Lho... Mana ayah nya Rangga?"tanya Gia saat sampai di depan ibu dan anak itu.
"barusan banget jalan" ucap mba Ratmi.
"ini kenapa masak sih mba?" tanya Mira sambil mencium tangan Ratmi lalu bercipika cipiki di ikuti Gia.
"gak apa apa... Tadi mbak bangun cepet terus ayah nya Rangga juga abis belanja makanya sekalian ajalah"
"alesan nya terlalu klasik" ucap Gia menyindir Ratmi dan Ratmi langsung memukul perutnya.
lalu lintas sangat lancar pagi ini karena hari libur dan masih sangat pagi,perjalanan di sis dengan celotehan Rangga yang sangat membuat gemas,apalagi dia begitu akrab dengan Mira dan Gia jadi membuat hangat suasana.
Perjalanan di tempuh selama 1 jam lamanya,awalnya Mira dan Gia akan membawa Rangga ketempat wahana bermain tapi sang ayah menolak karena menurut sang ayah itu terlalu mahal dan tidak membuat Rangga belajar sesuatu.
Akhirnya Gia dan Mira mengajaknya ke cisarua bogor,selain ada kebun binatang,disana juga ada tempat piknik dan ada beberapa wahana permainan yang cukup mendidik.
Mereka sengaja menghabiskan waktu di wahana bermain terlebih dahulu agar bisa melihat binatang menjelang sore dan lagsung kembali ke rumah.
Mereka pulang pukul 5 sore dari cisarua bogor,Gia dan Ratmi adalah orang yang masih bertahan dalam keadaan melek,karena Gia membawa mobil dan Ratmi memang tidak banyak bermain di sana tapi Gia sendiri melihat Ratmi sempat terkantuk.
"tidur aja mba..."
"gak ah... Mba temenin kamu,kasian di tinggal nyetir sendirian"
"hem... Ayah nya rangga udah pulang?"
"udah... Tapi takut dia ketiduran nih!"
"yaudah biarin dia istirahat,aku anter mba nanti sampe rumah,lagian aku belum pernah ke rumah mba juga kan"
"tapi agak kecil rumah ku jalannya,paling muat semobil aja,nanti kalau kita berenti lama lama yang ada kita di marahin orang"
"nanti berhenti depan jalanan nya aja,biar aku bawain barangnya sampai rumah! Gak terlalu jauh kan?"
"gak kok! Deket banget malah... Pokoknya masuk rumah pertama di kaan yang kecill,itu rumah kontrakan mba"
"rumah kita juga ga gede mba" tiba tiba Mira menyahut.
"nyamber aja nih" ucap Ratmi mencubit pelan tangannya Mira.
"mau gantian de?" tanya Mira pada sang adik.
"gak usah ka!"
Perjalanan sampai di rumah Ratmi di iringi dengan percakapan tiga wanita itu,Gia sempat bertanya taya tetang ayahnya Rangga dan pekerjaannya,malam itu mereka baru tahu kalau ayahnya Rangga bekerja di sebuah perusahaan transportasi dan mobil yang suk mba Mira gunakan adalah mobil sepupunya yang kadang di sewa sang suami untuk membawa barang atau perjalanan jauh yang lebih enak di tempuh melalui jalan toll.
"nah... Itu itu yang ada plang A*ua" ucap Mbak Ratmi menyebut salah satu merk air mineral.
"mba gendong dede aja biar kita yang bawa barang" ucap Mira
Mereka turun bersamaan,Mira dan Gia langsung mengambil barang di bagasi belakang,lalu menyusul Ratmi masuk di sebuah jalan di sampingnya. Jalan itu sebenarnya tidak terlalu kecil tapi benar kata mba Ratmi jika ada mobil yang masuk,yang dari arah sebaliknya harus mundur,di tambah ada beberapa mobil yang di parkir di pinggir,mungkin karena jalan ke dalamnya buntu jadi mereka memarkir di bahu jalan tanpa memikirkan penguna jalan yang lain.
"udah disini aja nanti aku bangunin ayahnya Rangga buat bawa masuk"
"aku pamit ya mba..." ucap dua wanita itu sambil mencium tangannya.
"hati hati ya de!" Ratmi mencium kening mereka.
"iya mba"
"kabarin kalau sudah sampai!"
"iya mba..."
"Gia itu ya! Kalau di bilangin kakaknya!" ucap Ratmi kesal.
"astaga... Iya mba Ratmi,yang paling cantik" Gia berbalik lagi dan mencium pipi Ratmi.
*****
Sampai di rumah kedua wanita itu langsung membersihkan dirinya,tidak lupa mereka mengabari Ratmi yang sudah menunggu kabar dari mereka.
'yasudah... Kalian istirahat ya! Jangan bergadang,makasih buat kadonya ya... Ini terlalu banyak sebenarnya,tapi karena niat kalian memberikan kado buat dede jadi mbak terima'
'iya mba... Kita juga makasih mba mau sayang sama kita' ucap Mira sambil mengeringkan rambutnya yang basah.
'makasih juga udah bawel' kali ini Gia menimpali'
'awas ya Gia!! Ketemu lagi mba jewer'
Spontan Gia langsung tertawa mendengarnya,setelah itu mereka saling berpamitan untuk istirahat,Gia mematikan ponselnya dan beranjak kekamarnya begitu pula dengan Mira.
Ponsel Mira ternyata sudah berdering dari tadi ada belasan panggilan tak terjawab dari Anto,sore tadi ponsel Mira mati karena kehabisan daya makanya sebelum mandi dia langsung cas ponselnya,setelah mandi dia keluar dan berbincang dengan Gia,hanya sebelum keluar memang dia sempat menyalakan ponselnya lalu dia tinggal begitu saja.
' ya mas...'
'astaga... Sayang kamu kemana aja?'
'maaf mas,hp ku low tadi sore,terus tadi aku tinggal mandi'
'mas udah mau kabur ke rumah kamu kalau masih gak bisa aku hubungi.'
'gak gitu dong! Ini kan udah malam!'
'Habis kamu gak kasih kabar apa apa dari sore,mas khawatir... Mas rindu de'
'iya mas... Maaf ya! '
'yaudah istirahat gih'
'iya.. Bye mas...'
'bye mir.. Love you' ucap anto yang langsung di matikan Mira,Anto menarik napas panjang sebelum akhirnya dia hembuskan kembali dengan kasar.
*astaga... Untuk gua sayang! Belum selesai gua ngomong udah dia matiin aja!* ucap Anto kesal.*
*****
Esokkan harinya Anto langsung mengajak Mira untuk bertemu,malam setelah Mira selesai bekerja,Anto sudah di beri peringatan pada Gia agar bisa profesional,Mira pun mengatakan demikian karena dari awal mereka dekat pun itu yang Mira tegaskan,tentang profesionalisme pekerjaan mereka masing masing.
Masih sangat jelas diingatan Anto teguran yang di lontarkan Gia saat Anto menjemput Mira dan mengajak Mira keluar disaat jam kerja Mira,walaupun tidak akan ada yang keberatan tapi ada baiknya memberikan contoh yang baik dengan cara yang satu ini.
Flashback on
"mau kemana ka?" tanya Gia pada Mira yang sudah rapi dan dia melihat jam dinding tepat pukul 15.00
"itu ada Mas Anto di depan"
"ini jam berapa ka?"
"Gak apalah de,dikit lagi kok"
"2 jam lagi lho... Kalau emang dilit lagi dia aja yang di suruh tunggu"
"jangan gitu dong de!"
Itu adalah pelanggaran pertama yang Mira lakukan setelah sekian lama menjunjung tinggi profesionalisme pekerjaan.
3 hari kemudian terjadi hal yang sama hanya saja beda jadwal,pagi pagi sekali Mira meminta Gia menggantikannya ke rumah produksi dan membuat beberapa pekerjaan terbengkalai.
Gia sempat menegur Anto pada saat tidak ada Mira saat mereka akan berangkat dan Gia menegurnya lagi saat mereka kembali dan itu pun Gia menegur nya di depan Mira.
Gia tahu Mira jadi merasa tidak enak tapi untuk Gia lebih baik dia menegur saat ada Mira agar ada juga yang menegurnya jika ada kata kata tidak wajar atau tidak pantas yang keluar dari mulut Gia pada Anto.
Flashback off
*****
Pukul 6 sore Anto muncul di toko untuk menjemput Mira,turun dari motor Anto sudah langsung merentangkan tangannya pada Mira seperti ABG yang sedang kasmaran.
"hadeuh.... Amit amit..." ucap Gia sedikit agak keras,karena memang sengaja agar terdengar.
Lalu Anto mendekat ke arah Gia untuk menyapanya "hai Gi..."
"hem"
"Gia... Mas nya manggil" Mira langsung menegur Gia.
"iya ka... Aku denger! Aku juga udah jawab kok! Pasti denger dia,iya kan?" Gia sengaja langsung bertanya pada yang bersangkutan.
"iya" jawab Anto meski terpaksa.
Malam itu Gia dan Mira sama sama mengunakan motor,bedanya hanya Mira duluan tanpa menunggu Gia dan karena sang kekasih ingin mengajaknya makan terlebih dahulu.
Walaupun Mira pulang lebih dulu tapi tetap saja Gia sampai lebih dulu dari mereka bahkan Gia sempat mandi dan bikin pancake coklat sambil menunggu sang kakak kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments