaan yang dahulu dan yang pertama sebelum masa sekarang. Sepertinya Dia salah satu penghuni peringkat kemuliaan surgawi," batin Bai Feng.

"Aku Jia Fang pendirian Aula Kemuliaan. Karena kalian murid ku maka kalian akan memperebutkan warisan yang ada di dalam reruntuhan Aula Lama. Tiga harta berada di dalam Aula diantaranya adalah Bola Semesta Peramal Segalanya, Peta Bintang dan Yin Yang yang satu. Kalian akan menunjukkan yang terbaik untuk mendapatkannya"

"Murid mengerti, " ucap mereka serempak.

Jia Fang melambaikan tangannya menciptakan portal. Keduanya masuk ke dalam memasuki arena ujian reruntuhan Aula Lama yang sebenanya. Jia Fang menghilang setelahnya.

Terpopuler

Comments

y@y@

y@y@

👍🏿👍🏾👍🏿👍🏾👍🏿

2024-04-29

0

Harman LokeST

Harman LokeST

seeeeeeemuuuuuuanyaaaaassssaaaaaa terus Bai Feng

2024-04-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!