Rani tampak diam mematung di tempatnya. Manik matanya masih menatap lekat pada pria dewasa yang ada di hadapannya. Baru kali ini Rani melihat ada pria setampan dan sesempurna itu. Rahang yang tegas, hidung mancung, brewok tipis yang membuatnya semakin terlihat maskulin, dan tubuh tinggi tegap dengan otot lengan yang kekar. Astaga seperti melihat artis luar negeri saja.
Sedangkan yang di tatap tampak cuek dan kembali melanjutkan kegiatannya tadi yang tertunda, yaitu mencium tangan mama Safira dan papa bagas, kemudian lelaki tampan itu berlalu pergi untuk berangkat bekerja.
Zio yang melihat Rani diam saja, segera turun dari kursi dan berlari menghampirinya.
" Kak lani, kok bengong? Zio kan mau di cuapi kak lani ", rengek Zio sambil menarik ujung kaos yang di pakai Rani.
" Ehh, gimana Zio? Tadi Zio bilang apa, kak Rani enggak denger ", Rani pun segera berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan anak laki-laki gembul itu.
" Ish ish, kak lani cuka melamun cih makana ndak dengel ", sewot Zio sambil berkacak pinggang. Rani yang melihat tingkah menggemaskan Zio tampak tergelak.
" Maaf, kak Rani tadi kurang fokus. Coba Zio ulangi lagi, tadi ngomong apa sama kak Rani ", ucapnya sambil menoel pipi chabby Zio.
" Tadi Zio minta di cuapin kak lani ",
" Oh minta di suapin ", kata Rani manggut-manggut. " Ya sudah ayo kak Rani suapin ", Rani pun segera menggandeng Zio kembali ke meja makan. Rani meminta ijin pada mama Safira untuk ikut duduk di kursi meja makan itu untuk memudahkannya menyuapi Zio. Tentu saja dengan senang mama safira mengijinkannya.
Wanita paruh baya itu tampak senang melihat cucunya begitu dekat dengan Rani. Karena biasanya Zio akan sulit menerima orang asing, dan akan langsung memasang wajah kesal tanda ia tidak suka dengan orang tersebut.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Di kediaman keluarga pak Adi,
Bu salma yang sedang menjahit tampak terkejut melihat kedatangan nyonya Amelia yang sudah berdiri di ambang pintu sambil mengucap salam.
" Assalamu'alaikum ",
" Wa'alaikumsalam ", setelah menjawab salam nyonya Amelia, dengan tergesa bu Salma segera menghampiri wanita tua itu dan mencium tangannya.
" Silahkan duduk nyonya ", ucapnya sambil membuka lebar pintu itu.
Setelah duduk, nyonya Amelia tampak mengedarkan pandangannya seperti mencari sesuatu. " Suamimu mana, kok gak kelihatan ", tanya nyonya Amelia seraya menatap kembali ke arah Salma.
" Mas Bagas ada di belakang nyonya. Sedang memberi makan bebek ",
" Tolong kamu panggilkan suamimu dulu Sal, ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian berdua ", pinta nyonya Amelia.
Dalam hati bu Salma bertanya-tanya, ada hal penting apa yang ingin nyonya Amelia sampaikan. Namun ia tetap bergegas pergi untuk memanggil suaminya. Dari arah belakang tampak pak adi yang sudah mencuci tangan berjalan ke arah ruang tamu.
" Nyonya Amelia ", sapa pak adi seraya menyalami wanita tua itu. " Kata Salma ada hal penting yang ingin anda sampai kan pada kami ", tanya pak Adi setelah duduk di kursi yang berhadapan dengan nyonya Amelia.
" Benar. Ini mengenai putri kalian, Maharani ",
DEG
" Tentang Rani? Ada apa dengan putri kami nyonya? ", tanya bu Salma dengan perasaan yang mulai cemas. Pak Adi juga ikut cemas, namun ia berusaha terlihat tenang.
Nyonya Amelia yang melihat raut kekhawatiran dari pasangan suami istri itu tampak mengulas senyum tipis.
" Rani baik-baik saja, kalian tidak perlu khawatir. Bahkan anak gadis kalian itu sekarang sedang bekerja di rumah putriku yang berada di Jakarta ", jawab nyonya Amelia yang membuat bu Salma dan pak Adi terkejut. Setelah itu nyonya Amelia menceritakan semua kejadian kemarin dengan rinci, tanpa di tambah maupun di kurangi. Setelah nyonya Amelia selesai menceritakan semuanya, raut wajah pak Adi dan bu Salma terlihat berubah lega.
" Terima kasih nyonya, kami merasa jauh lebih tenang jika Rani berada di rumah putri anda ", ucap bu Salma dengan menitihkan air mata. Sejak semalam ia terus memikirkan kebaradaan putrinya. Apalagi Rani belum juga memberikan kabar pada mereka.
" Sama-sama, nanti aku mencoba menghubungi Safira agar Rani segera menghubungi kalian ",
" Iya nyonya, sekali lagi kami ucapkan terima kasih banyak atas kebaikan nyonya ",
" Sama-sama ", jawab nyonya Amelia seraya tersenyum tipis.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Di kantor Gavin,
Lelaki tampan itu rupanya tengah sibuk memeriksa beberapa berkas yang menumpuk di meja kerjanya. Beberapa hari ini pekerjaannya menjadi keteteran karena selalu ia tinggal meeting di luar. Bahkan tadi pagi ia harus mendatangi perusahaan rekan bisnisnya untuk membicarakan proyek baru yang akan mereka garap bersama.
Saat gavin sibuk membaca berkas di tangannya, terdengar ketukan pintu dari luar.
TOK TOK TOK
" Masuk "
CEKLEKK
Muncullah sekretarisnya di ambang pintu sambil tersenyum kaku.
" Pak Gavin, ada nona Vara yang ingin bertemu dengan bapak ",
" Suruh saja dia masuk ", jawab Gavin tanpa mengalihkan perhatiannya pada berkas di tangannya.
" Baik tuan ", jawab sekretarisnya itu. Dan tak berselang lama,
" Sayang ", panggil Vara yang membuat Gavin mendongak menatap pada perempuan cantik yang sudah berdiri di depannya. Penampilan kekasihnya itu terlihat sangat seksi dengan make up yang cukup tebal.
" Ada apa? ", tanya Gavin dengan raut wajah datar. Tentu saja vara merasa kesal dengan sikap dingin kekasihnya itu.
" Sayang, bisakah kau bersikap lembut pada kekasihmu ini ", protes Vara sambil mendudukkan dirinya di kursi depan Gavin dengan kasar.
" Tidak bisa. Kau jangan lupa vara, hubungan kita ini adalah sebuah kerjasama bukan hubungan kekasih sesungguhnya. Jadi jangan menuntut banyak hal dalam hubungan kita ini ", jawab Gavin dengan tatapan dinginnya.
" Tapi, aku terlanjur menyukaimu Vin. Apakah kau tidak ada ketertarikan sama sekali denganku? Lihatlah, aku sangat cantik dan juga seksi. Bahkan aku juga memiliki latar belakang yang bagus untuk bisa bersanding denganmu ", geram Vara yang mulai emosi. Sudah satu tahun lebih mereka menjalin hubungan, namun sikap gavin tetap dingin padanya. Dulu ia fikir, dengan seiring berjalannya waktu, ia bisa menaklukkan hati seorang Gavin. Nyatanya, lelaki tampan itu sama sekali tidak tertarik padanya.
" Sudahlah, aku bosan menjawab pertanyaanmu itu. Sebaiknya kau segera keluar dari ruanganku Vara. Atau... kau lebih memilih mengakhiri kerjasama kita ini ", ancam Gavin yang langsung mendapatkan gelengan dari vara.
" Jangan.... Baiklah, aku akan keluar. Tapi ingat besuk malam kau harus ikut denganku untuk menghadiri acara fashion show ku. Jika tidak, semua orang akan curiga dengan hubungan kita ini ",
" Hemm ", jawab Gavin singkat sambil kembali menekuri berkasnya. Tentu saja hal. itu membuat vara semakin bertambah kesal. Dengan menghentak-hentakkan kakinya, wanita cantik itu pergi begitu saja meninggalkan ruangan kerja Gavin. Tak lupa ia pun menutup pintu itu dengan keras untuk melampiaskan kekesalannya.
BRAKK
" Ckk, perempuan itu memang sangat menyebalkan ", gerutu Gavin sambil memijat pelipisnya.
**********
Jangan lupa like, subscribe, vote dan hadiahnya 😁😁
Terima kasih 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments