Pukul 6 sore Anto muncul di toko untuk menjemput Mira,turun dari motor Anto sudah langsung merentangkan tangannya pada Mira seperti ABG yang sedang kasmaran.
"hadeuh.... Amit amit..." ucap Gia sedikit agak keras,karena memang sengaja agar terdengar.
Lalu Anto mendekat ke arah Gia untuk menyapanya "hai Gi..."
"hem"
"Gia... Mas nya manggil" Mira langsung menegur Gia.
"iya ka... Aku denger! Aku juga udah jawab kok! Pasti denger dia,iya kan?" Gia sengaja langsung bertanya pada yang bersangkutan.
"iya" jawab Anto meski terpaksa.
Malam itu Gia dan Mira sama sama mengunakan motor,bedanya hanya Mira duluan tanpa menunggu Gia dan karena sang kekasih ingin mengajaknya makan terlebih dahulu.
Walaupun Mira pulang lebih dulu tapi tetap saja Gia sampai lebih dulu dari mereka bahkan Gia sempat mandi dan bikin pancake coklat sambil menunggu sang kakak kembali.
Hampir satu setengah jam kemudian,terdengar suara motor di depan rumah,Gia menoleh ke arah jam dinding,22.35
Gia langsung membuka pintu dan menoleh ke arah Anto,lalu menatap kakaknya yang sedang sibuk dengan ponselnya,lalu menatap jam dinding yang memang sengaja di taro di depan rumah.
Anto melihat pergerakkan Gia yang langsung menatap ke arah jam dinding,Anto yang melihat itu langsung tak enak hati.
"sayang... Aku balik aja ya! Udah malam banget."
"lho!!! Kamu gak jadi mampir"
"gak usahlah"
"Yakin?"
"iya...mas balik ya... " pamitnya lalu mengecup kening Mira,tak lupa dia juga berpamitan pada Gia yang sudah berdiri depan pintu,walaupun hanya di jawab dengan sebuah anggukan saja.
"kamu tuh de... Gak boleh galak galak kaya itu!"
"aku aja gak ngomong apa apa ka! Cuma diem aja"
"kamu diem aja orang takut gimana kalau kamu bersuara,orang langsung tobat kali!"
"hahaha ka Mira lucu banget!"
"lagian kamu kenapa mesti kaya gitu sih sama dia,kaya dia pernah ambil pacar kamu aja!"
"di emang gak ambil pacar aku ka! Tapi dia ambil kakak satu satu nya yang aku punya! Kakak ku yang sekarang berubah banget soalnya,jadi kaya terlalu bucin terus jadi kaya lembek banget ga sekuat dulu,jadi bergantung,jadi gak profesional,jadi sering pulang larut" ucap Gia lalu meninggalkan sang kakak yang dam mematung.
'astaga Gi... Apa segitu nya aku berubah dimata kamu???' ucap Mira lirih 'maaf Gi... Maaf...' Mira malah menjadi merasa bersalah ,karena di mata sang adik,orang yang paling terdekat yang dia miliki,dirinya berubah.
Mira menyusul sang adik ke kamarnya,ada perasaan bersalah yang sangat dalam,apa lagi Mira sempat melihat ada air di pelupuk mata sang adik. Gia bukan orang yang bisa menampilkan air matanya,terakhir Mira lihat dia menangis saat sang ibu kembali kepada Bapa di Surga.
"de..." panggil Mira lembut,dia melihat adik nya sudah berbaring dan menutup seluruh badannya dengan selimut.
Gia tak menjawab dia tetap betah di bawah selimut. "de! Kakak tahu kakak salah,kakak minta maaf,kakak gak tahu kalau kamu kehilangan sosok kakak sampai segitunya" ucap Mira lirih,dia menyesal dengan tindakan yang baru saja dia lakukan.
Cukup lama hanya di isi dengan keheningan atau tenggelam dengan pemikiran masing masing sampai akhirnya.
"kakak jauh berubah ka! Kalau memang mas Anto menerima kakak apa ada nya,harusnya kakak gak perlu berubah enjadi kakak yang sekarang! Kakak cukup menjadi kakak yang sebenar benarnya,mungkin Anto ada pandangan lain tetang apa adanya kakak!"
"iya de! Kakak minta maaf ya de"
" aku itu Rindu banget kakak yang dulu,yang selalu sempatin makan malem bareng seminggu sekali makan sama anak anak toko,sekarang kakak malah di pennuhi dengan kegiatan sama ka Anto,tanpa inget sama kita"
"kakak cuma takut kehilangan.... Kakak takut kalau kakak sibuk dengan kegiatan kakak dia malah akan memilih wanita lain yang selalu ada untuk nya setiap waktu"
"kakak kenal mas Anto di saat kakak sudah punya usaha atau kata lain di saat kakak memiliki pekerjaan. Aku yakin sebagai pria dewasa mas Anto pasti paham yang aku maksud ari yang aku bilang barusan! Kalau kakak takut itu terjadi,kakak coba ajak bicara tentang kakak dan kegiatan kakak! Kakak sama dia sama sama orang kerja! Gia cuma mau kakak yang dulu,kakak yang selalu hebat menjalani semuanya. Aku cuma Rindu sama kakak yang dulu!"
"nanti kakak coba bicara ya de... Malam ini kakak tidur di kamar kamu aja ya... Kakak juga jadi rindu banget sama kamu!"
Malam itu Mira benar benar tidur di kamar Gia,dia mencuci muka dan ganti pakaian,lalu menyusul Gia yang sudah lebih dulu di atas ranjang. Terjadi perbincangan kakak dan adik di sana,Mira sangat mengenal Gia,sangat mengenal dan begitu pula sebaliknya.
Mira tahu perubahan dalam dirinya seperti sebuah pukulan untuk Gia,saking tidak pernah melihat anak itu menangis,selain saat pemakaman ibu nya. Jadi jika saat ini anak itu menangis berarti yang telah terjadi sangat berpengaruh dalam hidupnya.
*aku masih rindu banget sama kamu! Tapi adik kamu galak banget,aku sampe ga berani*
itu adalah sebuah pesan yang masuk ke ponsel Mira,membuat pemiliknya senyum senyum sendiri.
*****
Esok harinya Mira benar benar mengatakan apa yang di katakan Gia padanya,awal Anto menolak usul Gia untuk bertemu sekali seminggu,tapi Mira berhasil memberikan pengertian. Mia mengatakan betapa banyaknya pekerjaan yang tertunda belakangan ini,Mira juga mengatakan ingin menjadi apa adanya ,akhirnya Anto pun mendukung setelah mendengar penjelasan yang aku berikan.
"jadi kamu ngajak aku ketemu pagi pagi cuma untuk itu?"
"iya... Karena banyak pembukuan ku yang terbengkalai!"
"aku akan mendukung apapun itu yang demi kebaikan kamu! Aku yakin kok,kamu sendiri yang tahu diri kamu!"
"terima kasih mas..."
"sama sama sayang... Mas juga kira kamu sama kaya wanita lain yang begitu uang nya ada baru pada muncul"
Mira dan Anto sepakat hanya bertemu satu minggu sekali,agar mereka sama sama bisa fokus dengan pekerjaan masing masing,jadi di saat bertemu nanti ada banyak hal yang akan di ceritakan satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments