BAB 2

Di sinilah Rani sekarang, duduk dengan gugup di ruang tamu kediaman nyonya Amelia. Wanita tua yang sudah berumur lebih dari enam puluh tahun itu lah yang memanggilnya tadi.

Ibu Rani adalah seorang penjahit, dan nyonya Amelia ini adalah salah satu pelanggan tetap ibunya. Hampir setiap bulan beliau selalu memakai jasa ibunya. Kata nyonya Amelia, hasil jahitan ibu Rani sangat rapi dan sangat nyaman di pakai. Rani pun mengenal nyonya Amelia karena ia sering di suruh ibunya untuk mengantarkan pakaian yang sudah selesai di jahit.

" Tadi saya mendengar sedikit cerita dari budi, katanya nak Rani tadi dikejar sama anak buahnya Juragan Wisnu. Apa itu benar nak? ", tanya nyonya Amelia sambil menatap lekat wajah ayu Maharani.

" Be benar nyonya ", jawab Rani sambil menatap sekilas ke arah wanita tua itu. Kemudian ia melirik sekilas pada wanita paruh baya yang baru saja duduk di dekat nyonya Amelia. Rani tidak mengenal wanita itu, sebab ia tidak pernah bertemu wanita itu meski dirinya sudah beberapa kali mengantar pakaian pesanan nyonya Amelia. Kemudian ia kembali menunduk dengan jemarinya yang saling bertaut.

" Ada masalah apa nak sampai kamu di kejar-kejar anak buah juragan Wisnu? ", tanya nyonya Amelia yang terlihat khawatir sekaligus penasaran.

Saat mendengar pertanyaan nyonya Amelia, Rani sedikit ragu untuk bercerita. Namun ia pikir tidak ada salahnya ia berbagi bebannya saat ini pada wanita tua yang terkenal baik dan ramah itu. Siapa tahu nyonya Amelia bisa memberinya solusi atas permasalahan yang sedang di hadapinya.

" Juragan Wisnu ingin memperistri saya nyonya ", jawaban Rani sontak membuat nyonya Amelia terkejut sampai menutup mulutnya. Begitu juga wanita yang berada di samping nyonya Amelia.

FLASHBACK ON

" Saya sudah menunggu hampir dua bulan untuk menemukan momen yang pas untuk berkunjung lagi ke kediaman anda pak Adi. Bagaimana pak adi anda setuju kan jika putri bapak menjadi istri saya ", ucap juragan Wisnu dengan senyuman lebar. Manik matanya begitu berbinar menatap ke arah gadis belia yang tengah duduk di depannya dan sedikit bersembunyi di balik punggung pak Adi.

Pak Adi tampak sedikit takut saat akan menjawab ucapan juragan Wisnu. Pria yang seumuran dirinya itu terkenal suka memaksa dan menindas orang-orang miskin seperti dirinya.

" Untuk ke sekian kalinya saya minta maaf juragan Wisnu. Anak saya Maharani masih belum siap untuk menikah. Apalagi dia baru saja lulus sekolah. Rani masih ingin bekerja dan mengejar cita-citanya. Sa saya harap juragan Wisnu mau mengerti ", jawab pak Adi dengan terbata-bata.

" Alah untuk apa bekerja dan mengejar cita-cita. Jika Rani menikah dengan juragan Wisnu semua keinginan anak gadismu itu bisa terwujud tanpa harus bersusah payah. Semua kebutuhan Rani dan keluargamu akan di tanggung oleh juragan Wisnu yang kaya raya ini ", sela Doni dengan menggebu-gebu. Ia yang sudah di janjikan akan di lunasi hutang-hutangnya oleh juragan Wisnu, tampak begitu bersemangat menjodohkan anak kakaknya itu dengan pria tua di sampingnya.

Juragan Wisnu langsung menegakkan tubuhnya sambil tersenyum bangga saat mendengar sanjungan dari Doni. Ia kembali tersenyum lebar ke arah Rani, yang mana membuat gadis cantik itu langsung bergidik ngeri.

" Kamu jangan ikut campur don, ini urusan akang dengan juragan Wisnu ", geram Adi pada sang adik. Rani pun juga ikut menatap kesal pada pamannya itu. Adik bapaknya itu lah yang paling genjar membujuknya untuk menerima lamaran juragan Wisnu.

Jangankan menerima lamaran juragan Wisnu, membayangkan menjadi istrinya saja sudah membuat bulu kuduk Rani berdiri. Bayangkan saja, menikah dengan pria tua yang berusia lima puluh tahun lebih, dengan perut buncit, rambut kriting dan ia juga sudah memiliki tiga orang istri. Mau jadi apa masa depannya nanti.

" Kamu itu bodoh kang, di ajak hidup enak kok gak mau. Kapan lagi ada pria tampan dan kaya yang mau melamar anakmu itu ", kesal Doni.

Hahhh tampan, Rani yang mendengar kata tampan rasanya ingin langsung muntah. Pamannya itu memang sungguh penjilat profesional. Semua pujian akan ia keluarkan demi membuat juragan Wisnu merasa senang. Tidak peduli apa yang ia ucapkan itu tidak sesuai kenyataan.

Pak Adi tampak tidak menggubris omongan Adiknya, ia kembali menatap ke arah juragan Wisnu.

" Saya mohon juragan Wisnu, putri saya sungguh belum siap menikah. Jadi saya harap juragan Wisnu mau mengerti ", ucap pak Adi dengan raut memohon.

Juragan Wisnu yang kesal karena lamarannya kembali gagal, dengan kasar langsung berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari rumah pak Adi sambil menendang pintu dengan kencang.

BRAKK

" Astaga ", Rani dan bapaknya tampak terkejut dan langsung mengelus dada.

" Kamu itu memang bodoh kang. Lihat saja jika dengan cara baik-baik kamu tidak mau, jangan salahkan juragan Wisnu jika ia berbuat kasar ", ancam Doni sambil berjalan menyusul juragan Wisnu.

Setelah orang-orang tadi pulang, pak Adi segera menutup pintu rumahnya dan tidak lupa menguncinya. Kemudian ia kembali duduk di dekat putrinya Rani. Ibu Salma dan kedua adik rani yang sejak tadi bersembunyi segera keluar dan ikut duduk di ruang tamu yang cukup sempit itu.

" Sepertinya, kamu harus meninggalkan kampung ini nak. Bapak takut jika juragan Wisnu akan berbuat nekat ", ucap pak Adi serius.

" Tapi bagaimana dengan nasib bapak ibuk dan juga adek-adek pak. Rani takut, di saat Rani tidak ada di sini, mereka akan menyakiti kalian ", manik mata gadis cantik itu sudah mulai berkaca-kaca.

" Kamu tenang saja nak, ada pakdemu yang bisa bantu bapak. Apalagi yang diinginkan juragan Wisnu itu kamu nak bukan kami. Yang terpenting sekarang adalah keselamatan kamu, masa depan kamu. Apalagi bapak tidak bisa menjagamu terus, bapak juga harus pergi bekerja mencari nafkah untuk ibu dan juga adik-adikmu ",

" Tapi rani harus ke mana pak? Rani kan gak kenal siapa-siapa selain keluarga kita ini ", kata rani sedikit berat menyanggupi keinginan bapaknya itu.

" Untuk sementara waktu, kamu bisa pergi ke kota. Kamu cari saja kos-kosan milik pak Damar. Beliau itu temen bapak, nanti kamu bisa minta tolong beliau juga untuk mencari pekerjaan. Nanti bapak akan kasih kamu alamat lengkapnya. Hanya sementara nak, setelah keadaan tenang kamu bisa kembali lagi kesini ", ucap pak Adi sambil menggenggam tangan putrinya.

Rani yang mendengar penjelasan panjang lebar dari pak Adi tampak diam termangu. Pikirannya sungguh dilema saat ini. Dengan air mata yang sudah jatuh ke pipi, ia menatap ibunya dan kedua adiknya yang juga terlihat menangis. Tiba-tiba rasa sesak menghimpit dadanya dengan kuat.

" Aku harus bagaimana ", batin Rani bingung.

***********

Jangan lupa dukungannya readers semua 😁😁

Terima kasih 😘😘

Terpopuler

Comments

Kim Jong Unch

Kim Jong Unch

Kasian Rani, mudah-mudahan dia bisa melarikan diri ke tempat yang aman. ☺️☺️☺️ Author sayang aku kasih masukan dikit ya, tolong dong tanda kutip nya jangan bermusuhan. Overall ceritanya bagus.

2024-03-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!